Menurut Nyepin Purba, kebersamaan sangat dibutuhkan demi kelancaran kegiatan suatu organisasi, baik organisasi social maupun keagamaan. Namun akibat pandemi yang melanda dunia, Tanah Air dan daerah, kebersamaan tersebut sempat sulit dijalin. Pembatasan kegiatan masyarakat membuat pertemuan-pertemuan sangat dibatasi demi memutus rantai penularan Covid-19.
Kondisi tersebut juga sangat dirasakan Pemuda (Namaposo) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Jambi, Kota Jambi. Akibat pembatasan kegiatan sosial kemasyarakatan selama pandemi berbagai kegiatan pelayanan Pemuda GKPS Jambi nyaris terhenti. Kegiatan kerohanian dan sosial, khususnya kesenian, olah raga dan pelayanan (diakonia) tidak bisa dilaksanakan PGKPS Jambi selama pandemi. Hal tersebut membuat keakraban dan upaya menyatukan perbedaan di antara PGKPS Jambi kurang bisa dilakukan secara intensif.
Peluang PGKPS Jambi merajut kembali kebersamaan terbuka kembali menyusul melandainya kasus Covid- 19 di Jambi. Kasus Covid-19 di Jambi yang turun drastis dari angka ratusan ke angka puluhan sejak awal Oktober lalu membuat PGKPS Jambi bisa menggelar retreat (penyegaran) sekaligus menjalin keakraban.
Retreat Namaposo (Pemuda) GKPS Jambi di Pelita Community, Desa Tangkit, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Sabtu-Minggu (16-17/10/2021). |
Sabtu Ceria
Retreat Pemuda GKPS Jambi tersebut diawali dengan kegiatan pelepasan di Gereja GKPS Jambi, Sabtu (16/10/2021) pukul 11.30 WIB. Pelepasan dilakukan Pendeta GKPS Resort Jambi, Pdt R Tondang, STh, Sekretaris Jemaat GKPS Jambi, St JH Karo-Karo, SP, Pembimbing Pemuda GKPS Jambi), St R E Purba, SE dan beberapa orang anggota Majelis Jemaat GKPS Jambi.
Suasana kebersamaan sudah tampak pada saat keberangkatan ini. Para peserta bernyanyi bersama untuk menghilangkan rasa bosan selama di perjalanan. Begitu juga dengan kelakar dari beberapa peserta yang menambah keseruan selama perjalanan menuju penginapan.
Setiba di lokasi, langsung dilakukan pembagian kelompok kamar agar peserta bisa istirahat sejenak dan bersiap-siap untuk kegiatan selanjutnya. Hari sudah siang dan perut pun mulai lapar para peserta segera menuju ruang makan untuk makan siang bersama. Setelah makan siang, para peserta kembali ke kamar dan bersiap-siap untuk mengikuti ibadah pembuka yang dilaksanakan di ruang aula. Acara kebersamaan Pemuda GKPS Jambi ini dibuka dengan ibadah yang dipimpin Pendeta GKPS di Resort Jambi, Pdt F D Malau, STh.
Rasa lelah selama perjalanan dari Kota Jambi menuju tempat retreat di tengah kawasan kebun karet dan sawit tersebut tidak membuat para Pemuda GKPS Jambi Lelah. Mereka tetap serius dan semangat mengikuti ibadah. Rasa lelah selama perjalanan itu pun semakin hilang dengan adanya games indoor (permainan dalam ruangan) yang dilakukan setelah ibadah pembuka. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok.
Seluruh peserta mengikuti berbagai games dengan penuh tawa dan semangat. Suara-suara teriakan dari peserta semakin menambah keseruan dalam games tersebut. Setelah games selesai, seluruh peserta diberikan waktu untuk istirahat sampai waktunya makan malam tiba. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Seluruh peserta segera menuju ruang makan untuk makan malam.
Diskusi
Setelah makan malam, dilanjutkan dengan kegiatan small group (kelompok kecil). Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan melakukan sharing (berbagi informasi) Para peserta diminta memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian berdiskusi mengenai acara kebersamaan yang sudah berlangsung. Pemuda GKPS Jambi diharapkan bisa meningkatkan kebersamaan pemuda dan komitmen/peran pelayanan setelah mengikuti diskusi tersebut.
Hasil diskusi salah satu kelompok Pemuda GKPS Jambi pada kesempatan tersebut menyimpulkan keakraban PGKPS Jambi sangat penting, permainan menyenangkan. Kemudian perjalanan dari Kota Jambi ke lokasi reatret menggunakan truk juga mengesankan. Selain itu, lokasi retreat cukup nyaman dan retreat membuat para anggota PGKS Jambi semakin mengenal satu sama lain.
Acara kebersamaan yang mereka pikirkan sebelumnya pun di luar ekspektasi. Mereka mengira bahwa acara ini akan terasa sepi. Ternyata dengan 44 orang pun sudah seramai dan semeriah ini. Terkhusus untuk yang baru bergabung menjadi anggota PGKPS Jambi, mereka mendapatkan teman baru dan pengalaman baru dalam acara kebersamaan ini.
Mereka berharap, dengan adanya kegiatan ini, PGKPS Jambi bisa semakin kompak satu sama lain. Sementara itu, mengenai komitmen dan peran yang diinginkan dalam Seksi Namaposo GKPS Jambi ini, beberapa orang mengatakan mereka siap bergabung untuk melayani di Seksi Namaposo GKPS Jambi. Baik itu dalam pelayanan gereja maupun ibadah di rumah-rumah, seperti memawa genda (votum), doding (nyanyian) dan pemusik.
Retreat Pemuda GKPS Jambi tersebut semakin afdol (terasa bermakna) ketika dilakukan acara api unggun. Setelah acara sharing session selesai, peserta menuju lapangan untuk mengikuti kegiatan malam api unggun. Dalam acara ini, setiap kelompok diminta untuk menampilkan talenta-talenta yang mereka miliki, seperti bernyanyi dan bermain musik. Berbagai lagu pujian yang dinyanyikan oleh seluruh peserta membuat suasana malam tersebut penuh sukacita.
Malam semakin larut dan api unggun pun mulai padam, seluruh peserta menuju kamar masing-masing untuk istirahat. Ada juga beberapa pemuda yang memanfaatkan waktu tersebut untuk “malam mingguan” di tengah angin sepoi-sepoi dan malam yang terasa dingin.
Minggu Ceria
Tak terasa malam pun berlalu di lokasi retreat. Pukul 05.00 WIB terdengar suara sang coordinator retreat di lapangan membangunkan para peserta untuk melakukan saat teduh. Setelah saat teduh, peserta mempersiapkan diri dan memakai pakaian bagusnya untuk mengikuti ibadah Minggu yang dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB. Sebelum ibadah, tak lupa sarapan agar pada saat ibadah punya energi dan bisa fokus untuk mendengarkan firman Tuhan.
Ibadah Retreat PGKPS Jambi siang itu dibawakan oleh Pdt F D Malau, S.Th. Firman Tuhan yang menjadi khotbah dalam ibadah Minggu, sekaligus subtema acara kebersamaan ini terambil dari 1 Korintus 12:12: “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”.
Dalam renungannya, pemuda/pemudi diingatkan agar bisa saling mengenal, menerima, menghargai, dan mengakui orang lain. Seperti subtema yaitu menjadi satu tubuh di dalam Kristus, demikian pula hendaknya pemuda selalu bersama dan bahagia, semakin kompak, bersama-sama tumbuh di dalam kasih Tuhan dan mau melayani Tuhan di tengah-tengah gereja dan di manapun mereka berada.
Lestarikan Budaya
Berbeda dari acara kebersamaan tahun-tahun sebelumnya, kegiatan Retreat PGKPS Jambi kali ini melaksanakan kegiatan menarik, yakni belajar membuat makanan khas Simalungun, dayok binatur (ayam yang dimasak dan disajikan dengan susunan teratur) dan nitak siang-siang (kue berbahan tepung beras yang diolah sedemikian rupa tanpa dimasak dan aman dikonsumsi. Kegiatan belajar membuat kuliner tradisional Simalungun tersebut bertujuan agar anak-anak muda Simalungun yang lahir di perantauan, khususnya di Jambi tidak lupa budaya daerahnya.
Setelah ibadah Minggu, seluruh peserta menuju ruang dapur/makan untuk mengikuti praktik membuat makanan khas Simalungun. Materi pembuatan dayok binatur dan nitak ini disampaikan oleh mantan Wakil Ketua GKPS Resort Jambi St R Saragih, S.Sos. Sebelum melaksanakan praktek pembuatan dayon nabinatur dan nitak siang-siang, St R Saragih terlebih dahuli menjelaskan makna dan filosopi dayok nabinatur dan nitak siang-siang.
Dikatakan, dayok nabinatur dan dayok nabinatur termasuk makanan adat Simalungun yang hingga kini masih tetap dilestarikan. Dayok nabinatur saat ini disajikan dalam pesta-pesta keluarga, perkawinan, memasuki rumah baru, pangapohon (penghiburan),memberangkatkan anak merantau, pesta-pesta gereja gereja.
