. Hari Kopi Sedunia, Petani Kopi Kerinci Tanam 600 Bibit Pohon Alpukat di Kawasan TNKS

Hari Kopi Sedunia, Petani Kopi Kerinci Tanam 600 Bibit Pohon Alpukat di Kawasan TNKS

Manajer Program Kopi & PES Rikolto Indonesia, Surya Meihdhy (kiri) dan Manajer Sucafina untuk Indonesia dan Timor Leste, Daniel Shewmaker (kanan) melakukan penanaman bibit alpukat pada peringatan Hari Kopi Sedunia di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jumat (1/10/2021). (Foto : Matra/Rikolto)

(Matra, Jambi) – Para petani kopi di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi terus meningkatkan kepedulian dan komotmen mereka mengembangkan perkebunan kopi dengan konsep pertanian berkelanjutan. Salah satu kepedulian tersebut melakukan penghijauan di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Kerinci. 

Bertepatan dengan peringatan Hari Kopi Sedunia yang jatuh pada Jumat, 1 Oktober 2021, sekitar 387 keluarga petani kopi Kerinci yang tergabung dalam Koperasi Koerintji Barokah melakukan penanaman sekitar 600 batang bibit pohon alpukat di kawasan TNKS. 

Penghijauan kawasan TNKS melalui penanaman alpukat tersebut dilakukan bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM) Rikolto Indonsia dan perusahaan kopi, Sucafina, yang selama ini membina petani kopi di Kabupaten Kerinci.

Manajer Program Kopi & PES Rikolto Indonesia, Surya Meihdhy di Kerinci, Provinsi Jambi, Senin (4/10/2021) mengatakan, penanaman 600 batang bibit pohon di kawasan TNKS tersebut sangat penting mendukung budidaya kopi yang berkelanjutan. Koperasi Koerintji Barokah, Rikolto dan mendorong model kopi agroforestry (budidaya tanaman perhutanan) yang berbasis konservasi dengan praktik pertanian regeneratif.

Menurut Surya Meihdhy, Sucafina mendonasikan (membantu) satu bibit pohon dalam setiap pembelian satu kilogram kopi Arabica Specialty dari Koperasi Koerintji Barokah. Melalui penggalangan bantuan tersebut, tahun ini Sucafina mendonasikan 600 bibit pohon alpukat untuk ditanam di kawasan TNKS.

“Tanaman penghijauan tersebut akan berfungsi sebagai pohon penaung (pelindung) di areal perkebunan kopi yang berada di kawasan TNKS,”ujarnya.

Dijelaskan, model kopi agroforestry juga merupakan salah satu perwujudan inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan (Payment for Ecosystem Services/PES) yang didorong oleh LSM asal Belgia, Rikolto. Selama ini LSM Rikolto mendampingi para petani kopi yang tergangung dalam Koperasi Koerintji Barokah yang fokus pada pertanian berkelanjutan.

Program PES bertujuan untuk mendorong agribisnis inovatif dan memberi insentif bagi petani yang melakukan praktik pertanian berkelanjutan. Di Kerinci, Rikolto mengajak Sucafina untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan pendukung budidaya kopi.

“Bagi Koperasi Koerintji Barokah, program ini dapat membantu meningkatkan kualitas perkebunan mereka dan menjadi nilai tambah dalam memenuhi standar kualitas pasar internasional,”ujarnya.

Manajer Sucafina untuk Indonesia dan Timor Leste, Daniel Shewmaker (kiri) menyerahkan bibit pohon alpukat kepada petani kopi Kerinci di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, Jumat (1/10/2021). (Foto : Matra/Rikolto)

Surya Meihdhy mengatakan, program PES yang coba didorong oleh Rikolto diharapkan dapat menjembatani antara penerima manfaat layanan ekosistem dan penghasil/penyedia layanan. Kemudian PES juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada petani-petani Koperasi Barokah.

“Hari ini kami menyaksikan antuasisme dan penerimaan yang baik dari petani terkait pemberian dan penanaman bibit pohon alpukat ini untuk menghijaukan kawasan TNKS,”ujarnya.

Sementara itu, Manajer Sucafina untuk Indonesia dan Timor Leste, Daniel Shewmaker mengatakan, Sucafina merupakan salah satu pembeli terbesar green beans hasil produksi Koperasi Koerintji Barokah dan telah mengekspor kopi Kerinci ke Belgia, Korea Selatan, Amerika, Australia, dan China. Sucafina hanya membeli kopi yang dikembangkan secara berkelanjutan atau berwawasan lingkungan.

"Sucafina perlu mengetahui bahwa kopi yang dihasilkan para petani kopi Kerinci benar-benar dari perkebunan kopi berkelanjutan. Cara budidaya kopinya dilakukan dengan cara-cara yang tidak merusak ekosistem dan juga menguntungkan petani,"ujarnya.

Secara terpisah, Ketua Koperasi Koerintji Barokah, Triyono mengatakan, pertanian kopi berkelanjutan mulai menampakkan hasil dalam kelestarian lingkungan. Sejak menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, petani kopi di Kerinci melihat kembalinya beberapa spesies burung yang bersarang di pohon kopi mereka.

 “Kami senang bahwa upaya kami membudidayakan kopi secara berkelanjutan berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat. Ini yang akan terus kami promosikan ke petani kopi di Kerinci,”katanya.

Para pemenang lomba seduh kopi, Fun Brewing Competition di Kerinci. (Foto: Matra/Rikolto)

Selain melakukan penanaman pohon penghijauan, Hari Kopi Sedunia di Kerinci juga dirayakan dengan mengadakan perlombaan seduh kopi (Fun Brewing Competition). Lomba tersebut menargetkan keikutsertaan anak muda dari tiga kecamatan di Kerinci, yakni Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Kayu Aro Barat.

Lomba seduh kopi tersebut merupakan upaya mendorong lebih banyak anak muda terlibat di sektor usaha kopi. Dari keseluruhan peserta, tiga pemenang berhasil dipilih dan mendapatkan hadiah menarik berupa alat pengolahan kopi dan uang pembinaan.

Kompetisi seduh kopi tersebut mendapat sambutan baik dari anak muda Kerinci. Mereka tidak hanya mengejar hadiah lomba, tetapi juga ilmu meracik dan menyeduh kopi agar menarik konsumen

"Saya sudah menjadi berista setahun, tapi belum mempelajari manual brewing (menyeduh kopi secara manual). Di sini saya bisa belajar langsung dari penghasil kopi terbaik di Indonesia,"kata Juara I Fun Brewing Competition, Aprinaldo Juwanda. (Matra/Radesman Saragih)


Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama