Gerakan Peremajaan Sawit Rakyat tersebut ditandai dengan penanaman kelapa sawit serentak secfara virtual di 36 kabupaten, 16 provinsi se-Indonesia. Syahrul Yasin Limpo melakukan penanaman sawit di kebun petani Desa Talang Bukit, Bahar Utara bersama Gubernur Jambi, H Al Haris dan Bupati Muarojambi, Hj Masnah Busro.
Pada
kesempatan tersebut Syahrul Yasin Limpo juga menandatangani pemakaian Gedung Agriculture
Operation Room (AOR) Balai Latihan Pertanian Jambi dan melakukan diksikusi dengan
para penyuluh pertanian seluruh Indonesia secara virtual.
Syahrul
Yasin Limpo pada kesempatan tersebut juga menyalurkan bantuan Pemerintah Pusat
(Kementerian Pertanian) untuk Provinsi Jambi Rp 433 miliar dan Kabupaten Muarojambi
Rp 96 miliar. Bantuan tersebut difokuskan pada peremajaan dan peningkatan
produksi pertanian dan perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit.
Menurut Syahrul Yasin Limpo, ketahanan pangan dapat mempertahankan berbagai demensi atau sektor kehidupan masyarakat, daerah dan negara. Untuk itu para gubernur dan bupati di seluruh Indonesia diharapkan terus menggali inovasi agar terus meningkatkan hasil pertanian dan perkebunan.
“Salah
satu upaya meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan, yakni mengajak mengajak
para petani melakukan peremajaan tanaman mereka agar buahnya lebih banyak. Para
petani jangan dibiarkan mengandalkan penghasilan mereka dari tanaman-tanaman
yang sudah tua, termasuk tanaman kelapa sawit,”katanya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, H Al Haris pada kesempatan tersebut mengatakan, target peremajaan kebun kelapa sawit rakyat di Provinsi Jambi tahun ini mencapai 18.000 hektare (ha). Peremajaan kebun sawit di Jambi sudah hampir mencapai target.
Dikatakan,
hasil pertanian tanaman pangan (padi) dan perkebunan kelapa sawit, karet, kulit
manis dan kopi menjadi penopang utama ekonomi Jambi selama pandemi Covid-19. Ekonomi
petani Jambi tidak terlalu terdampak pandemi karena hasil produksi memadai dan
harga naik.
“Petani
Jambi masih melakukan ekspor hasil pertanian selama Covid-19. Komoditas pertanian
dan perkebunan yang banyak diekspor dari Jambi selama Covid – 19, yakni kopi, kulit
manis, minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO), hasil olahan karet (crumb rubber) dan
sebagainya,”paparnya.
Menurut Al Haris, sektor perkebunan menjadi andalan ekonomi rakyat dan daerah di Provinsi Jambi sejak dulu hingga saat ini. Dari sekitar 5,34 juta ha luas wilayah Provinsi Jambi sekitar 1,93 juta ha (36,18 %) merupakan areal perkebunan. Komoditas tanaman perkebunan di Jambi mencapai 20 jenis.
Sedangkan
komoditas utama perkebunan Provinsi Jambi ada 7 jenis, yakni kelapa sawit,
karet, kelapa dalam, kopi, kulit manis (cassiavera), pinang dan tebu. Luas
areal perkebunan tersebut mencapai 1,92 juta ha.
“Peran
sub sektor perkebunan bagi perekomian rakyat Jambi sangat besar. Sekitar 73 %
dari 7 jenis komoditas unggulan perkebunan tersebut merupakan tanaman
perkebunan rakyat. Perkebunan perusahaanm hanya sekitar 27 %,”katanya.
Al Haris lebih lanjut mengatakan, Pemprov Jambi menjadikan subsektor perkebunan sebagai prioritas utama penopang ekonomi daerah. Sektor perkebunan memberikan kontribusi sekitar 17,8 % pendapatan (Produk Domestik Regional Bruto/PDRB) Provinsi Jambi tahun ini. Nilai PDRB perkebunan tersebut mencapai Rp 37 triliun.
Dikatakan, guna mendukung Gerakan Tiga Kali Ekspor
(Gratieks) yang dicanangkan Pemerintah Pusat, Provinsi Jambi telah terus
mengupayakan peningkatan ekspor komoditas perkebunan. Medio Januari - Juni
2020, Pemprov Jambi telah mengekspor hasil – hsail perkebunan ke Amerika Serikat,
Eropa, Asia, negara Semenanjung Arab. Komoditas perkebunan yang diekspor
mencapai 24 jenis.
“Nilai
ekspor mencapai Rp1,9 triliun. Tingginya ekspor tersebut menempatkan Provinsi
Jambi pada peringkat ketiga mengenai nilai ekspor komoditi perkebunan di
Indonesia. Kami berharap prestasi ini sebagai pemicu agar ekspor Jambi semakin
meningkat di masa datang,”ujarnya.
Menurut
Al Haris, jumlah petani di Jambi yang menggantungkan hidup dari sektor
perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai 228.457 kepala keluarga (KK). Para
petani tersebut menggarap sekitar 1,04 juta ha kebun sawit di 8 kabupaten se-Provinsi
Jambi. Sentra perkebunan kelapa sawit di Jambi, yakni di Kabupaten Muarojambi,
Batanghari, Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo, Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung
Timur. (Matra/S24/Radesman Saragih)
Posting Komentar