Riau, S24-Banjir yang melanda Provinsi Riau telah menelan empat korban jiwa dari sejumlah wilayah. Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sebanyak 17 ribu lebih kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Provinsi Riau. Banjir melanda di sejumlah kabupaten di Riau, di antaranya Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi dan Pelalawan.
Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur, menyebut keempat korban berasal dari Kabupaten Rokan Hilir, Kuantan Singingi (Kuansing), Indragiri Hulu (Inhu), dan Kampar.
“Korban jiwa tidak berdampak langsung ke banjirnya cuma dalam situasi bencana ini ada beberapa, kami data ada empat orang korban jiwa, dari Rokan Hilir, Kuansing dan Inhu, yang terakhir ada di Kampar yang kemarin hanyut di dekat jembatan,” kata Jim Gafur, Jumat (5/1/2024).
Mencegah terjadinya korban jiwa kembali, BPBD Riau mengimbau kepada orangtua untuk memperhatikan anaknya ketika berada di sekitar banjir.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan anaknya jangan sampai terbawa arus karena sudah ada beberapa kejadian yang merenggut nyawa,” ungkapnya.
17 Ribu KK
Jim Gafur yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau ini mengatakan, curah hujan masih cukup tinggi di beberapa wilayah di Riau.
“Memang hujan masih tinggi di wilayah Riau terutama di Rohul, Kampar dan Kuansing. Inilah yang menyebabkan beberapa daerah dilanda banjir,” ujarnya, Jumat sore, (5/1/2024). Jim Gafur menambahkan, dari data yang dirangkum BPBD sebanyak 17 ribu lebih KK terdampak banjir.
“Berdasarkan data kami di tahun 2024 ada sekitar 17 ribuan yang terdampak tapi ini fluktuatif, banjir ini bisa surut dan kita harus mengupdate data yang ada. Saat ini, banjir paling parah melanda di wilayah Rokan Hulu, Kampar, Pelalawan dan Kuantan Singingi," katanya.
“Banjir paling parah di Rokan Hulu, Kampar termasuk juga Pelalawan dan Kuansing, tapi tidak semua kecamatan terdampak. Sementara itu, bantuan sembako dan air bersih sudah disalurkan kepada warga terdampak banjir di Riau," ujarnya.
“Sudah banyak bantuan yang kita salurkan, memang ada bantuan mendesak seperti sembako, air minum dan perahu untuk evakuasi, untuk distribusi bantuan karena memang ada akses jalan yang terputus karena banjir dan memerlukan perahu,” pungkas Jin Gafur.
Antrian Macet Kenderaan 14 KM
Banjir yang merendam Jalan Lintas Timur Riau-Jambi, Kilometer 76, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, sejak Senin 1 Januari 2024 hingga Sabtu (6/1/2024) mengakibatkan kemacetan kenderaan terjebak banjir hingga 14 KM. Kini ketinggian air mencapai 80 cm atau setinggi paha orang dewasa.
Banjir yang berasal dari luapan Sungai Kampar itu membuat ribuan kendaraan roda empat terjebak macet panjang hingga 14 km. Bahkan pemudik yang hendak kembali ke Kota Jambi banyak terjebak banjir dan harus pasrah dengan keadaan. Sebagian memilih jalur Pekanbaru-Bungo lewat jalur tengah dan barat menuju Jambi, Sumsesl dan Lampung.
Banjir Pelalawan merendam jalan lintas di Kabupaten Pelalawan sehinggaada kendaraan roda dua, harus dinaikkan ke dalam bak mobil colt diesel untuk menghindari motor mogok di tengah banjir.
Saat ini, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pelalawan di lokasi mengatur arus lalu lintas agar kendaraan tidak saling berebut melintasi jalan yang dikepung banjir. "Jalan kita berlakukan sistem buka tutup untuk saat ini," ujar Kasat Lantas Polres Pelalawan, AKP Akira.
Pihaknya juga mengimbau pengendara untuk memutar balik kendaraan dan mencari ruas jalan lain. Namun masih banyak pengendara yang nekat menerobos banjir. "Kita juga mengimbau pengendara untuk tidak memaksakan menyebrangi jalan karena ada banjir," pungkasnya
Jasa Mobil Derek
Sementara jasa mobil besar menjadi andalan pengendara yang roda empat atau minibus untuk bebas dari kepungan banjir yang menggenangi Jalan Lintas Timur KM 76, Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Kamis 4 Januari 2024.
Untuk menggunakan jasa mobil dengan bak terbuka ini, pengendara sepeda motor harus merogoh kocek Rp 100 ribu. Sedangkan untuk minibus dikenakan tarif Rp 600 ribu untuk sekali tumpangan.
"Kita kalau pakai motor terobos banjir, pasti tidak bisa karena debit air tinggi, terpaksa gunakan jasa mobil besar," ujar pengendara motor, Rizal.
Rizal mengaku terbantu dengan adanya jasa ini, meski harus mengeluarkan Rp 100 ribu untuk sekali tumpangan. "Sekali tumpangan Rp 100 ribu. Itu sampai ke ujung dan dipastikan tidak ada banjir lagi," pungkasnya.
Di tempat yang sama, pengemudi mobil, Dio, juga menggunakan jasa ini agar dirinya sekeluarga yang menuju Jambi dapat bebas dari banjir. "Kami sekeluarga ingin ke Jambi, jadi dari pada mobil rusak dan mogok di tengah banjir, mending bayar saja Rp 600 ribu," jelasnya.
Sementara saat ini, Satlantas Polres Pelalawan memberlakukan sistem buka tutup di Jalan Lintas Timur Riau-Jambi karena ada banjir di beberapa titik. "Lebih kurang kemacetan panjang mencapai 11 km," tutup Dio. (S24-AsenkLeeSaragih/Berbagaisumber)
Posting Komentar