Kepala
Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabupaten Kerinci, Radium Halis di
Kerinci, Selasa (9/11/2021) mengatakan,
komoditas tanaman bawang putih semakin diminati petani Kerinci karena cocok
dengan wilayah Kerinci yang berada pada ketinggian 1.500-1.800 meter di atas
permukaan laut (dpl).
Selain
itu, lanjutnya bawang putih lokal Kerinci telah mendapatkan Surat Keputusan (SK)
Pelepasan Varietas Kementerian Pertanian. Berdasarkan SK tersebut, bawang putih
lokal Kerinci atau bawang putih lokal Jangkiriah Adro sudah resmi menjadi salah
satu tanaman unggulan nasional.
“Sertifikat
Kementerian Pertanian mengenai varietas ungul bawang putih Kerinci tersebut
diserahkan Direktur Utama Pertanian Republik Indonesia, Wiji Astuti kepada
Gubernur Jambi, H Al Haris pada pembukaan Festival Kerinci ke-19 di Danau
Kerinci, Kabupaten Kerinci, Minggu (7/11/2021). Selanjutnya H Al Haris menyerahkan sertifikat tersebut kepada Bupati Kerinci Adi Rozal,”katanya.
Menurut
Radium Halis, pengakuan Kementerian Pertanian terhadap kualitas dan keunggulan
bawang putih Kerinci tersebut diharapkan bisa meningkatkan minat masyarakat
untuk menanam bawang putih. Meningkatnya minat petani Kerinci menanam bawang
putih sangat membantu petani meningkatkan penghasilan.
Hal
itu bisa dicapai karena harga bawang putih di Kerinci dan Provinsi Jambi relatif
stabil antara Rp 23.000 – Rp 24.000/Kg. Menjelang Lebaran biasanya harga bawang
putih bisa mencapai Rp 50.000/Kg.
"Kami
berharap, pengembangan pertanian bawang putih di Kerinci bisa menambah
penghasilan petani. Selama ini petani Kerinci lebih mengandalkan pertanian
padi, kopi dan kulit manis sebagai sumber utama pendapatan keluarga. Sebagaian
ada tambahan penghasilan dari tanaman sayuran dan cabai ,”katanya.
Penanaman bawang putih di sentra pertanian hortikultura, Kecamatan Kayuaro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. (Foto : Matra/Ist) |
Keunggulan
Dijelaskan,
bawang putih Jangkiriah Adro Kerinci memiliki beberapa keunggulan, yakni batang lebih kokoh, warna daun lebih tua
(hijau zaitun) dan lebar. Kemudian ukuran siung bawang putih Kerinci lebih
besar dan aroma lebih tajam (menyengat). Keunggulan lain bawang putih Kerinci, diameter
umbi lebih besar, mencapai 4 - 6 Centimeter (Cm), produksi lebih tinggi,
mencapai 10-14 ton/ha dan tumbuh subur )
dan lebih baik pada ketinggian 1 500-1800 meter dpl.
"Dataran
tinggi di Kerinci sangat potensial untuk pengembangan tanaman bawang putih
lokal Kerinci Jangkiriah Adro. Pengembangan bawang putih di Kerinci juga bisa
membantu pemenuhan kebutuhan bawang putih nasional. Dengan demikian impor
bawang putih bisa dikurangi, khususnya untuk kebutuhan Provinsi Jambi dan
provinsi lain di Sumatera,”ujarnya.
Radium
Halis mengatakan, Dinas Pertanian Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Kerinci tahun ini akan mengembangkan pembibitan
bawang putih sekitar satu hectare. Pengembangan pembibitan itu penting agar
petani Kerinci tidak kesulitan mendapatkan bibit bawang putih lokal Kerinci. Selama
ini para petani di Kerinci mendatangkan bibit bawang putih dari luar daerah
dengan harga relatif mahal.
"Kementerian
Pertanian memberikan bantuan pengembangan tanaman bawang putih sekitar 20
hektare (ha) di Kabupaten Kerinci tahun ini. Karena itu pengadaan bibit bawang
putih di Kerinci perlu ditingkatkan untuk mempermudah sekaligus merangsang
petani Kerinci menanam bawang putih,”katanya.
Pelepasan Varietas
Sementara
itu, Kepala Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP)
Kementerian Pertanian, Erizal Jamal mengatakan, pihaknya melepas varietas
bawang putih lokal Kabupaten Kerinci, Jangkiriah Adro setelah komoditas bawang
putih lokal tersebut meraih sertifikat tanda daftar varietas lokal secara resmi
dari PVTPP Kementerian Pertanian.
Dikatakan, pengembangan bawang putih lokal Kerinci mendapat dukungan Kementerian Pertanian dalam rangka mengupayakan swasembada bawang putih nasional 2021. Kendala yang dihadapi para petani di berbagai daerah, ternasuk di Kerinci mengembangkan bawang putih, yakni kesulitan mendapatkan benih. Karena itu pengembangan benih bawang putih lokal Kerinci yang memiliki beberapa keunggulan perlu terus dikembangkan.
“Kami
berharap bawang putih Kerinci yang lebih besar – besar umbinya atau hampir sama
dengan bawang putih impor dari Tiongkok bisa dikembangkan lebih luas dan cepat.
