. Pertanian Topang Ketahanan Ekonomi Jambi di Masa Pandemi

Pertanian Topang Ketahanan Ekonomi Jambi di Masa Pandemi

Gubernur Jambi, Al Haris mengikuti  Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi tahun 2021 secara virtual dengan Presiden RI, Joko Widodo di Jambi, Rabu (25/8/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi

(Matra, Jambi) – Sektor pertanian dan perkebunan cukup mampu menopang ekonomi Provinsi Jambi di masa pandemi Covid-19. Melalui produksi yang memadai dan pemasaran yang lancar, sektor pertanian dan perkebunan memberikan kontribusi besar dalam perekonomian Jambi. Bahkan selama pandemi, pertanian dan perkebunan merupakan sektor andalan Jambi, sebab daerah tersebut memiliki wilayah pertanian dan perkebunan yang cukup luas.  

“Pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian dan perkebunan Jambi tetap mengalami peningkatan selama pandemi.  Hal ini bisa dilihat dari ekspor pertanian pada semester satu yang mengalami kenaikan 61,39 %. Kemudian hasil perkebunan karet dan sawit di Jambi juga meningkat menyusul naiknya harga. Jadi kontribusi pertanian dan perkebunan sangat membantu kestabilan ekonomi Jambi,"kata Gubernur Jambi, Al Haris, usai mengikuti  Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi tahun 2021 dengan Presiden RI, Joko Widodo, Rabu (25/8/2021). Al Haris beserta staf mengikuti rakornas tersebut secara virtual di ruang Kanjang Lako Bank Indonesia Perwakilan Jambi. 

Menurut Al Haris, melihat tingginya produksi dan naiknya harga komoditas pertanian dan perkebunan di Jambi, dirinya optimistis bahwa ekonomi Jambi akan tumbuh secara signifikan di masa pandemi Covid-19. Secara umum ekonomi Jambi tumbuh 5,39 % di triwulan kedua.

"Pertumbuhan ekomnomi Jambi ini paling tinggi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir. Sedangkan untuk di Sumatera pertumbuhan ekonomi Jambi di atas rata – rata,"jelasnya.

Dikatakan, perekonomian Jambi secara makro mengalami deflasi  sekitar 0,16 %. Deflasi menyebabkan terjadinya penurunan harga dan daya beli masyarakat. Kondisi ekonomi demikian dipengaruhi pasokan barang yang banyak, sehingga daya beli masyarakat dan harga juga penurunan.

“Kedepannya kita yakin kondisi ini bisa stabil. Daya beli masyarakat kita harapkan meningkat, harga – harga stabil dan stok  barang tersedia,"ujarnya.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Jambi, Turhadi Noerachman mengatakan, volume ekspor pertanian Provinsi Jambi pada Semester I/2021 mencapai 718,3 ribu ton dengan nilai ekspor Rp 2,944 triliun. Volume ekspor tersebut meningkat 20,15 % dan nilai ekspor naik 50,97 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dijelaskan, komoditas yang dominan menopang nilai ekspor Jambi antara lain biji kopi, kayu manis, pinang dan lainnya. Selain itu peningkatan nilai ekspor pertanian Jambi dipengaruhi ekspor langsung dari Pelabuhan Talang Duku, Sungai Batanghari, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.  Selama ini ekspor hasil pertanian Jambi dilakukan melalui pelabuhan di luar daerah Jambi.

“Selama ini biji kopi dan kayu manis Jambi diekspor melalui pelabuhan daerah lain, yakni Palembang, Sumatera Selatan dan Padang, Sumatera Barat. Sekitar 27,78 ton biji kopi dan 122,38 ton kayu manis asal Jambi diekspor langsung melalui pelabuhan Talang Duku. Sedangkan ekspor kopra Jambi meningkat dari 480 ton menjadi 1.605 ton,”ujarnya.

Sementara itu, Presiden RI, Joko Widodo pada rakornas tersebut meminta seluruh kepala daerah tetap waspada pada Kuartal III-2021. Daerah harus tetap hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Mengatur rem dan gas.

Dijelaskan, Covid-19 masih menghantui bangsa Indonesia. Karena itu semua kepala daerah diminta untuk terus waspada dan meningkatkan pencegahan serta penanggulangan penyebaran Covid-19.

“Saya meminta agar Rakornas TPID 2021 tetap fokus menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga barang pokok. Kemudian seluruh jajaran terkait tetap proaktif dan mendorong sektor ekonomi agar tumbuh makin produktif, khususnya peningkatan ekonomi sektor pertanian,”katanya. (Matra/AdeSM)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama