(Matra, Jambi) – Dunia pariwisata di Provinsi Jambi kini mulai menggeliat menyusul terus menurunnya status zonasi Covid-19 di provinsi itu. Setelah 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi berstatus zona kuning (risiko rendah) penularan Covid-19 dua pekan ini, berbagai kegiatan wisata mulai digelar di daerah tersebut. Kegiatan seni – budaya di Jambi digelar sebagai salah satu upaya pemulihan ekonomi rakyat dan daerah yang selama ini mengalami kemunduran akibat Covid-19.
Salah satu di antaranya, Festival Wisata Candi Muarojambi di Desa Muarojambi, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, Sabtu (25/9/2021). Festival Candi Muarojambi ke-16 yang dibuka Gubernur Jambi, H Al Haris tersebut masih digelar secara terbatas, yakni skala lokal mencegah penularan Covid-19.
Al Haris pada kesempatan tersebut mengatakan, Festival Muarojambi digelar kembali, kendati masih bersifat terbatas karena agenda wisata tersebut merupakan salah satu agenda wisata tahunan di Jambi. Namun kegiatan wisata tersebut terhenti tahun lalu akibat Covid-19. Kemudian festival candi tersebut juga merupakan salah kebanggan bagi masyarakat Jambi karena selama ini banyak diminati wisatawan nasional dan mancanegara.
“Kegiatan wisata di Candi Muarojambi penting karena candi ini menjadi kebangaan bagi masyarakat Jambi. Candi ini sudah ada sejak abad VII. Candi ini bahkan sudah menjadi salah satu pusat peradaban Nusantara, bahkan lintas negara. Biasanya kegiatan wisata nasional digelar di candi ini sebelum Covid-19. Namun akibat kegiatan tersebut terhenti. Nah, menurunnya kasus Covid-19 di Jambi membuat kami mencoba memggelar kembali kegiatan wisata Festival Candi Muarojambi,”kata Al Haris pada pembukaan Festival Candi Muarojambi di Candi Muarojambi, Sabtu (25/9/2021).
Menurut Al Haris, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi terus
mendorong kawasan cagar budaya Candi Muarojambi menjadi usulan prioritas
warisan budaya dunia. Pemprov Jambi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muarojambi
dan Pemerintah Pusat juga telah melakukan berbagai upaya pelestarian budaya di
Kawasan Percandian Muarojambi.
Dijelaskan, Candi Muarojambi telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 259/M/2013 tentang Penetapan Satuan Ruang Geografis Muara Jambi sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional tertanggal 30 Desember 2013.
Kemudian, Candi Muarojambi juga ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang ditetapkan dalam PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dari sudut kepentingan sosial budaya.
“Candi Muarojambi juga telah masuk dalam daftar tunggu warisan dunia (world heritage) di badan pendidikan dunia (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO,”ungkapnya.
Al Haris lebih lanjut mengatakan, Pemprov Jambi mendorong percepatan Legalitas Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Candi Muarojambi melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Selain itu, Pemprov Jambi juga mendorong Kawasan Cagar Budaya Muarojambi menjadi prioritas Warisan Budaya Dunia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek).
“Beberapa hari yang lalu kita sudah sampaikan kepada Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengenai usulan tersebut. Pak Menteri sepakat bahwa akan pengembangan Candi Muarojambi menjadi pusat penelitian sejarah. Candi Muarojambi juga akan dikembangkan menjadi wisata dengan konsep kekinian agar bisa menjadi destinasi wisata andalan ,”katanya.
Al Haris mengharapkan Festival Candimuarojambi Jambi bisa kembali digelar sekali setahun dan masuk kalender wisata Jambi jika pandemi Covid-19 berakhir. Namun Festival Candi Muarojambi jangan sampai menjadi seremoni rutinitas tahunan, namun harus kemajuan yang dilakukan dari tahun ke tahun dan ada inovasi dalam pengelolaan kawasan Percandian Muarojambi. Baik pengelolaan kawasan (fisik), maupun pendokumentasian kajian sejarah budaya dan upaya pelestarian budaya (non fisik).
“Selanjutnya, kita harus terus berupaya meningkatkan konsep 3A dalam pengelolaan wisata kawasan Percandian Muarojambi, yakni Atraksi (daya tarik), Amenitas (Fasilitas diluar akomodasi/sarana pendukung) dan Aksesibilitas (akses ke lokasi wisata),”katanya.
Dijelaskan, keunikan kawasan Percandian Muarojambi sebagai kawasan wisata berbasis sejarah budaya harus terus dieksplor/digali dan ditonjolkan. Hal itu penting agar objek wisata sejarah tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Aspek kelestarian lingkungan juga perlu terus dikembangkan di Candi Muarojambi.
Berkaitan dengan hal ini, lanjutnya, Pemprov Jambi harus melakukan edukasi secara berkesinambungan kepada masyarakat sekitar kawasan candi dan para pelaku seni budaya di kawasan percandian. Edukasi itu perlu agar mereka mendukung pengembangan wisata dengan program dan kegiatan sadar wisata dan desa wisata.
“Mari kita kelola destinasi wisata Candi Muarojambi berbasis pelestarian lingkungan dan berorientasi ekonomis. Dengan demikian, Candi Muarojambi bisa menjadi destinasi wisata unggulan Jambi serta memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar,”katanya.
Sementara itu, Bupati Muarojambi, Hj Masnah Busro pada kesempatan tersebut mengatakan, Festival Candi Muarojambi diisi dengan berbagai kegiatan dan perlombaan. Di antaranya lomba pacu perahu menyelusuri Sungai Batanghari, lomba tari saerah dan lomba masak . Seluruh kegiatan festival dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan, khususnya memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak.
“Kegiatan lomba pada festival ini sudah dimulai sejak tiga hari yang lalu, Rabu (22/9/2021). Selanjutnya para wisatawan yang berkunjung ke Candi Muarojambi diajak menelusuri kanal di kawasan candi menggunakan perahu,”ujarnya. (Matra/Radesman Saragih)
Posting Komentar