Angkap Lagu Simalungun Ke Kancah Nasional
(Matra, Jambi)-Komunitas Patunggung Simalungun kembali melakukan konser Live Streaming bertajuk Apresiasi Untuk 25 Pencipta Doding (Lagu) Simalungun Jilid II pada Sabtu 29 Agustus 2020 di Studio 2 Patunggung Simalungun, Sondi Raya, Kabupaten Simalungun di akun Fanpage Facebook Patunggung Simalungun.
Sebelumnya pada Sabtu 18 Juli 2020 lewat akun Fanpage Facebook Patunggung Simalungun sukses melakukan konser Live Streaming bertajuk Apresiasi Untuk 25 Pencipta Doding (Lagu) Simalungun Jilid I yang menampilkan sederatan artis Simalungun Se Jabodetabek seperti Erik Zen Tondang, Sumani Purba, Yanci Sinaga, Yeyen Marbun, Sonny Saragih, Toddy Purba, De’Rapstar (Franto Purba, Jhon Hannes Purba Siboro, Sion Damanik), Rando Sembiring, Elegant Voice, Saudin Purba dan Palapa Trio.
Kali kedua ini, konser Live Streaming bertajuk Apresiasi Untuk 25 Pencipta Doding (Lagu) Simalungun Jilid II ini akan diisi sederetan Artis Simalungun yang berdomisili disekitar Simalungun, Pematangsiantar, Kota Medan sekitarnya.
Kegiatan Patunggung Simalungun dengan mengapresiasi 25 pencipta doding Simalungun Jilid II ini sebagai wujud memberikan perhatian kepada pencipta lagu-lagu Simalungun yang sudah lama popular.
Team Creativ Patunggung Simalungun terus mengajak Orang Simalungun untuk mempromosi Konser Live Streaming Patunggung Simalungun ini secara luas.
Pdt JP Tamsar STh
Kali ini saya sedikit mengulik Pdt JP Tamsar STh. Seorang Pendeta Seniman. Saya kali pertama jumpa dengan Pdt JP Tamsar STh kala pindah tugas ke Jambi sebagai Pendeta GKPS Resort Jambi pada Minggu 15 Juli 2012 lalu.
Pdt JP Tamsar STh beserta keluarga yang sebelumnya melayani di GKPS Resort Binjai, Sumatera Utara mempekenalkan diri pada acara penyambutan keluarga pendeta tersebut di GKPS Jambi, Minggu 15 Juli 2012.
Saat itu Jemaat GKPS Jambi dan GKPS Persiapan Tanah Kanaan Kota Jambi antusias menyambut kehadiran keluarga Pdt JP Tamsar STh/Br Saragih pada acara penyambutan pendeta baru GKPS Resort Jambi. Pdt JP Tamsar STh cukup terkenal sebagai seorang Pencipta Lagu Simalungun.
Pelayanan Pdt JP Tamsar STh di GKPS Resort Jambi berjalan dengan baik dan penuh kesan, khususnya dalam mengabadikan Seni Budaya Adat Simalungun. Perayaan Natal Bersama Seksi Bapa-Wanita GKPS Jambi, Minggu 13 Desember 2015 malam, mata Pdt JP Tamsar STh tampak berkaca-kaca.
Pdt JP Tamsar STh, pada Senin (14/12/2015), ternyata dipercaya menjabat sebagai Praeses GKPS Distrik IV yang sebelumnya dijabat Pdt Hot Imanson Sinaga STh yang meninggal dunia karena sakit November 2015 lalu. Kini Pdt JP Tamsar STh sudah pensiun sebagai Praeses GKPS Distrik IV dan menetap di Binjai.
Mengangkat Derajat Lagu Simalungun Ke Tingkat Nasional
Penulis pernah mewawancarai Pdt JP Tamsar STh soal pencipta lagu Simalungun Kamis 25 Desember 2014. Maaf saya tampilkan kembali petikan wawancaranya.