Dayok nabinatur disajikan sebagai lambang hidup dengan terarur sesuai kebeneran firman Tuhan dan nilai-nilai kebaikan budaya Simalungun. Kemudian nitak memiliki makna hidup alami dan sehat disertai dengan hati yang tukus ikhlas
Pembuatan nitak dilakukan oleh peserta perempuan. Nitak merupakan makanan khas Simalungun dengan bahan dasar tepung beras. Nitak makanan unik karena hampir semua bahan yang digunakan adalah bahan mentah. Bahan yang digunakan yaitu tepung beras, gula merah, lada hitam, kencur, kelapa parut, dan garam.
Semuanya dicampur menjadi satu sehingga menghasilkan rasa manis, gurih, dan hangat. Makanan ini biasanya disajikan saat acara pesta pernikahan, memasuki rumah baru, dan acara adat lainnya. Untuk acara pernikahan, sehari setelah pesta hal pertama yang dilakukan pengantin wanita adalah membuat nitak, untuk diberikan kepada mertuanya (keluarga pengantin pria).
Materi kedua yaitu pembuatan dayok binatur, yang dilakukan oleh peserta laki-laki Dayok binatur merupakan makanan khas Simalungun yang berbahan dasar ayam kampung yang dimasak dengan ciri khas yang berbeda-beda di tiap daerah di Simalungun. Ayam yang Bumbu-bumbu yang digunakan adalah jeruk nipis, lada, serai, jahe, kencur, kemiri, bawang merah, cabai rawit, mentega, dan garam.
Hal unik dari makanan ini adalah saat penyajiannya. Potongan ayam yang telah dimasak tersebut disusun/diatur sedemikian rupa, sesuai bagian dayok binatur. Kuliner ini disuguhkan saat acara-acara syukur (pernikahan, ulang tahun, dan sebagainya). Dayok binatur memiliki makna yang sangat baik. Ketika seseorang diberikan dayok binatur, maka ada doa, harapan, berkat, wujud terima kasih, dan agar orang tersebut memiliki keteraturan dalam hidup.
Semua anggota PGKPS Jambi, baik perempuan dan laki-laki yang mengikuti retreat sangat antusias membuat nitak dan dayok binatur ini. Semuanya saling bekerja sama untuk menghasilkan nitak dan dayok binatur yang lezat.
“Panggi (paman), nitaknya sudah jadi. Sudah bisa dapat jodoh belum?”, ujar salah satu gadis Simalungun kepada pemateri. Semua peserta pun tertawa mendengarnya. Siapa sangka, ternyata pria-pria tampan dan wanita-wanita cantik Simalungun yang lahir dan besar di tanah rantau ini bisa membuat makanan daerahnya dengan hasil yang cukup memuaskan. Luar biasa.
Para pemudi Namaposo (Pemudi) GKPS Jambi antusias manduda (menumbuk) pada praktek membuat nitak (kuliner Simalungun) mengisi kegiatan Retreat Namaposo (Pemuda) GKPS Jambi di Pelita Community, Desa Tangkit, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Sabtu-Minggu (16-17/10/2021).
Belajar memang menguras energi, apalagi belajar memasak, Untuk mengisi energi sebelum melakukan kegiatan selanjutnya, seluruh peserta makan siang bersama, sambal menikmati nitak dan dayok binatur yang telah mereka buat. Acara dilanjutkan dengan games outdoor. Seluruh peserta menuju lapangan untuk mengikuti games.
Walaupun cuaca sempat hujan, tidak menjadi halangan bagi pemuda GKPS Jambi untuk bersama-sama mengikuti dan menikmati games. Tampak keceriaan dan kehebohan selama games berlangsung. Games outdoor ini tak kalah seru dengan games indoor yang dilakukan di hari Sabtu. Banyak kejadian lucu dan tak terduga. Alhasil, tawa riuh berkumandang di sepanjang games ini. Tak terasa hari pun sudah sore, saatnya kembali ke rumah masing-masing. Acara kebersamaan ini ditutup dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh St. R. E Purba, S.E.
Terpujilah Tuhan, karena atas penyertaan-Nya acara kebersamaan ini boleh berjalan dengan baik dan menjadikan Namaposo GKPS Jambi satu di dalam kasih-Nya. Semoga dengan adanya acara ini, dapat membawa rasa persaudaran, semakin saling mengenal dan mengasihi di antara sesama pemuda GKPS Jambi, selalu bersama dalam situasi apapun, serta semakin banyak yang ingin melakukan pelayanan di tengah-tengah gereja. Semangat, bersyukur, dan bahagia selalu. Tuhan memberkati. ***
Penulis : Ruth Sandra
Editor : Radesman Saragih
Posting Komentar