Praeses (Pimpinan Wilayah) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Distrik VII (Jakarta, Jawa, Kalimantan dan Bali), Pdt John Ricky R Purba, MTh. (Foto:Matra/AdeSM)
(Matra, Jambi) - Gereja-gereja di Indonesia perlu segera melakukan gerakan cinta kasis untuk meringankan beban para korban bencana banjir bandang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gereja hendaknya bergerak cepat menghimpun atau menggalang bantuan karena korban bencana banjir bandang di NTT masih banyakyang tinggal di pengungsian.
Hal tersebut disampaikan Praeses (Pimpinan Wilayah) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Distrik VII (Jawa, Kalimantan dan Bali), Pdt John Ricky R Purba, MTh ketika dihubungi medialintassumatera.com (Matra) di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Hal tersebut disampaikan Praeses (Pimpinan Wilayah) Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Distrik VII (Jawa, Kalimantan dan Bali), Pdt John Ricky R Purba, MTh ketika dihubungi medialintassumatera.com (Matra) di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Menurut Pdt John Ricky R Purba, MTh, bantuan Gereja-gereja untuk korban bencana banjir bandang di NTT penting karena dampak banjir bandang tersebut cukup parah dan penangannya tampak masih sulit. Selain itu, Gereja-gereja di Indonesia juga perlu segera mengusahakan bantuan untuk korban banjir bandang di NTT karena sebagian besar korban banjir merupakan saudara seiman yang juga menjadi bagian dari anggota gereja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
“Gereja-gereja di Indonesia, termasuk GKPS perlu bergerak cepat mengusahakan bantuan kepada para korban banjir bandang di NTT. Bantuan yang mungkin sangat dibutuhkan para korban banjir, yaitu selimut dan pakaian. Bantuan itu penting karena korban banjir masih banyak di pengungsian. Kalau bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan mungkin sudah banyak diberikan pemerintah,”ujarnya.
Menurut Pdt John Ricky R Purba, MTh, Pimpinan Synode GKPS di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) perlu segera mengusahakan bantuan dana dari seluruh jemaat GKPS di Indonesia. Pengumpulan bantuan dana tersebut dapat dilakukan dengan membuat “Kantong Kasih” GKPS untuk Korban Bencana NTT.
Pdt John Ricky R Purba, MTh mengatakan, Pimpinan Synode GKPS perlu segera membuat imbauan kepada seluruh jemaatGKPS agar menggalang/menghimpun dana bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Surat imbauan tersebut perlu segera dikirimkan agar setiap jemaatGKPS dapat melakukan penggalangan dana bantuan korban bencana banjir NTT mulai Minggu (11/4/2021).
“Gereja-gereja di Indonesia, termasuk GKPS perlu bergerak cepat mengusahakan bantuan kepada para korban banjir bandang di NTT. Bantuan yang mungkin sangat dibutuhkan para korban banjir, yaitu selimut dan pakaian. Bantuan itu penting karena korban banjir masih banyak di pengungsian. Kalau bantuan kebutuhan pokok dan obat-obatan mungkin sudah banyak diberikan pemerintah,”ujarnya.
Menurut Pdt John Ricky R Purba, MTh, Pimpinan Synode GKPS di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) perlu segera mengusahakan bantuan dana dari seluruh jemaat GKPS di Indonesia. Pengumpulan bantuan dana tersebut dapat dilakukan dengan membuat “Kantong Kasih” GKPS untuk Korban Bencana NTT.
Pdt John Ricky R Purba, MTh mengatakan, Pimpinan Synode GKPS perlu segera membuat imbauan kepada seluruh jemaatGKPS agar menggalang/menghimpun dana bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Surat imbauan tersebut perlu segera dikirimkan agar setiap jemaatGKPS dapat melakukan penggalangan dana bantuan korban bencana banjir NTT mulai Minggu (11/4/2021).
“Bila seluruh jemaat GKPS di Indonesia mampu menghimpun bantuan sekalipersembahan saja dalam sekali ibadah atau kebaktian, hasilnya tentunya cukup lumayan. Saat ini GKPS di Indonesia memiliki sekitar 633 jemaat dengan 227.690 jiwa (59.713 kepala keluarga). Jika keluarga GKPS memberikan sumbangan, hal tersebut tentunya bisa meringankan beban korban bencana banjir di NTT,”paparnya.