Dikalangan Pendeta GKPS nama Pdt Jadiman Purba Tamsar STh (Pdt JP Tamsar) tak asing lagi. Pendeta ini selain aktif dalam pelayanan di gereja, ternyata memiliki naluri seni yang tinggi, khususnya untuk lagu-lagu Pop Simalungun.
Namun sebagian besar masyarakat GKPS dan Simalungun di Dunia, belum mengenal betul Pdt JP Tamsar STh. Selain aktif sebagai seorang Pendeta di GKPS, ternyata Pdt JP Tamsar STh juga belum dikenal secara luas selaku seorang seniman Simalungun yang mumpuni.
Beberapa lagu cimptaannya kini sudah memasyarakat di kalangan etnis Simalungun khususnya. Misalnya lagu berjudul “Langkah Kon Ma Inang”. Lagu ini diciptakan Pdt JP Tamsar STh atas permintaan seorang keluarga bermarga Purba/br Saragih karena putrinya mau menikah.
“Lagu ini saya ciptakan atas permintaan satu keluarga Marga Purba/br Saragih saat saya melayani di GKPS Kampung Durian 16 Juli 1998. Saat itu setiap orang Batak yang mau menikahkan putrinya selalu menyanyikan lagu Toba “Borhatma Dainang” saat memberikan ulos kepada putrinya. Namun kini sudah ada lagu Simalungun “Langkahkon Ma Inang”, ujar Pdt JP Tamsar STh saat wawancara khusus dengan penulis di GKPS Jambi, Kamis (25/12/2014). (Video di YouTube Lagu “Lakkahkon Ma Inang Vokal Betty Br. Sinaga)
Menurut Pdt JP Tamsar STh, lagu “Langkahkon Ma Inang” pertama kali direkam dalam pita kaset oleh Ledis Trio (Pop Simalungun) Asuhan St Darmawan Saragih. Kemudian direkam ulang dalam bentuk VCD oleh penyanyi Betty Br Sinaga. Lagu “Langkahkon Ma Inang” kini sudah menjadi lagu wajib pesta adat saat perkawinan mempelai putrinya Boru Simalungun. Lagu ini juga sudah menyebar di Media Youtube.
“Simalungun kini sudah memiliki lagu khusus yakni “Langkahkon Ma Inang”,saat orang tua mepelai wanita menyematkan Bulang dan Hiou (ulos-red) kepada mempelai wanita. Jadi lagu ini menggantikan lagu Toba “Borhat Ma Dainang”. Lagu “Langkahkon Ma Inang”,sudah menjadi lagu wajib pesta perkawinan Simalungun,” ujar ayah dari tiga putra satu putri ini.
Namun ketenaran lagu “Langkahkon Ma Inang”, ternyata Pdt JP Tamsar STh tak mendapat apa-apa, termasuk royalty. Bahkan ucapan yang dia dapat saat lagu itu diminta seorang produser di Medan hanya mendapat ucapan “Kan malas uhur mu Pa, boi ham terkenal alani lagu ai irekam” (Kan senang rasanya bapa, lagu bapa masuk dapur rekanan dan bapa terkenal-red). Jawaban itu membuat saya seperti patah arang,” ujar Pdt JP Tamsar STh yang hidupnya sederhana ini.
Boomingnya “Langkahkon Ma Inang” sebagai lagu Pesta Adat Perkawinan Simalungun, ternyata banyak juga yang tak tahu siapa pencipta lagu tersebut. Bahkan lagu itu sudah ada di Youtube tanpa disebutkan siapa penciptanya.
“Serupiahpun saya tak dapat apa-apa dari lagu “Langkahkon Ma Inang”. Namun saya tetap bersyukur bisa lagu “Langkahkon Ma Inang” menjadi lagu wajib saat pesta adat perkawinan Simalungun. Jadi tak lagi selalu lagu Tapanuli “Borhat Ma Dainang”.
“Lagu “Langkahkon Ma Inang” saya ciptakan dalam satu hari. Saya selalu mencipta lagu dalam keheningan malam. Biasanya pukul 00.00 WIB keatas, saya merenung dan mulai menuliskan syair demi syair. Saya kemudian membayangkan dan merenungkan kalau orang tua yang hendak menikahkan putrinya yang telah lama hidup bersama. Itulah terciptanya lagu “Langkahkon Ma Inang”, ujar Pdt JP Tamsar.
