Kepala Desa dan Masyarakat saat meninjau lokasi jalan Desa Parhorasan dan Desa Salaon Tonga Tonga Kec Ronggu Nihuta Kab Samosir Prov. Sumatera Utara. |
Samosir, S24 - Jalan penghubung antara Desa Parhorasan di Kecamatan Pangururan dan Desa Salaon Tonga Tonga di Kecamatan Ronggur Nihuta Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara sangat sulit dilalui sepeda motor dan mobil.
Pasalnya, kondisi badan jalan umumnya tanah sehingga sering berlumpur pada saat musim hujan, ditambah lagi kondisi jalan yang cukup terjal, untuk itu perlu perhatian Pemerintah Kabupaten Samosir.
Informasi itu disampaikan sejumlah warga kepada wartawan koran SIB yang langsung meninjau ke lokasi, Selasa (19/9/2023). Salah seorang tokoh warga yang juga mantan Kepala Desa Parhorasan, Baja Sihotang menjelaskan, ruas jalan itu merupakan jalan baru yang dibuka antara tahun 2007 atau 2008 lalu.
Ironisnya kata Baja Sihotang, hingga kini Pemkab Samosir tidak pernah meningkatkan jalan itu, semisal dengan pemadatan dengan pasir dan batu (sirtu) supaya lebih mudah dilalui. “Padahal jalan ini sangat vital bagi masyarakat untuk berbagai aktivitas sehari-hari.
Anak-anak di desa ini juga harus menggunakan jalan ini sebagai akses lebih cepat untuk berangkat sekolah ke SD, SMP maupun SMA yang ada di desa terdekat dari desa kita ini,” katanya.
Kepala Desa Parhorasan, Bueraja Sihotang yang ikut meninjau lokasi mengatakan pihaknya setiap tahun mengajukan kondisi jalan itu pada Musrembang Tingkat Kecamatan agar diprioritaskan Pemkab Samosir untuk cepat ditangani.
“Setiap tahun kita ajukan, namun hingga kini tidak pernah diperhatikan oleh Pemkab Samosir. Padahal jalan ini merupakan akses bagi anak-anak Desa Parhorasan untuk berangkat sekolah baik SD SMP dan SMA yang ada di Desa Salaon Tonga-tonga,” ujar Bueraja Sihotang.
Hal senada diakui Kepala Desa Salaon Tonga-tonga Polman Malau yang ditemui SIB. Menurutnya, ruas jalan itu panjangnya lebih kurang 500 meter, yang setiap harinya dilalui anak-anak, mau pun berjalan kaki dan sepeda motor menuju sekolah.
Melihat kondisi jalan tanah dan cukup terjal tersebut, banyak orang tua yang langsung mengantar anak-anaknya berangkat ke sekolah, karena takut terjatuh atau kecelakaan.
Polman Malau menambahkan, ada satu jembatan dengan panjang 10 meter yang kondisinya sudah sangat parah, karena jembatan tersebut masih terbuat dari kayu. Hampir semua kayunya sudah lapuk dan berlobang-lobang karena sejak dibuat sampai sekarang tidak pernah diganti.
Selanjutnya dikatakan bahwa Jembatan tersebut juga tidak ada pembatas. “Jadi kalau tidak hati-hati bisa berbahaya terjatuh ke sungai,” kata Malau.
Menurutnya, Mangindar Simbolon dan Rapidin Simbolon saat menjabat bupati sudah mengetahui kondisi jalan itu, namun tidak ada penanganan. “Bahkan Bupati Vandiko T Gultom beberapa waktu lalu ini sudah melihat keadaan jalan saat acara Bunga Desa, namun entah apa alasannya hingga kini tidak pernah diperbaiki atau diperhatikan jalan ini," jelas Polman Malau.
Terpisah, Kepala SMP Negeri Salaon Tonga-tonga Nurdin Sumarno Simanjuntak juga mengatakan, kalau musim hujan banyak murid atau siswa yang tidak masuk sekolah karena kondisi jalan sangat parah tidak bisa dilalui.
Masyarakat sangat mengharap kepada Pemkab Samosir agar memperhatikan kondisi jalan tersebut, agar secepatnya ditangani termasuk jembatan yang ada di desa itu agar menggantikan kayu jembatan, guna mencegah kecelakaan seperti baru-baru ini ada anak SMA yang jatuh dari jembatan, pungkas Simanjuntak. (S24/Red/SIB).
Posting Komentar