. Kabupaten Bungo Berusia 56 Tahun, Bangkit Menjadi Pusat Produksi dan Investasi Terdepan Jambi

Kabupaten Bungo Berusia 56 Tahun, Bangkit Menjadi Pusat Produksi dan Investasi Terdepan Jambi

Gubernur Jambi, H Al Haris (dua dari kanan) memotong nasi tumpengpada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Kabupaten Bungo di Gedung DPRD Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Selasa (19/10/2021). (Foto : Matra/Kominfo)

(Matra, Jambi) – Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi yang genap berusia 56 tahun, Selasa (19/10/2021) telah berkembang menjadi pusat produksi, ekonomi dan investasi terdepan di wilayah barat Provinsi Jambi. Daerah yang memiliki luas wilayah sekitar   4.659 kilometer persegi (Km2) dengan jumlah penduduk sekitar  374.337 jiwa ini kini menjadi salah satu andalan Provinsi Jambi menghasilkan rupiah dan dolar.

Kabupaten Bungo yang merupakan jalur utama ekonomi Jawa – Lampung - Sumatera Barat dan Palembang, Sumatera Selatan - Kota Jambi – Padang memiliki kekayaan potensi alam yang kaya dan infrastruktur yang memadai. Bahkan saat ini Kabupaten Bungo menjadi incaran investor di bidang perkebunan kelapa sawit, karet dan batu bara.  Kemudian KabupatenBungo juga menjadi salah satu daerah pemasok pangan di Provinsi Jambi.

Gubernur Jambi, H Al Haris pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Kabupaten Bungo di Gedung DPRD Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Selasa (19/10/2021) mengatakan, Kabupaten Bungo saat ini menjadi katalisator dalam pembangunan kewilayahan sekaligus sebagai simpul logistik wilayah barat Provinsi Jambi. Kabupaten Bungo menjadi pusat pertumbuhan produksi, sentra ekonomi dan penyokong pangan Provinsi Jambi.  

Selain itu Kabupaten Bungo juga kini menjadi pusat perdagangan baru di Jambi karena memiliki akses yang dekata dengan Lampung dan Padang. Perkembangan pesat pembangunan ekonomi Kabupaten Bungo tersebut didukung ketersediaan jalur tarnsportasi Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Sumatera dan bandara. Kabupaten Bungo juga kini menjadi salah satu pusat layanan kesehatan wilayah barat Jambi karena memiliki rumah sakit yang baik.

“Saya kira Bungo bagian wilayah barat yang terdepan. Daerah ini dapat menjadi katalisator pembangunan kewilayahan sekaligus sebagai simpul logistik wilayah barat. Di masa mendatang sinergi Pemerintah Kabupaten Bungo dengan DPRD Bungo, masyarakat dan pihak swasta akan mempercepat kemajuan pembangunan daerah ini. Geliat pembangunan Bungo akan semakin melesat, investor pun akan semakin banyak yang masuk ke daerah ini,”paparnya.

Al Haris pada kesempatan tersebut mengharapkan, pembangunan di Kabupaten Bungo hendaknya tetap memperhatikan kepentingan rakyat, bukan kepentingan investor semata. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Bungo perlu bekerja sama denganPemerintah Provinsi Jambi mengemban misi pembangunan Jambi MANTAP (Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Amanah dan Profesional).

Melalui program pembangunan Jambi MANTAP, Kabupaten Bungo Bersama – sama Pemprov Jambi dan kabupaten/kota lain di Jambi dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan, anak terlantar, lanjut usia, penyandang disabilitas. Kemudian Kabupaten Bungo juga dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat di desa-desa dan kelurahan melalui pemberian bantuan modal kerja.

“Kami juga berharap Kabupaten Bungo turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama guru-guru dan dosen serta memperbanyak akses internet ke desa-desa. Salah satu hal penting untuk memajukan Pendidikan di desadesa melalui e-learning (belajar secara online) dengan memperbanyak akses internet ke desa-desa,”ujarnya.

Gubernur Jambi, Al Haris (dua dari kiri) didampingi Bupati Bungo, H Mashuri (kiri) dan Wakil Bupati Bungo, Syafruddin Dwi Aprianto  (kanan) panen raya cabai merah keriting di Desa Muko-muko,  Bathin VII, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Kamis (26/8/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi)

Peluang Investasi

Sementara itu Bupati Bungo, H Mashuri pada kesepatan patan tersbeut mengatakan, Kabupaten Bungo memiliki peluang investasi yang cukup menarik bagi para investor dalam dan luar negeri. Daerah tersebut memiliki potensi di bidang yakni perkebunan karet dan kelapa sawit, peternakan, budidaya perikanan air tawar, tanaman pangan dan holtikultura, pertambangan dan pariwisata.

