. 65.842 Orang Balita di Provinsi Jambi Mengalami “Stunting”

65.842 Orang Balita di Provinsi Jambi Mengalami “Stunting”

Ketua Tim Penggerak Pemberdayan Kesejahteraan Keluara (TP PKK) Provinsi Jambi, Hj Hesti Haris (dua dari kanan) pada webinar membahas stunting di rumah dinas gubernur Jambi, Sabtu (16/10/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi) 

(Matra, Jambi) – Sedikitnya 65.842 orang bayi berusia lima tahun (balita) di Provinsi Jambi saat ini mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan akibat kurang gizi. Jumlah balita yang mengalami stunting tersebut mencapai 21 % dari total 313.535 orang balita di Provinsi Jambi. 

“Angka stunting di Provinsi Jambi saat ini masih cukup tinggi,  yakni memcapai 21 %. Karena itu penanganan stunting di Provinsi Jambi perlu terus digencarkan. Kami menargetkan angka stunting di Jambi bisa diturunkan menjadi 43.894 orang atau 14 % tahun 2024. Jadi target penurunan stunting di Jambi mulai tahun ini hingga 2024 bisa mencapai 50.166 orang atau 16 %,”kata Ketua Tim Penggerak Pemberdayan Kesejahteraan Keluara (TP PKK) Provinsi Jambi, Hj Hesti Haris. 

Hesti Haris memaparkan kondisi keprihatinan mengenai stunting tersebut pada seminar online (Webinar) Pemenuhan Gizi Seimbang dan Pengolahan Pangan dan Padat Protein untuk Pencegahan Masalah Stunting Tingkat Rumah Tangga Provinsi Jambi di rumah dinas Gubernur Jambi, Sabtu (16/10/2021). Webinar tersebut diselenggarakan Fakultas Kesehatan Universitas Jambi (Unja), Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara (Southeast Asian Ministers of Education Organization/SEAMEO) dan TP PKK Provinsi Jambi. 

Menurut Hesti Haris, TP PKK se-Provinsi Jambi harus berupaya keras melakukan berbagai upaya menurunkan kasus stunting di Jambi. Pengurus TP PKK kota dan kabupaten, kecamatan dan desa se-Provinsi Jambi harus terjun langsung ke lapangan melihat kondisi dan membuat pragam penanganan stunting hingga ke tingkat keluarga. 

"Salah satu program PKK Provinsi Jambi yaitu mencukupkan gizi anak-anak. TP PKK Provinsi Jambi mempunyai jaringan yang sangat kuat sampai ke jaringan yang terkecil yaitu dasawisma yang berkisar 10-20 keluarga. Jaringan ini bisa menyampaikan informasi sangat efektif.  Karena itu program 1.000 tower Jambi perlu kita dukung agar internet bisa masuk kedesa-desa dan bisa menyampaikan informasi tentang keluarga ini," jelasnya. 

Dikatakan, penyebab tingginta stanting di Provinsi Jambi antara lain masalah kemiskinan keluarga. Untuk itu, pencegahan dan penanggulanan stunting dapat dilakukan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi sudah meluncurkan kartu usaha kesejahteraan keluarga bagi ibu-ibu untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

Hesti Haris mengatakan, TP PKK Provinsi Jambi terus melakukan kampanye gizi seimbang, pemanfaatan Posyandu, Majelis Taklim dan Komunitas Senam untuk mensosialisasikan pentingnya gizi seimbang. 

“Kami juga menjalin kerja sama dengan dinas kehutanan menyediakan bibit buah-buahan dan bibit daun kelor untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat," ujarnya.

Deputi SEAMEO, Mustaruddin Mansu, PKK merupakan tulang punggung penyampaian gizi seimbang. Peran PKK sangat penting menggerakkan ibu-ibu menyampaikan informasi gizi seimbang mencegah masalah stunting. 

“Pengurus PKK memiliki hubungan erat dengan ibu-ibu rumah tangga hingga ke desa - desa. Mereka bisa langsung mendatangi rumah-rumah warga menyampaikan informasi mengenai gizi seimbang sekaligus mendata dan menangani masalah stunting,”ujarnya.
Seorang anak yang mengalami gizi buruk di  Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tenjungjabung Barat, Provinsi Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Istimewa)

Kasus Tertinggi

Sementara itu menurut catatan medialintassumatera.com (Matra), beberapa kabupaten di Provinsi Jambi masih mengalami kasus stunting yang cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018, angka prevalensi stunting pada balita di Jambi masih mencapai 30,1 % atau di atas standar badan kesehatan dunia (Worl Health Organozation/WHO) sekitar 20 %.  

Kasus stunting tertinggi di Provinsi Jambi terdapat di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), yakni 44 %. Kemudian angka stunting di Kabupaten Kerinci mencapai 42,4% dan Sarolangun sekitar 18,8 %. Kasus stunting terendah di Jambi terdapat di Kabupaten Muarojambi, yakni sekitar 8,03 %. 

Sedangkan berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2019, prevalensi stunting Provinsi Jambi mencapai 21,03 % atau menjadi provinsi terbaik kelima se-Indonesia. Provinsi Jambi ditargetak harus mampu menurunkan prevalensi stunting tahun 2022 menjadi 16 % dan tahun 2024 menjadi 14 %.

Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan, menyikapi target penurunan angka stunting tersebut, Pemprov Jambi berkomitmen melaksanakan Delapan Aksi Konevergensi Stunting dengan menerbitkan Surat Edaran Gubernur Jambi Nomor :156/DP3AP2/III/2021 tentang Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting, tanggal 11 Maret 2021.

Dijelaskan, prioritas penurunan dan pencegahan stunting terintegrasi di Provinsi Kambi difokuskan di empat kabupaten, yakni Kerinci, Tanjungjabung Timur, Tanjungjjabung Barat dan Merangin. (Matra/AdeSM)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama