Manajer Program Kopi & PES Rikolto Indonesia, Surya Meihdhy di Kerinci, Provinsi Jambi, Senin (4/10/2021) mengatakan, penanaman 600 batang bibit pohon di kawasan TNKS tersebut sangat penting mendukung budidaya kopi yang berkelanjutan. Koperasi Koerintji Barokah, Rikolto dan mendorong model kopi agroforestry (budidaya tanaman perhutanan) yang berbasis konservasi dengan praktik pertanian regeneratif.
Menurut Surya Meihdhy, Sucafina mendonasikan (membantu) satu
bibit pohon dalam setiap pembelian satu kilogram kopi Arabica Specialty dari Koperasi
Koerintji Barokah. Melalui penggalangan bantuan tersebut, tahun ini Sucafina
mendonasikan 600 bibit pohon alpukat untuk ditanam di kawasan TNKS.
“Tanaman penghijauan tersebut akan berfungsi sebagai pohon
penaung (pelindung) di areal perkebunan kopi yang berada di kawasan TNKS,”ujarnya.
Dijelaskan, model kopi agroforestry juga merupakan salah satu
perwujudan inisiatif Pembayaran Jasa Lingkungan (Payment for Ecosystem Services/PES)
yang didorong oleh LSM asal Belgia, Rikolto. Selama ini LSM Rikolto mendampingi
para petani kopi yang tergangung dalam Koperasi Koerintji Barokah yang fokus
pada pertanian berkelanjutan.
Program PES bertujuan untuk mendorong agribisnis inovatif dan
memberi insentif bagi petani yang melakukan praktik pertanian berkelanjutan. Di
Kerinci, Rikolto mengajak Sucafina untuk berkontribusi dalam menjaga
kelestarian lingkungan pendukung budidaya kopi.
“Bagi Koperasi Koerintji Barokah, program ini dapat membantu
meningkatkan kualitas perkebunan mereka dan menjadi nilai tambah dalam memenuhi
standar kualitas pasar internasional,”ujarnya.
Surya Meihdhy mengatakan, program PES yang coba didorong oleh Rikolto diharapkan dapat menjembatani antara penerima manfaat layanan ekosistem dan penghasil/penyedia layanan. Kemudian PES juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada petani-petani Koperasi Barokah.
“Hari ini kami menyaksikan antuasisme dan penerimaan yang
baik dari petani terkait pemberian dan penanaman bibit pohon alpukat ini untuk
menghijaukan kawasan TNKS,”ujarnya.
Sementara itu, Manajer Sucafina untuk Indonesia dan Timor
Leste, Daniel Shewmaker mengatakan, Sucafina merupakan salah satu pembeli
terbesar green beans hasil produksi Koperasi Koerintji Barokah dan telah
mengekspor kopi Kerinci ke Belgia, Korea Selatan, Amerika, Australia, dan
China. Sucafina hanya membeli kopi yang dikembangkan secara berkelanjutan atau
berwawasan lingkungan.
"Sucafina perlu mengetahui bahwa kopi yang dihasilkan para
petani kopi Kerinci benar-benar dari perkebunan kopi berkelanjutan. Cara
budidaya kopinya dilakukan dengan cara-cara yang tidak merusak ekosistem dan
juga menguntungkan petani,"ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Koperasi Koerintji Barokah, Triyono
mengatakan, pertanian kopi berkelanjutan mulai menampakkan hasil dalam
kelestarian lingkungan. Sejak menerapkan praktik pertanian berkelanjutan,
petani kopi di Kerinci melihat kembalinya beberapa spesies burung yang
bersarang di pohon kopi mereka.
“Kami senang bahwa
upaya kami membudidayakan kopi secara berkelanjutan berkontribusi pada
lingkungan yang lebih sehat. Ini yang akan terus kami promosikan ke petani kopi
di Kerinci,”katanya.
Para pemenang lomba seduh kopi, Fun Brewing Competition di Kerinci. (Foto: Matra/Rikolto) |
Selain melakukan penanaman pohon penghijauan, Hari Kopi Sedunia di Kerinci juga dirayakan dengan mengadakan perlombaan seduh kopi (Fun Brewing Competition). Lomba tersebut menargetkan keikutsertaan anak muda dari tiga kecamatan di Kerinci, yakni Kecamatan Gunung Tujuh, Kayu Aro dan Kayu Aro Barat.
Lomba seduh kopi tersebut merupakan upaya mendorong lebih
banyak anak muda terlibat di sektor usaha kopi. Dari keseluruhan peserta, tiga
pemenang berhasil dipilih dan mendapatkan hadiah menarik berupa alat pengolahan
kopi dan uang pembinaan.
Kompetisi seduh kopi tersebut mendapat sambutan baik dari anak
muda Kerinci. Mereka tidak hanya mengejar hadiah lomba, tetapi juga ilmu
meracik dan menyeduh kopi agar menarik konsumen
"Saya sudah menjadi berista setahun, tapi belum
mempelajari manual brewing (menyeduh kopi secara manual). Di sini saya bisa
belajar langsung dari penghasil kopi terbaik di Indonesia,"kata Juara I
Fun Brewing Competition, Aprinaldo Juwanda. (Matra/Radesman Saragih)
Posting Komentar