Dikatakan, Kabupaten Bungo yang memiliki 12 kelurahan dan 153 desa di 17 kecamatan saat ini memiliki lahan perkebunan sekitar 147.594 hektare (ha) atau 31 % dari luas wilayah Bungo. Lahan perkebunan yang telah diolah menjadi perkebunan karet dan sawit baru mencapai 46.494 ha.

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Bungo mencapai sawit 11.542 ha dengan 120.000 ton/tahun. Kemudian luas kebun karet mencapai 98.220 ha dengan produksi 60.000 ton/tahun. Kabupaten Bunvgo juga memiliki industry pengolahan karet (crumb rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

“Jadi Kabupaten Bungo masih memiliki potensi pengembangan investasi perkebunan karet danswit dengan luas areal sekitar 101.096 ha. Kami mempermudah investor menanamkan investasi di Bungo melalui penyederhanaan pengurusan izin usaha,”katanya.

Dijelaskan, Kabupaten Bungo juga memiliki potensi besar di bidang pertanian tanaman pangan. Saat ini Bungo memiliki luas sawah 7.120 ha dengan produksi padi 52.921 ton/tahun. Kemudian produksi kedalai di Bungo mencapai 1.435 ton/tahun, kacang tanah 659 ton/tahun dan jagung 16.162 ton/tahun. Total areal tanaman pangan di Bongo mencapai 377.000 ha.

“Melalui penambahan luas lahan dan penerapan teknologi pertanian, produksi tanaman pangan tersebut akan terus ditingkatkan. Target pengembangan produksi padi di Bungo mencapai 123.60 ton/tahun, kedelai 1.136 ton/tahun, kacang tanah 217 ton/tahun dan jagung 11.135ton/tahun,”katanya.

Batu Bara

Menurut H Mashuri, Kabupaten Bungo juga memiliki komoditas andalan di sector pertambangan, yakni batu bara. Kualitas baru bara di Bungo cukup baik. Batu bara di Bungo memiliki kandungan antara 5.000 - 7.300 kalori. Pertambangan batu bara tersebut kini sudah diolah beberapa perusahaan. Bahkan Kabupaten Bungo menjadi salah satu pordusen batu bara terbesar di Sumatera saat ini.

Kemudian lanjutnya, Kabupaten Bungo juga memiliki potensi pertambangan emas, baik emas primer dan emas sekunder. Pertambangan emas di daerah itu terdapat di Kecamatan Rantau Pandan dengan cadangan sekitar 140 ton, Pelepat (870 ton), Limbur Lubuk Mengkuang (250 ton), Tanah Sepenggal (100 ton), Pelepa tIlir (80 ton) dan Jujuhan (110 ton).

Sedangkan potensi minyak bumi di Kabupaten Bungo juga cukup besar yang belum dieksploitasi. Daerah tersebut memiliki kandungan minyak bumi lumayan. Potensi lokasi pengeboran sumur minyak di Bungo saat ini ada sebanyak 19 lokasi.

 Menurut H Mashuri, Kabupaten Bungo juga memiliki potensi besar di bidang pariwisata. Daerah tersebut memiliki beberapa objek wisata menarik yang selama ini sudah banyak dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. Di antaranya, Taman Ria Semagi, Taman Kota Muara Bungo, Taman Hijau Muara Bungo dan Semagi Waterpark.

Kemudian ada Air Terjun Tegan Kiri, Air Terjun Tujuh Tingkat, Sumber Air Panas, Dam Tapus Tanah TUmbuh, Sungai Tembulun dan Wisata Alam Pulau Cinto, Gelago Buto dan Tempa Pemandian Lubuk Beringin.

“Kami sangat mengharapkan kehadiran investor agar potensi-potensi sumber daya alam di daerah ini bisa dimanfaatkan untuk memajukan perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bungo masih harus terus memacu pembangunan agar bisa mengatasi kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan di Bungo masih mencapai 5,6 %,”katanya. (Matra/Radesman Saragih)


Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama