(Matra, Jambi) – Kabupaten Merangin termasuk salah satu daerah di Provinsi Jambi yang masih memiliki banyak desa tertinggal di bidang telekomunikasi dan informasi. Hal tersebut tercermin dari banyaknya desa di daerah itu yang belum terjangkau jaringan internet.
Jumlah desa di Kabupaten Merangin yang mengalami blank spot (belum bisa terjangkau jaringan internet) saat ini sebanyak 62 desa. Desa yang belum terjangkau jaringan internet tersebut mencapai 30 % dari total 205 desa di Kabupaten Merangin.
Menyikapi masih banyaknya desa blank spot internet di Merangin, Pemkab Merangin kini mengupayakan perluasan pembangunan jaringan telekomunikasi ke seluruh desa di daerah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan meningkatkan pembangunan jaringan telekomunikasi ke pedesaan tersebut, yakni menjajaki kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di Jakarta.
WakilBupati Merangin, H Mashuri didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Pemkab Merangin, M Arief di Bangko, Merangin, Provinsi Jambi, Selasa (16/3/2021) mengatakan, pihaknya kini menjalin kerja sama Kemkominfo untuk membangun jaringan internet di 62 desa blankspot internet di Merangin.
“Kami sudah melakukan pertemuan dengan jajaran pimpinan Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI Kominfo) di Jakarta, Senin (15/3/2021). Pada pertemuan tersebut kami sudah menyampaikan usulan mengenaipembangunan jaringan internet ke 62 desa di Merangin tahun ini. Pihak BAKTI Kominfo menanggapi usulan tersebut dengan baik. Jaringan internet akan dibangun ke 62 desa di Merangun salam waktu dekat,”katanya.
Menurut H Mashuri, dalam pembangunan jaringan internet di 62 blank spot internet di Merangin tersebut, pihak BAKTI Kominfo akan memperluas akses internet dan memperkuat infrastruktur digital di Merangin. Program tersebut sudah merupakan bagian program pembangunan jaringan telekomunikasi secara nasional untuk seluruh wilayah Indonesia, terlebih wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Dikatakan, pembangunan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Merangin termasuk cukup sulit sebab kondisi geografis Merangin banyak berbukit, pegunungan dan jurang. Karena itu pembangunan infratruktur jarinan telekomunikasi di daerah itu selama ini tergolong lambat.
Namun, lanjut H Mashuri, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Merangin tidak bisa ditunda-tunda agar semua desa di daerah ini bisa terjangkau internet. Internet sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat, termasuk masyarakat pedesaan agar percepatan pembangunan desa bisa dilakukan.
“Ketersediaan jaringan internet di desa juga sangat penting agar kinerja aparatur pemerintahan desa, usaha ekonomi rakyat, pendidikan dan pelayanan eksehatan lebih lancar,”katanya.
Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi BAKTI Kominfo, Latifah Hanum menjelaskan, saat ini sudah ada dua desa di Kabupaten Merangin yang mendapatkan bantuan stasiun transmisi (Base Transceiver Station/BTS) Sinyal On Air (jaringan udara). Kedua desa itu, yakni Desa Ngaol, Kecamatan Tabir Barat dan Desa Tanjung Kasri, Kecamatan Jangkat.
“Pembangunan BTS Sinyal On Air untuk desa lainnya di Merangin akan kami pelajari lebih dahulu. Kami akan segera melakukan survei lapangan ke Merangin terlebih dahulu,”ujarnya.
Sementara itu, Bupati Merangin, Al Haris pada Rapat Koordinasi Kepala Desa se-Kabupaten Merangin baru-baru ini mengatakan, sebanyak 62 desa blank spot sinyal telepon genggam (handphone/HP) maupun internet di Kabupaten Merangin berpotensi menjadi smart city (desa pintar). Hal ini bisa diwujudkan melalui program Desa Punya Internet (Desa Pinter). Melalui program ‘’Desa Pinter” ini, pembangunan jaringan internet bisa dilakukan hingga ke desa terisolir.
Dijelaskan, jaringan internet sangat dibutuhkan masyarakat hingga ke desa terisolir, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Terbatasnya mobilitas atau pergerakan warga masyarakat akibat pandemi menyulitkan warga desa - desa yang tidak terjangkau internet di Merangin memenuhi berbagai kebutuhannya.
Baik kebutuhan informasi mengenai perkembangan kasus Covid-19, harga kebutuhan pokok, pemasaran hasil pertanian, kegiatan pendidikan online (dalam jaringan) dan pelayanan kesehatan.
“Nah, dengan adanya jaringan internet hingga ke desa, warga masyarakat desa bisa tetap menjalin komunikasi, mengembangkan usaha, melaksanakan kegiatan pendidikan dan kegiatan lain dengan warga masyarakat kota maupun desa lainnya,”ujarnya.
Al Haris mengatakan, untuk mempercepat pembangunan jaringan telekomunikasi ke seluruh desa di Merangin, Dinas Kominfo Merangin berupaya mengurangi daerah blank spot internet dengan menawarkan program Internet Desa Mandiri. Melalui program tersebut jaringan internet diperluas sampai ke pelosok desa.
‘’Program Internet Desa Mandiri atau Program Smartconnect (koneksi pintar) ini mengajak para kepala desa di Merangin yang desanya blank spot untuk bekerja sama menyediakan layanan internet broadband dengan harga terjangkau,’’katanya. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar