(Matra, Jambi) – Penanganan trauma psikis yang dialami para korban bencana alam di Provinsi Jambi perlu ditingkatkan. Penanganan trauma psikis tersebut perlu agar para korban bencana bisa bangkit dari kondisi keterpurukan yang meeka alami akibat kehilangan harta benda dan bahkan sanak saudara.
“Para petugas kesehatan dan sosial perlu meningkatkan kemampuan untuk menangani korban bencana yang mengalami trauma healing (tekanan psikologis) pascabencana alam. Peningkatan kemampuan penanganan trauma healing korban bencana ini juga termasuk salah satu bagian dari kesiap-siagaan penanganan bencana alam,”kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi pada Bimbingan Teknis (Bintek) Trauma Healing Pasca Bencana di Provinsi Jambi 2021 di Hotel Abadi, Kota Jambi, Provinsi Jambi, Rabu (7/4/2021).
Menurut Sudirman, Pemprov Jambi memberikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh peserta bintek trauma healing tersebut karena halite menunjukkan semangat pelayanan terhadap para korban bencana alam. Bintek tersebut diharapkan menjadi momentum mempererat silaturrahmi dan meningkatkan koordinasi dalam rangka pemulihan dan peningkatan bidang sosial ekonomi korban bencana, khususnya penanganan korban psikis pascabencana di Provinsi Jambi.
“Bintek trauma healing pascabencana ini merupakan bagian dari kegiatan pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana sub kegiatan penanganan pascabencana. Kegiatan ini penting untuk menangani lebih baik korban bencana secara sistematis, terpadu dan terkoordinasi ,”katanya.
Dikatakan, seluruh stakeholder (pemangku kementingan) di bidang penanganan bencana alam di Jambi harus benar-benar sinergis, bersatu padu dalam mengantisipasi dan menghadapi bencana alam. Kerja sama tersebuit terutama sangat dibutuhkan menangani para korban bencana.
“Sesuai regulasi yang ada, penanggulangan bencana menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Karena itu seluruh elemen masyarakat di Jambi perlu bekerja sama mencegah bencana alam dan menangani dampak bencana alam, termasuk mengatasi para korban bencana alam yang mengalami trauma psikis,”tegasnya.
Para peserta Bimbingan Teknis (Bintek) Trauma Healing Pasca Bencana di
Provinsi Jambi 2021 di Hotel Abadi, Kota Jambi, Rabu (7/4/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi)
Dijelaskan, para korban bencana yang mengalami trauma psikis secara berat (akut) sering kehilangan akal sehat. Kondisi demikian membuat para korban bencan alam terhambat memulihkan kondisi kehidupannya yang kehilangan harta benda, anggota keluarga, sakit dan takut terjadinya kembali bencana.
Karena itu, lanjutnya, para petugas terkait harus mampu memulihkan semangat para korban bencana alam agar mereka bisa kembali bangkit memulihkan kehidupannya. Anak-anak korban bencana yang mengalamitrauma harus dipulihkan kondisipsikisnya agar mereka giat kembali belajar. Sedangkan orang dewasa harus dipulihkan trauma psikisnya agar mereka bisa kembali bekerja mengurus kebutuhan keluarganya.
“Untuk itu seluruh aparatur pemerintah yang terlibat dalam penanganan dan penanggulangan bencana harus memiliki kemampuan profesional menangani korban pascabencana, khususnya pemulihan kesehatan psikis atau mental para korban bencana,”ujarnya.
Sementara itu Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah mengatakan, Provinsi Jambi termasuk daerah yangrawan bencana alam. Baik bencana banjir, longsor, angin puting beliung, kebakaran dan tenggelam di sungai/perairan. Setiap tahun, Provinsi Jambi dilanda banjir, longsor, angin puting beliung, orang tenggelam di sungai/perairan dan kebakaran hutan dan lahan.
“Selama tahun 2020, sedikitnya 10.000 rumah warga terendam banjir di Provinsi Jambi. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Batanghari dan curah hujan yang tinggi. Sedangkan korban jiwa akibat banjir di Jambi tahun lalu – Maret 2021 mencapai belasan orang,”katanya.
Dijelaskan, jumlah desa/kelurahan yang rawan banjir di Jambi mencapai 363 desa dan 77 kelurahan. Desa dan kelurahan rawan banjir tersebut tersebar di 68 kecamatan di dua kota dan sembilan kabupaten. Sebagian besar desa dan kelurahan rawan banjir tersebut berada di kawasan daerah aliran sungai (DAS) dan dataran rendah. Sedangkan rawan longsor di Jambi terdapat di Kabupaten Sarolangun, Merangin dan Kerinci. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar