Banjir Bandang-Longsor Terjang Samosir, Warga Butuh Bantuan Sandang Pangan. |
Samosir, S24-Banjir bandang dan longsor menerjang sejumlah desa di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut). Akibatnya, warga pun harus dievakuasi dan diungsikan. Warga yang mengungsi butuh bantuan sandang dan pangan.
Kasi Humas Polres Samosir Brigadir Vandu Marpaung mengatakan banjir dan longsor itu disebabkan karena hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi. Dia menyebut, hujan telah mengguyur sejak kemarin sekitar pukul 18.30 WIB.
"Pada pukul 18.30 WIB terjadi hujan deras yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor disertai bebatuan yang berjatuhan," kata Vandu kepada wartawan, Kamis pagi (16/11/2023) lalu.
Vandu mengatakan banjir itu terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Harian, yakni di Desa Siparmahan, Desa Dolok Raja, Desa Sampur Toba, dan Desa Turpuk Limbong. Akibatnya, sebagian jalan, jembatan dan rumah warga tergenang banjir.
Dia mengatakan sebagian warga harus mengungsi akibat bencana itu, sedangkan sebagian lainnya memilih untuk bertahan di rumahnya.
Sekitar pukul 23.45 WIB, kata Vandu, pihak kepolisian bersama Bupati Samosir Vandiko Gultom sudah mengecek lokasi banjir. Selain itu, mereka juga telah meninjau lokasi pengungsian warga yang berada di Gereja Katolik Pintu Batu dan Pelabuhan Pintu Batu Desa Rianite.
"Setiba di lokasi pengungsian rombongan Bupati Samosir juga membagikan sembako, pendirian tenda dan menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga pengungsi," jelasnya.
Vandu mengatakan banjir dan longsor itu diduga terjadi akibat penebangan pohon ekaliptus di atas Kenegerian Sihotang. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab banjir dan longsor tersebut .
"Di atas Kenegerian Sihotang baru selesai penebangan pohon ekaliptus, yang tidak menutup kemungkinan sebab air bercampur lumpur dan bebatuan datang dari lokasi tersebut. Sebab tidak ada pepohonan yang dapat menampung air hujan hingga membanjiri lokasi Kenegerian Sihotang, daerah desa terdampak banjir bandang," ujarnya.
Vandu menyebut pagi ini banjir bandang itu sudah surut. Saat ini, pihaknya bersama pemerintah setempat tengah melakukan pembersihan di lokasi banjir.
Dia mengaku sejauh ini pihaknya belum menerima informasi adanya korban jiwa akibat kejadian itu. Namun, Vandu menyebut pihaknya masih melakukan pendataan.
"Saat ini, Polres Samosir sedang melaksanakan pembersihan di lokasi banjir bandang serta melaksanakan pendataan warga untuk pengecekan apakah ada korban jiwa," pungkasnya.
Sementara Anggota Polisi Resort Samosir juga sedang mencari warga hilang. Ada dugaan tertimbun lumpur di dalam rumahnya yang terkena musibah banjir bandang, di Kenegerian Sihotang, Kecamatan Harian, Senin (13/11/2023).
Marhuale Simbolon dan Raun Sitanggang mengunjungi bebrapa lokasi yang terdampak banjir bandang di Sihotang, Rabu (15/11/2023). Sementara Bupati Samosir cepat tanggap berkoordinasi dgn pihak gereja dan para tokoh masyakat.
Marhuale Simbolon juga memberikan sumbangan 10 unit beko (kreta sorong), 10 buah cangkul, dan 10 buah sekop, untuk digunakan membersihkan lumpur yang masuk ke ruangan kelas sekolah SMP N 2 Harian. Ruang kelas yang masih bagus akan dibersihkan secara gotong royong, agar nanti bisa digunakan sebagai tempat mengajar.
Terpisah, Raun Sitanggang khawatir kepada para siswa yang menurutnya masih mengalami trauma akibat bencana itu, untuk itu ia meminta kepada pihak sekolah agar jangan terlalu fokus dulu kemata pelajaran, melainkan memberi motivasi, penyemangat, atau mendatangkan rohaniawan untuk memulihkan psikologis para siswa.
Ketua Pemuda Batak Bersatu (PBB) Samosir juga mengunjungi lokasi rumah yang rusak terdampak banjir bandang di Sihotang. Ia menyatakan bahwa PBB siap berpartisipasi melakukan aksi sosial dengan iklas.
Sedangkan PKB Samosir turut belasungkawa atas hilangnya seorang ibu (60 tahun) akibat banjir bandang di Harian. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Samosir, Pantas Lasidos Limbong dan Pak Naibaho saat mengunjungi rumah korban terdampak. PKB Samosir juga memberikan sumbangan sembako (Beras, Telor, dan Gula) dan uang tunai di tempat pengungsian, Rabu (15/11/2023).
Setiap bantuan bencana yang masuk ke Pintu Batu, diterima dan dicatat ole BPBD. Hingga saat ini bantuan masih cukup, tapi perabotan berupa alat memasak masih kurang, karena masih menggunakan milik warga.
Menurut Linarti Silitonga, Staf BPBD, bantuan makanan cukup untuk pengungsi. Mereka menyiapkan makanan untuk 500 orang pada pagi dan 500 orang untuk siang hari. Sedangkan untuk malam hari bisa mencapai 1000.
"Malam lebih banyak," kata Linarti. Ia berpesan, bagi yang ingin memberi bantuan kalau bisa, bantuan berupa buah-buahan. "Karena sudah tiga hari, anak-anak hingga lansia tidak pernah makan buah. Kita takut mereka kesulitan 'bab'," kata Linarti di dapur umum Pintu Batu, Kamis siang (16/11/2023). (S24-AsenkLeeSaragih)
Posting Komentar