. Jalan Tol Trans Sumatera, Bangkitkan Pariwisata dan UMKM di Sumatera

Jalan Tol Trans Sumatera, Bangkitkan Pariwisata dan UMKM di Sumatera

Presiden RI, Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Trans Sumatera, Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir – Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan Selasa (26/1/2021). (Foto: Matra/Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

(Matra, Jambi) - Ketersediaan sarana infrastruktur jalan menjadi salah satu faktor penting untuk memajukan pariwisata dan ekonomi rakyat di berbagai daerah di Sumatera. Sarana jalan mulus yang menghubungkan perkotaan dengan destinasi wisata maupun sentra – sentra usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Sumatera sangat berperan meningkatkan kunjungan wisata maupun pemasaran produk UMKM di 10 provinsi berpenghuni 55 juta jiwa tersebut.

Presiden RI Jokowi dalam sambutanya pada peresmian beberapa ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di wilayah, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan penghubung lintas provinsi, yakni jalan tol di wilayah 10 provinsi di Sumatera tidak hanya dapat menghubungkan antar wilayah atau antar daerah, tetapi juga dapat membangkitkan perekonomian dan pariwisata di pulau yang memiliki luas sekitar 473.481 kilometer persgi (Km2) tersebut.

Menurut Presiden Jokowi, keberadaan JTTS ini akan membuka banyak peluang yang menguntungkan. Hal itu terlihat dari, lokasinya dekat dengan Pulau Jawa, lahan masih sangat luas, masih kompetitif harganya, juga tenaga kerja yang tersedia di sini sangat besar. Sehingga aktivitas bisnis bisa dilakukan dengan biaya yang bersaing dengan provinsi yang lain dan negara yang lain.

“Ini adalah untuk pemerataan pembangunan dan pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak- banyaknya
di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Karena itu pembangunan jalan tol di Sumatera ini saya harapkan bisa menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan mengembangkan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi yang produktif di seluruh daerah di Sumatera,”katanya.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di daerah-daerah penyangga jalur JTTS di Sumatera tersebut, lanjut Jokowi, para gubernur, wali kota dan bupati di Sumatera diminta membangun jalan dari JTTS ke sentra-sentra ekonomi, pariwisata, industri, pertanian dan perkebunan di daerah masing-masing.

“Sambungkan. Berikan akses penghubung ke sana. Manfaat ekonominya akan bisa maksimal. Ini adalah tugas pemerintah provinsi, tugas pemda di Sumatera. Hal ini penting karena ada banyak potensi kawasan yang sangat produktif di berbagai daerah Sumatera. Potensi besar yang bisa dikembangkan tersebut, yakni sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, pertambangan. Ini akan meningkatkan nilai ekonomi dari produk-produk yang dihasilkan,”katanya.

Ruas jalan Tol Trans Sumatera Kayu Agung – Betung, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, baru-baru ini. (Foto:Matra/ PT HutamaKarya)

Etalase UMKM

Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto pada webinar “Tol Sumatra Membawa Peradaban dan Perilaku Baru” di Jakarta baru-baru ini menjelaskan, banyak peluang usaha pariwisata dan ekonomi rakyat yang muncul di berbagai daerah di Sumatera melalui pembangunan JTTS.

Dikatakan, JTTS memberikan peluang besar memacu kebangkitan pariwisata dan UMKM di Sumatera bukan hanya dari keterbukaan akses antar kota besar Jawa – Sumatera. JTTS juga berperan mendorong gairah pembangunan pariwisata dan UMKM di Sumatera melalui munculnya destinasi wisata dan peluang usaha baru di lokasi-lokasi rest area (tempat istirahat) di jalur JTTS.

Rest area di sepanjang jalur JTTS bahkan bisa menjadi etalase UMKM bagi setiap daerah di Sumatera. Berbagai produk unggulan lokal, baik produk kerajinan maupun kuliner bisa lebih mudah dipasarkan melalui lapak-lapak UMKM di setiap rest area.

“Kami akan membangun rest area di setiap 50 Km jalan tol Sumatera. Rest area tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pusat belanja beragam produk dan kuliner lokal. Selain itu melalui jalan tol yang menghubungkan seluruh daerah di Sumatera, wisatawan bisa lebih mudah mengunjungi objek iwsata, sentra produk UMKM dan kuliner,”ujarnya.