Tak hanya lagu “Langkahkon Ma Inang” yang sudah akrab di telingan penikmat lagu Simalungun. Salah satu lagu adalah “Ulang Mintor Holsohan” hasil Lomba Cipta Lagu Daerah Simalungun dengan Panitia HIMAPSI tahun 1980.
Lagu “Ulang Mintor Hosohan” sudah direkam dalam pita kaset oleh Trio Mora (Edi Purba, Edi Haloho, Purba) dengan Pdoducer St Monang Saragih (Bandung) tahun 1986. Lagu ini juga sudah sangat akrab ditelingan masyarakat Simalungun pecinta lagu Simalungun.
Dalam Lagu “Ulang Mintor Hosohan” inipun, Pdt JP Tamsar STh tak mendapatkan jerih hasil karyanya. Sungguh sangat ironi, seorang karya seorang Seniman Simalungun yang juga Pendeta GKPS, justru tak dihargai etnisnya sendiri.
Jangankan Royalti, uang terimakasih atas lagu ciptaan itupun tak ada. Lagu “Ulang Mintor Hosohan” pernah jadi lagu wajib saat Lomba Duet di Pesta Jubileum GKPS Se Resort Jambi tahun 2012 lalu. Sejumlah videonya Duetnya lagu “Ulang Mintor Holsohan” ada diposting di Media Sosial Youtube.
Lagu “Ulang Mintor Hosohan” juga manjadi Juara II Lomba Cipta Lagu Simalungun yang diadakan Himapsi Siantar Tahun 1980 dengan Piala Menteri Cosmas Batubara. Saya tak dapat apa-apa atas lagu ini. Saya bukan menuntut, tapi hanya sedikit minta dihargai hasil karya cipta saya,” ujar Pdt JP Tamsar STh yang kini menjabat sebagai Pendeta GKPS Resort Jambi sejak tiga tahun lalu.
Juara I Lomba Cipta Lagu Daerah Se Sumut
Prestasi gemilang dalam hal mencipta lagu sudah ditorehkan Pdt JP Tamsar STh. Lagu berjudul “Ingat Ma Amang” menjadi Juara I Se Sumatera Utara saat ikut lomba Cipta Lagu Daerah yang diadakan Stasion TVRI Sumatera Utara, Medan 1989.
“Lagu ini saya ciptakan saat saya melayani di GKPS Merek Raya, Simalungun. Lagu ini saya ciptakan tepatnya 23 Mei 1989. Awalnya lagu ini saya ikutkan lomba cipta Lagu Daerah Se Sumut. Seleksi pertama dari 154 lagu, lagu saya ini lolos ke 25 besar kemudian 10 besar. Kemudian dinyanyikan dan diarasemen oleh pemusik dak akhirnya Juara I se Sumut,” katanya.
Namun lagu “Ingat Ma Amang” gagal mewakili Sumut ke Tingkat Nasional karena surat pemberitahuan Juara I Se Sumatera Utara tak diterima Pdt JP Tamsar STh saat itu.
“Saat itu Sinode Bolon GKPS di Bogor. Saat istirahat makan siang, saya baca Koran Kompas, tiba-tiba ada berita hasil Lomba Cipta Lagu Daerah Se Nasional di Jakarta. Saya baca diberita itu, lagu ciptaan saya yang mewakili Sumut tidak ikut. Saya langsung lemas. Saat itu belum ada telepon genggam (HP). Jadi pemberitahuan Juara I Se Sumut hanya dikirim lewat surat Pos ke tempat kos. Saat saya pulang, saya lihat sudah ada surat pemberitahuan itu sudah ada, saya saat itu sungguh kecewa,” katanya.
Pdt JP Tamsar STh juga awalnya kurang yakin kalau lagu ciptaanya juara I. Biasanya yang mendominasi juara adalah Tapanuli dan Karo.