Produk unggulan bawang putih Kerinci juga kami harapkan bisa menjadi bibit
unggul bawang putih nasional,”ujarnya.
Erizal
Jamal mengakui keunggyulan bawang putih Kerinci setelah melihat hasil panen dan
pengujian laboratorium pertanian. Bawang putih Kerinci memiiki umbi yang besar,
daunnya lebih kokoh dan lebih resisten (tahan) terhadap serangan cendawan
penyebab mati pucuk daun dan busuk umbi.
“Ukuran
umbi bawang putih Jangkiriah Adro yang besar membuat pengupasannya lebih mudah.
Makin banyak bawang putih Jangkiriah Adro yang digunakan, masakan makin harum
dan gurih. Rasa bawang putihnya juga kuat serta aroma dan rasa lebih kental
dengan sensasi pedas,”katanya.
Hasil
Optimal
Secara
terpisah, petani bawang putih Kecamatan Kayu Aro Barat, Kerinci, Kuswandi
mengatakan, menanam bawang putih unggul jenis Jangkiriah Adro lebih mudah karena
lebih tahan serangan hama. Kemudian hasil panen bawang putih Jangkiriah Adro
cukup optimal.
“Hasil
panen bawang putih Jangkiriah Adro yang kami tanam selama ini relative optimal.
Panen di musim hujan saja bisa menghasilkan 9 – 10 ton/ha. Jika perawatan
optimal dan panen tidak sedang musim hujan, hasil panen bisa mencapai belasan
ton per hektare,”katanya.
Kuswandi
mengatakan, kendala yang dihadapi petani mengembangkan bawang putih di Kerinci,
antara lain pemasaran hasil panen yang masih sering sulit. Hal tersebut
dipengaruhi bawang putih impor yang masih terus membanjiri pasar di Kabupaten
Kerinci dan Provinsi Jambi.
“Biasanya
produk bawang putih lokal Kerinci asih kalah bersaing dengan bawang putih impor
di pasaran, baik di Kerinci maupun di berbagai kota dan kabupaten di Provinsi
Jambi. Karena itu kami berharap dinas dan instansi terkait dapat membantu pemasaran
produk bawang putih Kerinci dan mengurangi bawang putih impor di pasaran Jambi,”katanya.
Tetap
Andalan
Bupati
Kerinci, H Adi Rozal mengatakan, komoditas pertanian tanaman pangan dan
hortikultura tetap dijadikan andalan menopang perekonomian petani di Kerinci
menghadapi dampak pandemi Covid-19. Baik itu tanaman padi, sayuran, cabai,
termasuk bawang putih.
Hasil
komoditas perkebunan kopi dan kulit manis tidak bisa sepenuhnya diandalkan
menopang ekonomi petani Kerinci di masa pandemi ini karena pemasaran masih relatif
terbatas akibat pembatasan kegiatan ekonomi. Kemudian komoditas kopi dan kulit
manis bukan kebutuhan pokok sehari-hari. Namun hasil tanaman padi, sayuran dan
rempah-rempah merupakan kebutuhan sehari-hari yang pemasarannya masih tetap lancar
dan harga relative stabil di tengah pandemi.
“Meskipun
pandemi sudah lebih satu tahun memukul perkonomian rakyat dan daerah, kami
tetap berupaya mempertahankan ekonomi rakyat atau petanidengan mengembangkan pertanian pertanian tanaman pangan, hortikultura dan peternakan. Sektor
pertanian pangan tersebut kami prioritaskan karena produknya sangat mendapat
pasar guna memenuhi kebutuhan pangan rakyat di tengah kondisi sekarang ini,”katanya.
“Produk
bawang putih sendiri yang saat ini dikembangkan di Kerinci juga sangat
dibutuhkan masyarakat karena hingga kini pasar lokal masih banyak yang
tergantung pada bawang putih impor. Kami berusaha agar Kerinci mampu swasembada
kebutuhan pangan dan bisa memasok kebutuhan pangan untuk berbagai daerah di
Provinsi Jambi,”katanya.
Dikatakan,
produksi pangan andalan di Kerinci selama ini cukup banyak, di antaranya padi,
kentang, cabai dan tanaman hortikultura lainnya. Kabupaten Kerinci termasuk
salah satu daerah yang memiliki produksi padi sawah tertinggi di Provinsi
Jambi, yakni mencapai 200.000 ton/tahun. Sedangkan luas panen padi di Kerinci
saat ini mencapai panen 13.000 ha. Kemudian luas tanaman kentang di Kerinci
mencapai 4.482 ha dengan produksi sekitar 76.477 ton/tahun dan produktivitas rata
– rata 17,06 ton/ha.
“Jadi
pertanian tanaman pangan dan hortikultura tetap kami andalkan untuk
menyelamatkan ekonomi54.359 kepala keluarga (KK) petani Kerinci di tengah
pandemi ini. Untuk mengembangkan potensi pertanian tanaman pangan dan
hortikultura tersebut, kami tetap membutuhkan bantuan Pemerintah Pusat dan
Provinsi Jambi. Baik itu bantuan permodalan petani, pengadaan bibit, alat-alat
pertanian, pupuk dan pemasaran,”paparnya. (Matra/Radesman Saragih)
Posting Komentar