Dijelaskan, Pemerintah Pusat telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2021 tentang perubahan keempat atas PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Jalan Tol. Berdasarkan peraturan tersebut, badan usaha jalan tol wajib mengalokasikan areal tempat istirahat dan pelayanan (rest area) sekitar 30 % khusus untuk UMKM.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Masayu Lela mengatakan, adanya PP Nomor 14 Tahun 2005 tentang Jalan Tol yang turut mengatur penyediaan kesempatan UMKM membuka usaha di rest area  jalan tol akan membangkitkan UMKM di daerah itu.

“Omzet penjualan UMKM di Sumsel akan meningkat kembali karena diberi kesempatan membuka usaha di rest area jalan tol Sumatera. Menghadapi Lebaran 2021, pengguna jalan tol Sumatera akan meningkat. Dengan demikian penjualan UMKM di rest area jalan tol Sumatera juga akan naik. Namun kami berharap, sewa areal atau lokasi UMKM di rest area jalan tol jangan terlalu mahal agar bisa terjangkau UMKM bermodal kecil,”katanya.

Hal senada juga diakui Gubernur Lampung, M Ridho Ficardo. Menurut M Ridho Ficardo, pembangunan JTTS meningkatkan konektivitas daerah perkotaan dan sentra-sentra pertumbuhan ekonomi dan destinasi wisata di Lampung. Kemudahan akses transportasi melalui pembangunan JTTS akan meningkatkan investasi di kawasan Lampung Selatan.

“Kami melihat, pembukaan JTTS di Provinsi Lampung maupun daerah lain di Sumatera akan membuka banyak peluang investasi. Para pemodal akan semakin banyak yang menanamkan modalnya untuk membuka berbagai usaha di kawasan-kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan JTTS, baik itu usaha industri besar, usaha kreatif dan pariwisata,”ujarnya.

Prospek JTTS dalam peningkatan usaha yang diungkapkan Gubernur Lampung tersebut sedikit banyaknya sudah dibuktikan Amrin Buyung (50), seorang agen ikan asin di Provinsi Lampung yang banting setir menjadi pengusaha rumah makan di jalur JTTS, Lampung.

Seperti dilansir TopBisnis.Com, Amrin Buyung meninggalkan usaha jualan ikan asin karena cukupjeli melihat peluang usaha rumah makan (kuliner) di jalur JTTS. Amrin mendirikan rumah makan Padang, Indarung sekitar 70 meter dari exit (pintu keluar) JTTS Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Barat Juli 2019. Rumah makan tersebut didirikan Amrin setelah Presiden Jokowi meresmikan ruas JTTS Bakauheuni – Terbanggi Besar, 8 Maret 2019.

“Saya berani membuka rumah makan di jalur tol ini karena melihat peluangnya cukup menjanjikan. Para pengguna jalan (sopir dan penumpang) pasti ingin beristirahat dan makan setelah menempuh perjalanan melelahkan. Saya berani membuka rumah makan Padang berbekal pengalaman bekerja di rumah makan padang sebelum berjualan ikan asin. Dan ternyata hasil usaha rumah makan di jalur tol ini sangat memuaskan,”ujarnya.

Secara terpisah pengamat Transportasi, Darmaningtyas mengatakan, jika pemerintah dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) benar-benar mau membantu UMKM, kemudahan dan insentif perlu diberikan kepada UMKM yang membuka usaha di rest area jalan tol Sumatera.

"Jika UMKM cukup mudah membuka usaha di rest area jalan tol Sumatera, mereka tentunya tidak menjual dagangan mereka terlalu mahal agar pengguna jalan tol yang istirahat di rest area tidak enggan berbelanja. Karena itu UMKM yang membuka usaha di rest area jalan tol Sumatera diberi keringanan sewa lapak, pengurangan pajak dan tetap diberi pembinaan,”katanya.

Gerbang Jalan Tol Trans Sumatera Kota Pekanbaru – Dumai, Provinsi Riau, baru-baru ini. (Foto: Matra/PT HutamaKarya)

Kejar Target

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono pada peresmian ruas JTTS Kayuagung – Palembang, Sumsel baru-baru ini menjelaskan, melihat besarnya manfaat JTTS bagi percepatan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sumatera, pihaknya terus melakukan percepatan JTTS di 10 provinsi di Sumatera.