Selain itu, lanjut Pdt John Ricky R Purba, MTh, Ketua PGI Pusat, Pdt Dr Gomar Gultom, MTh juga perlu mengerahkan seluruh Gereja anggota PGI menghimpun bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Bantuan tersebut tentunya perlu sebagai wujud nyata kasih umat Kristen di Indonesia terhadap saudara-saudara seiman, sebangsa dan se tanah air di NTT.
Dikatakan, jumlah Synode Gereja anggota PGI di Indonesia cukup banyak, yakni 89 gereja. Jika seluruh Gereja anggota PGI di Indonesia mengumpulkan bantuan, hasilnya juga akan sangat berarti bagi korban bencana banjir bandang di NTT. Karena itu seluruh pimpinan synode gereja anggota PGI hendaknya bergerak cepat menggalang bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT.
“Gereja perlu segera melakukan gerakan cinta kasih untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Gerakan ini memang kecil, tetapi makan cinta kasihnya sangat besar. Mari kita tunjukkan Gereja pembawa berkat dan peduli bagi sesama,”katanya.
Selain itu, lanjut Pdt John Ricky R Purba, MTh, Ketua PGI Pusat, Pdt Dr Gomar Gultom, MTh juga perlu mengerahkan seluruh Gereja anggota PGI menghimpun bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Bantuan tersebut tentunya perlu sebagai wujud nyata kasih umat Kristen di Indonesia terhadap saudara-saudara seiman, sebangsa dan se tanah air di NTT.
Dikatakan, jumlah Synode Gereja anggota PGI di Indonesia cukup banyak, yakni 89 gereja. Jika seluruh Gereja anggota PGI di Indonesia mengumpulkan bantuan, hasilnya juga akan sangat berarti bagi korban bencana banjir bandang di NTT. Karena itu seluruh pimpinan synode gereja anggota PGI hendaknya bergerak cepat menggalang bantuan untuk korban bencana banjir bandang di NTT.
“Gereja perlu segera melakukan gerakan cinta kasih untuk korban bencana banjir bandang di NTT. Gerakan ini memang kecil, tetapi makan cinta kasihnya sangat besar. Mari kita tunjukkan Gereja pembawa berkat dan peduli bagi sesama,”katanya.
Sementara itu seperti diberitakan, bencana banjir bandang yang menerjang Kota Kupang dan tujuh kabupaten di Provinsi NTT menimbulkan dampak yang cukup besar. Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati di Jakarta, Rabu (7/4/2021), total korban tewas akibat banjir bandang yang ditemukan di enam kabupaten di Provinsi NTT sejak Minggu – Rabu (1 – 7/4/2021) mencapai 138 orang.
Sedangkan korban banjir bandang di daerah itu yang dinyatakan hilang dan tetap dalam pencarian sebanyak 61 orang. Kemudian jumlah warga yang masih mengungsi akibat banjir bandang di NTT hingga Rabu (7/4/2021) mencapai 8.424 orang. Korban meninggal, hilang dan mengungsi tersebut tersebar di beberapa kabupaten dan satu kota.
Sedangkan korban banjir bandang di daerah itu yang dinyatakan hilang dan tetap dalam pencarian sebanyak 61 orang. Kemudian jumlah warga yang masih mengungsi akibat banjir bandang di NTT hingga Rabu (7/4/2021) mencapai 8.424 orang. Korban meninggal, hilang dan mengungsi tersebut tersebar di beberapa kabupaten dan satu kota.
Menurut Raditya Jati, jumlah korban banjir bandang yang meninggal dunia di Flores Timur hingga Rabu sudah mencapai 67 orang, Kabupaten Lembata (32 orang), Alor (25 orang), Malaka (lima orang), Sabu Raijua (dua orang), Ende, Ngada dan Kota Kupang masing-masing satu orang. Sedangkan 61 orang korban banjir bandang NTT yang dinyatakan hilang tersebar di Kabupaten Lembata sebanyak 35 orang, Alor (25 orang) dan Flores Timur (enam orang). (Matra/AdeSM)
Posting Komentar