Lubuk Pakam, S24 - Ratusan guru honorer agama Kristen di Deliserdang “menjerit”. Pasalnya sudah tiga tahun Pemerintah Kabupaten Deliserdang Provinsi Sumatera Utara tidak membuka formasi Aparatur Sipil Negara (ASN) pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) khusus untuk guru agama. Padahal mereka sudah belasan tahun mengabdi sebagai guru honorer dengan gaji di bawah Rp 500.000,- per bulan.
Para guru honorer melakukan aksi damai dengan membentangkan spanduk dan poster. Kekesalan mereka berniat melakukan aksi damai yang kedua kali ini, sebab mereka sudah bekerja mengabdi sebagai guru honorer dari 3 tahun, bahkan sampai 20 tahun mengabdi. Dengan mendapatkan gaji hanya Rp 250.000,- hingga ke Rp 500.000,- per bulan.
“Kami dari guru agama Kristen ada sekitar 130 orang terdaftar untuk aksi ini. Apa bedanya kami guru agama dengan guru bidang studi lainnya sehingga mereka saja yang dibuka formasinya. Mulai tahun 2021-2023 tidak ada dibuka formasi guru agama di Deliserdang ini,” ujar kordinator aksi Yarman Gulo menggunakan alat pengeras suara di gerbang Kantor Bupati di Lubuk Pakam, Senin (9/10/2023).
Ia mewakili perwakilan guru honorer agama Kristen di Deliserdang mengaku kecewa pada Pemkab Deliserdang. Sebab mereka sudah bertahun bahkan ada puluhan tahun mengabdi setia mencerdaskan anak murid sebagai guru honorer, namun diabaikan untuk mendapat kesempatan ikut ujian P3K.
“Kami kecewa dengan Pemkab Deliserdang. Kami sudah melakukan aksi 25 September 2023 untuk menuntut membuka formasi guru P3K agama, tapi sampai sekarang tidak ada dibuka. Ini kami duga ada diskriminasi, karena guru agama berhak untuk mendapat P3K yang sudah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik),” tutur Gulo.
Setelah menyampaikan aspirasi dengan penguat suara, perwakilan guru agama Kristen diterima Kadis Pendidikan Deliserdang Yudy Hilmawan dan Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia Deliserdang Abduh Rijali bersama jajaran.
Tampak perwakilan tersebut dikawal Satpol PP Deliserdang dan pihak kepolisian hingga sampai ke ruang rapat staf ahli kantor bupati.
Guru honorer lainnya pada kesempatan itu dipersilakan menyampaikan berbagai aspirasinya. Salah satunya Putriana dari guru agama Kristen di Kecamatan Hamparanperak. Ia mengaku sudah tidak sabar lagi untuk diberikan kesempatan mengikuti tes ujian P3K.
“Saya sudah bolak-balik jumpai bapak (Kabid Ketenagaan Disdik Deliserdang, Jumakir-red) ke kantor. Bapak bilang kami sabar. Kami gak sabar lagi. Saya pribadi gaji honorer di bawah Rp 500.000,- per bulan, kami punya anak untuk dinafkahi pak. Kami juga mau menikmati hidup kayak orang bapak, kalau nasib kami terus begini bagaimana kami mau sejahtera, sementara semua biaya hidup semakin mahal,” keluhnya sedih.
Dia memohon kepada Kadis Pendidikan Deliserdang supaya segera membuka formasi agama supaya mereka mendapat kesempatan untuk mendaftar sesuai ketentuan dan mengikuti seleksi P3K.
Keluhan juga disampaikan guru agama Dame Tarigan dari Kecamatan STM Hulu. Ia mengaku sudah mengajar selama 18 tahun. Gaji ia terima Rp 250.000,- per bulan yang diterima per tiga bulan sekali.
“Sedih kali kami guru honorer agama ini pak. Pulang ngajar saya harus ke ladang untuk nafkahi anak-anak. Saya berjuang itu untuk vitamin anak saya. Kami takut ganti Presiden dan ganti Bupati Deliserdang berganti aturan, hingga untuk pengangkatan P3K tidak ada lagi,” kata Dame sambil menangis.
Hal senada disampaikan guru honorer agama Kristen di Kecamatan Lubuk Pakam, Ronal Saragih , yang menyebut tahun 2021-2023 mereka tak diberi kesempatan mengikuti formasi P3K.
“Kalau ada buka formasi tahun 2024 dibanding tahun 2021 kami sudah ketinggalan jauh. Kita sabar karena guru agama, karena agama kami tidak mau ribut dan harus banyak berdoa. Kami pikir akan diangkat dan pikir positif saja. Kami minta diangkat P3K saja tidak usah tes lagi sebab kuota kami tahun 2021-2023 tidak ada. Jadi baiknya langsung diangkat,” kata Ronal.
Usai menerima aspirasi, Yudy mengapresiasi aksi damai berjalan secara tertib. Dia menilai aspirasi itu dapat dipahami dan memang benar untuk ditunggu formasi tersebut.
“Kami selalu berupaya agar aspirasi ke depannya dapat disahuti pemerintah pusat. Kami Disdik dan BKPSDM Deliserdang sangat konsentrasi untuk persoalan ini ke depannya. Sebelumnya kami sudah diskusi bahwa tahun 2024 formasi guru agama akan kami perjuangkan ke Menpan RB, Menag dan BKN. Artinya yang bapak inginkan itu, sudah dibahas dalam rapat tim,” terang Yudi.
Yudy mengatakan, atas nama Pemkab Deliserdang bersama Abduh Rijali pasti akan mengakomodir aspirasi semua guru agama, baik guru agama Islam, Kristen, Katolik maupun lainnya.
”Mudah-mudahan hasilnya seperti yang kita harapkan bersama. Saya sadar gaji honor pasti tidak memadai, itu bukan berarti jadi patah semangat. Saya apresiasi bapak ibu sudah belasan tahun ibu mengabdi. Kami apresiasi kalian tertib. Kami memahami dan akan kami tampung aspirasi, dan segera dalam waktu dekat kami akan berangkat ke Jakarta ajukan ke Kemenpan RB dan Kemenag untuk aspirasi bapak ibu,” katanya.
Sementara Abduh menyampaikan bahwa ia serius untuk membantu Dinas Pendidikan Deliserdang agar perjuangan aspirasi tersebut dapat terakomodir. Selesai mendapat penjelasan tersebut, para perwakilan aksi menerimanya. Mereka mengajak Yudy untuk menemui guru agama lainnya yang menunggu di luar kantor bupati.
Pada kesempatan itu Yudy menyampaikan ke semua peserta aksi berjanji akan mengajukam formasi guru agama. Sebelum membubarkan diri mereka berfoto bersama dengan Kadis Pendidikan Deliserdang.
Sebelumnya aksi damai yang sama dilakukan guru honorer agama Kristen bersama guru honorer agama Islam pada 26 September 2023. Namun aksi damai kali ini hanya diikuti perwakilan guru honorer agama Kristen saja. (S24/Red).
Posting Komentar