Dikatakan, ruas JTTS yang dibangun mulai Mei 2016 - 2024 mencapai panjang 2.878 Km dengan anggaran sekitar Rp 500 triliun. JTTS terdiri dari koridor utama (back bone) sepanjang 2.069 Km mulai dari Bakauheuni, Provinsi Lampung hingga Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan koridor pendukung (sirip) 919 Km. Koridor utama JTTS dari Provinsi Lampung – Palembang, Sumatera Selatan  sekitar 358 Km, Palembang – Pekanbaru, Provinsi Riau (610 Km, Pekanbaru – Medan, Sumut  ( 548 Km) dan Medan (Sumut) – Banda Aceh, Provinsi NAD (460 Km).

Ruas jalan pendukung JTTS, yakni jalan tol Bengkulu – Palembang (Sumsel), Padang (Sumatera Barat) – Pekanbaru (Riau) dan Sibolga – Medan (Sumut) dengan panjang total sekitar  904 Km.

Ruas jalan tol Sumatera yang sudah beroperasi hingga Maret 2021 ini sudah mencapai 652,2 km atau sekitar 22, 7  % dari total 2.878 Km panjang JTTS. Ruas JTTS yang sudah beroporasi sudah mencapai 10 ruas dari 24 ruas JTTS.

Ruas JTTS yang sudah beroperasi dan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni ruas JTTS pelabuhan Bakauheuni - Terbanggi Besar, Provinsi Lampung sekitar 140 Km. Kemudian ruas JTTS Terbanggi Besar-Pematang Panggang - Kayu Agung, Provinsi Sumsel sekitar 189 dan ruas tol Kayu Agung – Palembang, Sumsel sekitar 33 Km.

Selain itu ruas JTTS Seksi IV Aceh-Sigli, NAD sepanjang 14 Km, JTTS Pekanbaru – Dumai, Provinsi Riau (131 Km), ruas JTTS Kayuagung – Palembang, Sumsel (42,5 Km). Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (62 Km), Belawan - Medan - Tanjung Morawa, Sumut (43 Km) an ruas JTTS Medan – Binjai, Sumut (13 Km). Sedangkan ruas JTTS yang sedang dikerjakan sekitar 1.194 Km dan dalam persiapan sekitar 1.291 Km. 

“Kami terus berupaya mengejar target pembangunan JTTS ini karena kehadiran JTTS yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif di Sumatera akan dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kawasan di Sumatera dapat dipercepat dan pusat-pusat ekonomi baru di Sumatera juga bertumbuh lebih cepat,”katanya.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengatakan, pembangunan JTTS tidakhanya penting untuk peningkatan ekonomi daerah di Sumatera dan nasional. Pembangunan jalan tol tersebut juga membangun koneksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Melalui pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah daerah memiliki daya akselerasi bagi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Kemudian jalan tol Sumatera juga memperlancar hubungan Sumatera – Jawa. Karena itu kami mengapresiasi kinerja mengapresiasi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Di di tengah pandemi Covid-19, pemerintah masih tetap bisa membangun negei,”katanya.

Harapan  Baru

Sementara itu, para petani nenas di desa agrowisata dan sentra UMKM dodol nenas di Desa Tangkit, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi mengharapkan dilakukannya percepatan pembangunan JTTS di Provinsi Jambi. Percepatan pembangunan JTTS di Jambi dinilai penting untuk mempermudah pemasaran produk nenas dan dodol nenas Desa Tangkit ke luardaerah sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan ke desa agrowisata itu.

Menurut Ambok Asek (45), petani nenas Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, akibat sulitnya akses jalan ke desa agrowisata Desa Tangkit, desa tersebut semakin jarang dikunjungi wisatawan, termasuk wisatawan lokal. Padahal jarak desa itu ke Kota Jambi hanya 30 Km. Sulitnya akses akibat jalan ke desa merekajuga membuat para petani nenas dan perajin dodol nenas Desa Tangkit sulit memasarkan  produksi mereka.

“Jika jalan tol Sumatera di Jambi sudah selesai dibangun, tentunya wisatawan akan lebih mudah dan semakin banyak berkunjung ke Kota Jambi. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Jambi tentu lebih mudah diarahkan berkunjung ke agrowisata nenas Desa Tangkit yang hanya berjarak 30 Km dari Kota Jambi,”katanya. (Matra/Radesman Saragih/berbagai sumber)






Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama