(Matra, Jambi) – Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Pulau Seribu, Provinsi DKI Jakarta Sabtu (9/01/2021) masih menyimpan misteri. Hingga 11 hari setelah peristiwa tersebut, Selasa (19/1/2021) penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang menewaskan 62 orang tersebut belum diketahui.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Senin (18/1/2021) mengungkapkan, pihaknya masih terus menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu. Setelah kotak hitam (black box) pesawat naas tersebut ditemukan, pihak KNKT berupaya mengunduh (mebuka) data penerbangan pesawat tersebut.
“Kami sudah berhasil mengunduh Flight Data Recorder (FDR) black box. Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini, KNKT sedang mempelajari data-data tersebut. Namun Cockpit Voice Recorder (CVR) black box atau percakapan pilot belum ditemukan, kami belum bisa memastikan penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ 182,”katanya.
Sementara itu, Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan, pihaknya telah menerima crash survivable memory unit (CSMU) atau bagian dari kotak hitam yang paling tahan benturan dan tahan panas hingga suhu 1.000 derajat celcius selama 1 jam. CSMU tersebut masih diteliti untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang sudah beroperasi sekitar 26 tahun.
Dikatakan, kapal riset Baruna Jaya IV Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang terus siaga mengevakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 turut membantu pencarian CVR atau percakapan dalam kokpit pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.
Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan, Baruna Jaya IV sudah bergabung memasuki area pencarian kotak hitam. Pengalaman Baruna Jaya IV yang berhasil mengangkat black box Lion Air PK LQP dua tahun lalu (2018) diharapkan dapat menjadi pelajaran penting membantu menemukan hingga mengangkat seluruh bagian blackbox SJ-128.
Hammam menjelaskan, Baruna Jaya IV, yang berada di area pencarian, selalu siap jika diminta untuk mencari CVR tersebut. Para awak KR Baruna Jaya lanjutnya, masih melakukan simulasi pencarian CVR, mengingat kendala ada sedimen-sedimen di lautan, dan baterai CVR yang sudah tidak ada.
Kabel pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta yang pertama kali ditemukan, Sabtu (9/1/2021). (Foto : Beritasatu.com)
“Kami terus menyiagakan peralatan pendukung seperti robot remotely operated vehicle (ROV) yang dilengkapi dengan kamera dan lampu, dan mengetesnya, sehingga jika dibutuhkan dapat langsung difungsikan untuk mencari CVR tersebut,”ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Biro (Karo) Penerangan Masyarakat (Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (18/1/2021) menjelaskan, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 34 orang korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Dari 34 korban yang teridentifikasi, 23 orang di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Karena belum semua korban ditemukan, pencarian penungmpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu SJ 182 diperpanjang tiga hari hingga Kamis (21/1/2021).
Kronologis
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi di Jakarta, Sabtu (9/1/2021) malam menjelaskan kronologis jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diterbangkan kapten pilot, Afwan dan co - pilot, Diego Mamahit tersebut. Menurut Budi Karya Sumadi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tujuan atau rute Jakarta – Pontianak, Kalimantan Barat yang mengangkut 50 orang penumpang (40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi) dan 12 awak (kru) diketahui hilang kontak empat menit setelah lepas landas atau berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu (9/1/2021) siang sekitar pukul 14.40 WIB.
Pesawat bernomor registrasi PK CLC jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut di utara Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan ketika menambah ketinggian ke posisi 13.000 kaki.
Setelah hilang kontak dan tidak nampak di radar, katanya, manajer operasi Bandara Soekarno Hatta langsung berkoordinasi dengan Basarnas, bandara tujuan, instansi terkait untuk melakukanpencarian. Setelah bebepara jam pencarian, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut diketahui telah jatuh di diperairan Kepulauan Seribu tersebut.
Mengetahui peristiwa tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung menginstruksikan pencarian pesawat Sririjaya Air SJ 182 di perairan Pulau Seribu. Untuk melakukan pencaran, dikerahkan kapal Basarnas (empat unit), kapal karet (tiga unit) dan kapal TNI Angkatan Laut KRI. (Matra/Rds/dari brbagai sumber)
Pesawat Sriwijaya Air. (Ist)
Korban Srirjaya Air SJ 182 yang Teridentifikasi
No |
Nama |
Status |
Identifikasi |
01 |
Fadly Satrianto (38) |
Co-pilot NAM Sriwijaya Air |
12 Januari 2021 |
02 |
Diego Mamahit |
Co-Pilot Sriwijaya Air |
18 Januari 2021 |
03 |
Mia Tresetyani (23) |
Pramugari Sriwijaya Air |
14 Januari 2021 |
04 |
Okky Bisma (30) |
Pramugara Sriwijaya Air |
11 Januari 2021 |
05 |
Yuni Dwi Saputri (34) |
Pramugari Sriwijaya Air |
17 Januari 2021 |
06 |
Oke Dhurrotul Jannah (24) |
Pramugari NAM Air |
17 Januari 2021 |
07 |
Didik Gunardi (49) |
Pramugara NAM Air |
18 Januari 2021 |
08 |
Gita Lestari (36) |
Pramugari Sriwijaya Air |
18 Januari 2021 |
09 |
Khasanah (50) |
Penumpang |
12 Januari 2021 |
10 |
Asy Habul Yamin (36) |
Penumpang |
12 Januari 2021 |
11 |
Indah Halimah Putri (26) |
Penumpang |
13 Januari 2021 |
12 |
Agus Minarni (47) |
Penumpang |
13 Januari 2021 |
13 |
Ricko Mahulette (32) |
Penumpang |
14 Januari 2021 |
14 |
Ihsan Adhlan Hakim (33) |
Penumpang |
14 Januari 2021 |
15 |
Supianto (37) |
Penumpang |
14 Januari 2021 |
16 |
Pipit Supiyono (23) |
Penumpang |
14 Januari 2021 |
17 |
Yohanes Suherdi (37) |
Penumpang |
14 Januari 2021 |
18 |
Toni Ismail (59) |
Penumpang |
15 Januari 2021 |
19 |
Dinda Amelia (15) |
Penumpang |
15 Januari 2021 |
20 |
Isti Yudha Prastika (34) |
Penumpang |
15 Januari 2021 |
21 |
Putri Wahyuni (25) |
Penumpang |
15 Januari 2021 |
22 |
Rahmawati (59) |
Penumpang |
15 Januari 2021 |
23 |
Arneta Fauziah |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
24 |
Arifin Ilyas (26) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
25 |
Makrufatul Yeti Srianingsih (30) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
26 |
Beben Sopian (58) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
27 |
Nelly (49) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
28 |
Rizky Wahyudi (26) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
29 |
Rosi Wahyuni (51) |
Penumpang |
16 Januari 2021 |
30 |
Fao Nuntius Zai |
Penumpang |
17 Januari 2021 |
31 |
bayi berumur 11 bulan |
Penumpang |
17 Januari 2021 |
32 |
Iu Iskandar (52) |
Penumpang |
17 Januari 2021 |
33 |
NN |
Penumpang |
17 Januari 2021 |
34 |
Athar Rizki Riawan (8) |
Penumpang |
18 Januari 2021 |
35 |
Fathima Ashalina (2) |
Penumpang |
18 Januari 2021 |
36 |
Rahmania Ekananda (39) |
Penumpang |
18 Januari 2021 |
Posting Komentar