. Jambi Siap Kembangkan Desa Wisata Kreatif, Pulihkan Ekonomi Rakyat di Tengah Pandemi

Jambi Siap Kembangkan Desa Wisata Kreatif, Pulihkan Ekonomi Rakyat di Tengah Pandemi

Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH (dua dari kiri) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno (tengah) pada Sosialisasi Keputusan Menteri Desa Kreatif, Festival Kopi dan Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Desa Kreatif dan Inovatif (ADKI) Provinsi Jambi di Gedung Putih Grand Kemas Jambi, Kota Jambi, Rabu (2/3/2022). (Foto : Matra/KominfoJambi). 

(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi siap mengembangkan des-desa kreatif sebagai salah satu upaya mempercepat pemulihak ekonomi rakyat di tengah pandemi Covdi-19 yang masih berkepanjangan. Pemerintahan desa dan generasi muda di Jambi akan didorong menciptakan kreatifitas mengembangkan perekonomian berbasis rakyat, termasuk ekonomi kreatif di dunia pariwisata. 

Hal tersebut dikatakan Gubernur Jambi, Dr H Al Haris, SSos, MH pada Sosialisasi Keputusan Menteri Desa Kreatif, Festival Kopi dan Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Desa Kreatif dan Inovatif (ADKI) Provinsi Jambi di Gedung Putih Grand Kemas Jambi, Kota Jambi, Rabu (2/3/2022).

Menurut Al Haris mengatakan, Pemprov Jambi menyambut baik Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Nomor: KM/107/KD.03/2021 tentang Panduan Pengembangan Desa Kreatif. Keputusan  Menparekraf tersebut bertujuan membangkitkan ekonomi desa, mengurangi kemiskinan serta berkontribusi meningkatkan pendapatan daerah, yakni Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kebijakan tersebut juga, lanjut Al Haris, memberikan harapan baru bagi warga di desa untuk menciptakan inovasi dan kreatifitas yang pelakunya pasti generasi muda.  Pemprov Jambi mengharapkan Jambi memiliki desa-desa mandiri, dengan melibatkan dan mendorong pemerintah desa untuk berani menciptakan banyak hal-hal kreatif dengan melibatkan generasi muda yang ada di desa. 

“Dengan demikian nantinya akan muncul desa-desa kreatif dari para generasi muda yang kreatif,”tambahnya.

Al Haris menjelaskan, Provinsi Jambi saat ini tengah mengembangkan desa-desa wisata yang mempunyai potensi mulai dari wisata alam, buatan dan budaya. Jumlah desa wisata di beberapa kabupaten di Jambi saat ini mencapai 52 desa.  Desa wisata tersebut sebagian berstatus desa rintisan, berkembang dan maju atau mandiri. Pemprov Jambi terus melakukan pemmembinaan dan mengembangkan desa - desa wisata tersebut agar menjadi desa-desa wisata yang maju dan mandiri.

“Kami menyadari, selain pembinaan juga perlu dukungan infrastruktur dasar baik berupa infrastruktur jalan, penyediaan air bersih, penataan kawasan dan infrastrukur pendukung lainnya. Untuk itu, kami mengharapkan dukungan dan sinergi program dari pemerintah pusat dalam pemenuhan infrastruktur dasar tersebut,”katanya.
Situs purbakala Candi Muarojambi, Desa Muarojambi, Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. (Foto : Matra/Ist). 

Candi Muarojambi

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno pada kesempatan tersebut mengatakan, Provinsi Jambi dipilih menjadi proyek karena terdapatnya institusi pendidikan yang menghasikan kreatifitas tinggi. 

“Jadi Jambi ini adalah provinsi yang memiliki sejarah institusi pendidikan tertua di Indonesia, yaitu Komplek Candi Muarojambi dan di sinilah pendidikan yang berbasis pendidikan tinggi yang menghasilkan kreativitas- kreativitas dan imajinasi,”katanya.

Dikatakan, Kemenparekraf  memilih Provinsi Jambi menjadi proyek pengembangan wisata desa mandiri dengan penuh pertimbangan.  Kemenparekraf ingin mengembangkan traces of civilization, yaitu jejak tentang peradaban yang sebetulnya adalah bagian dari pengembangan destinasi super prioritas Borobudur. 

“Tetapi ternyata jejak peradabannya  itu ada di Candi Muarojambi. Di Jambi juga ada beberapa Geopark termasuk Kerinci, di mana ada produk ekonomi kreatif yang kita kenal dengan kopi Kerinci dan juga teh yang diminum oleh Ratu Elizabeth,”jelasnya.

Dikatakan, branding-branding (merk dagang) tersebutah yang akan dikembangkan. Value–value (nilai) inilah yang nantinya akan menjadi destinasi wisata tersendiri, bukan hanya destinasi pariwisata tetapi juga sentra ekonomi kreatif. (Matra/AdeSM). 

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama