Sumut, S24-Dr Ir Djamester Simarmata yang juga Pengawas Yayasan Peduli Danau Toba (YPDT) tutup usia di Jakarta, Senin (18/3/2024). Kabar dukacita ini diberitahukan Ketua YPDT Maruap Siahaan lewat pemberitaan di DanauToba.org.
"Sekitar satu bulan lalu kami masih membahas sekitar ekonomi KDT (Kawasan Danau Toba). Beliau mengirimkan beberapa tulisannya yang dia sampaikan dalam seminar internasional. Saya pun akhirnya membeli beberapa buku tulisan beliau dan membacanya sedikit, salah satunya money creation development finance, " ujar Maruap Siahaan.
"Intinya membuat uang tanpa harus meminjam uang. Kemandirian dan kreativitas menghasilkan uang. Kami pun pernah menggagas Toba Coin menjadi alat transaksi di Toba yang tidak direduksi oleh inflasi. Beliau tidak sempat menyelesaikan bukunya tentang Pembangunan Ekonomi Kawasan Danau Toba," tambah Maruap Siahaan.
"Beliau selalu ikut dalam sidang gugatan YPDT terhadap Aquafarm dan juga pelaporan Aquafarm Nusantara ke Bareskrim di Jakarta. Dia tidak hanya seorang ekonom besar, tetapi juga guru yang sederhana dan kritis menyikapi arah pembangunan Indonesia," kenang Maruap Siahaan.
Menurut Maruap Siahaan, sosok Dr Ir Djamester Simarmata adalah lugas, kritis dan jujur. "Itulah nilai yang saya dapatkan dari beliau. Kita kehilangan tokoh besar dan panutan bagi generasi muda," katanya.
"Waktu kita memang tidak lama di dunia ini, tetapi yang utama bagaimana meninggalkan warisan berharga supaya generasi berikutnya semakin bermoral, beradab dan bermartabat, hakikinya ETIKA yang kita idam-idamkan. Selamat jalan guru, sahabat dan pengawas YPDT yang kami hormati. Salam," pungkasnya.
Siapa Dr Ir Djamester Simarmata
Mengutip dari sebuah artikel di Kompasiana.com yang dilansir dari situs web staff.ui.ac.id, Simarmata yang bergelar doktor adalah salah satu staf pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi FEUI yang terbilang cukup senior.
Dituliskan bahwa usianya sudah lebih dari 60 tahun, dengan karir dan dedikasi di bidang pendidikan yang sudah tidak diragukan lagi.
Simarmata juga aktif menulis buku yang merupakan rangkuman hasil pemikirannya. Salah satu buku hasil karya beliau adalah buku yang berjudul "Analisa Proyek Publik dan Pemerataan", yang diterbitkan oleh Lembaga Penerbit FEUI pada tahun 1990 dan sudah dicetak hingga edisi ke tujuh.
Dr. Djamester Simarmata hingga saat ini masih aktif mengajar di FEUI untuk beberapa mata kuliah seperti Ekonomi Sektor Publik, dan selain mengajar, beliau juga masih sangat aktif memperhatikan perekonomian dalam negeri, terutama yang berhubungan dengan kebijakan publik.
Nama Simarmata seperti muncul tiba-tiba di publik, ketika dirinya merespon ajakan dari Luhut yang mengutarakan keinginannya untuk bertemu dengan orang-orang yang kerap melontarkan kritik terkait dengan kebijakan utang pemerintah.
Melalui akun Twitter pribadinya, Djamester Simarmata menyanggupi ajakan Luhut Binsar Pandjaitan dan meminta agar segera ditentukan waktunya.
“Caranya gimana? Saya termasuk yang tidak setuju (utang). Tolong ditentukan waktunya, saya persiapkan bahan!”. Sebagai seorang akademisi dan ahli soal ekonomi, Djamester Simarmata dikenal sangat kritis dalam menyampaikan pendapatnya pada sejumlah pihak.
Salah satunya ketika dia mengutarakan bahwa secara teori ekonomi , keliru berlandaskan utang untuk pembangunan. Dasarnya menurut Simarmata, adalah teori pembangunan yang dikembangkan oleh Joseph Schumpeter dan Cina dan Jerman adalah dua negara yang sukses mengembangkan teori tersebut dengan tak mengajukan utang meski tidak memiliki dana.
Apakah pandangan Simarmata ini benar? Masih perlu ditunggu dalam sebuah perdebatan. Apalagi dalam sebuah wawancara yang dilansir dari RMOLNetwork, Simarmata mengatakan bahwa dirinya tidak perlu mempersiapkan apa-apa, karena materi ini sudah disampaikannya sejak 13 tahun lalu.
Menurut saya, akan seru juga melihat keterlibatan Simarmata dalam perdebatan nanti, itu pun jika jadi. Karena hingga saat ini, saya masih ragu perdebatan itu benar-benar akan terlaksana. (S24-AsenkLeeSaragih)
Posting Komentar