Panen raya kedelai dan cabai merah di kedua desa tersebut turut dihadiri Gubernur Jambi, Al Haris dan Bupati Bungo, H Mashuri di Desa Muko-muko, Bathin VII, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Kamis (26/08/2021). Produksi cabai merah di kedua desa tersebut mencapai 20 ton/hektare (ha). Sedangkan harga cabai merah di tingkat petani mencapai Rp 30.000/kg. Setelah panen cabai tersebut, Al Haris berdama H Mashuri melakukan penanaman kedelai di Desa Lubuk Tenam, Bathin III.
Gubernur Jambi, Al Haris pada kesempatan tersebut mengatakan, pengembangan lahan tidur menjadi tanaman ekonomi produktif seperti cabai dan kacang kedelai seperti yang dilakukan petani di Bungo berperan penting menopang ekonomi petani di tengah pandemi. Untuk itu, pengembangan tanaman hortikultura seperti cabai dan kacang-kacangan yang dibutuhkan saat ini perlu terus dikembangkan di Bungo dan kabupaten lain di Jambi.
Dalam video conference dengan para petani, Al Haris meminta petani tetap konsisten mengembangkan usaha ekonomi produktif menghadapi kesulitan ekonomi di tengah pandemi tersebut. Hal itu penting karena pertanian termasuk salah satu sektor yang tidak terlalu terdampak selama pandemi Covid-19.
Petani Desa Tanjung Agung, Kecamatan Muko-muko Bathin VII, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi pada panen cabai merah baru-baru ini. (Foto : Matra/BPPertanianJambi) |
Untuk memotivasi para petani, pada kesempatan itu Al Harus juga menyerahkan bantuan stimulan kepada para petani. Bantuan tersebut terdiri dari bantuan pengembangan kacang tanah seluas 100 ha dengan nilai Rp 357 juta. Kemudian bantuan pupuk dan obat-obatan pertanian sekitar Rp Rp 80 juta.
"Kami mendukung kejelian petani di Bungo mamanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif guna menopang ekonomi keluarga. Dukungan tersebut kami wujudkan melalui pemberian bantuan sarana dan prasarana produksi. Kemudian kami juga hari ini turut menanam kedelai di desa ini. Pengembangan pertanian ini juga menjadi salah satu program Presiden RI, Joko Widodo dalam rangka penguatan pertanian,”katanya.
Dijelaskan, peningkatan produksi kedalai di Jambi masih perlu terus dilakukan menyusul masih kurangnya pasokan kedelai lokal. Hingga kini Indonesia masih mengimpor kedelai. Impor kedelai tersebut masih berlanjut karena kebutuhan kedelai di dalam negeri masih tinggi untuk dijadikan bahan obat-obatan, jamu dan susu. Sementara produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan kedelai di seluruh Tanah Air.
“Saya harap lahan tidur yang masih banyak di Bungo ini bisa di manfaatkan menjadi lahan produktif untuk pertanian. Pemprov Jambi dan Pemkab BUngo akan mendukung pengembangan usaha produktif pertanian tanaman pangan dan hortikultura ini,"katanya.
Menurut Al Haris, pengembangan tanaman cabai merah keriting dan jenis cabai lainnya di Bungo juga perlu terus diperluas. Peningkatan produksi cabai merah dari daerah tersebut masih mampu diserap pasar lokal dan daerah lain di Jambi, termasuk Kota Jambi.
Dikatakan, cabai masih tetap memiliki pasar di Jambi karena kebutuhan cabai merah ini merupakan kebutuhan pokok sehari-hari. Selama pandemi ini juga persediaan cabai merah di Jambi sering langka akibat pasokan dari Kabupaten Kerinci, Sumatera Barat dan Bengkulu tersendat. Karena itu para petani di Bungo perlu menambah lahan baru untuk penanaman cabai merah keriting ini.
“Melalui pembukaan lahan baru, produksi cabai merah dari Bungo minimal bisa memenuhi kebutuhan cabai merah di Bungo dan daerah lain di Jambi. Usaha tanaman cabai merah tersebut juga akan bisa meningkatkan perekonomian petani daerah ini. Sekarang tinggal bagaimana kebijakan daerah menjaga harga cabai tetap stabil di pasaran,”katanya.
Sementara itu, Bupati Bungo, H Mashuri mengatakan, pihaknya terus mengembangkan pertanian tanaman pangan dan hortikultura guna menjamin ketahanan pangan di daerah itu. Sentra-sentra pangan dan hortikultura yang dikembangkan berada di empat kecamatan, yakni Kecematan Bathin III, Bathin VIII, Pelepat Ilir dan Bungo Dani. Sentra pertanian cabai merah yang cukup maju di Bungo terdapat di Desa Muko-muko, Kecamatan Bathin VIII, Desa Lubuk Tenang, Kecamatan Bathin III.
Dikatakan, pengembangan tanaman cabai merah dan kedelai di Desa Muko-muko dan Lubuk Tenang cukup maju di tengah pandemi. Para petani memanfaatkan lahan tidur untuk memperluas lokasi penanaman cabai merah dan kedelai. Para petani di kedua desa tersebut bahkan sudah menjadikan komoditas cabai merah dan kedelai sebagai usaha andalan keluarga saat ini. Total luas areal penanaman cabai merah di Desa Muko-muko misalnya sudah mencapai 20 ha.
"Pemkab Bungo mendukung pengembangan tanaman hortikultura tersebut melalui pemberian bantuan bibit, pupuk dan obat-obatan,”katanya. (Matra/Radesman Saragih)
Posting Komentar