“Saat saya ke TVRI Medan, saya ditanya oleh TVRI Medan kenapa tak ikut lomba ke Tingkat Nasional di Jakarta. Saya berikan alasan karena Sinode Bolon. Jadi saya diberikan hadiah Juara I Sumut berupa TV, Tabanas Rp 800 Ribu, Piala dan hadiah lainnya,” katanya.
Kata JP Tamsar, lagu itu hingga kini belum direkam. Lagu “Ingat Ma Amang” yang menjadi Juara I Se Sumatera Utara saat ikut lomba Cipta Lagu Daerah yang diadakan Stasion TV TVRI Sumatera Utara, Medan 1989 lalu, hingga kini belum direkam.
Syair Lagu Harus Bahasa Seni
“Saat ini saya prihatin dengan pencipta lagu-lagu Simalungun masa kini. Banyak syair lagu dengan bahasa pasaran dan bukan bahasa seni. Inilah yang membuat derejat Lagu Simalungun redah dimata etnis sendiri dan orang lain. Kalau saya mencipta lagu selalu dengan bahasa Seni, yakni bahasa Simalungun yang artinya mendalam,” ujar suami dari L br Saragih ini.
Kini setidaknya ada 33 Judul lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh yang belum direkam. Dari 33 judul tersebut ada lagu Rohani Simalugun, Pop Indonesia dan Pop Simalugun.
“Garis kelompok lagu yang saya ciptakan selalu beraliran sendu atau sentimentil. Karena saya saat mencipta lagu selalu larut dalam rasa “kesedihan”. Selain itu, karena saya juga seorang Pelayan, unsur arahan ke peda Pemujian Tuhan juga tak luput saya sajikan dalam syair lagu. Kalau soal lagu yang irama girang, minim sekali. Adapun mungkin hanya ada satu dua,” katanya.
Pdt JP Tamsar STh dalam mencipta lagu terkesan hanya otodidak dengan naluri seni yang tinggi. Dalam mencipta lagu untuk membuat nada irama hanya menggunakan gitar. Namun hasil lirik dan syair lagunya sungguh menggugah dan bernilai seni tinggi.
“Saya juga berharap agar pencipta lagu Simalungun untuk tetap menjaga kualitas dan nama identitas Bahasa Simalungun. Bahasa Seni Simalungun harus dipertahankan dalam lagu Simalungun. Sehingga lagu Simalungun bukan lagu “kacangan”, tapi berkualitas tinggi,” katanya.
“Saya salut dan angkat tangan kepada Maestro Seniman Simalungun Taralamsyah Saragih. Lagu ciptaanya hingga kini abadi dan bahasa seni Simalungunya dalam. Kita berharap kepada musisi Simalungun, khususnya yang muda-muda agar bisa mempertahankan Bahasa Seni Simalungun tersebut,” ujarnya.
13 Tahun Tak Mencipta Lagu
Sembari menunjukkan teks lagu-lagu ciptaanya kepada Penulis, Kamis (25/12/2014) di Ruang Konsistoris GKPS Jambi, Pdt JP Tamsar STh sadar bahwa dirinya sudah 13 tahun tak lagi menciptakan lagu.
“Sudah 13 tahun rupanya saya tak lagi mencipta lagu, khususnya lagu Simalungun. Redupnya keinginan saya mencipta lagu ini, akibat dampak tak adanya perhatian dari para producer dan juga para pengusaha entertainer Simalungun. Saya sempat kecewa kepada producer yang sesenaknya merekam lagu saya, namun saya tak dapat apa-apa, bahkan sebatang rokok pun tidak,” kenangnya.
Pdt JP Tamsar STh berharap, lagu-lagu karya ciptaanya bisa direkam dengan baik dan professional. Namun hingga kini dirinya masih menanti tawaran dari para Producer yang cinta dengan Lagu Simalungun.
“Saya berharap ada producer yang mau merekam lagu-lagu saya ini secara professional. Saya juga berharap para penyanyi yang menyanyikan lagu saya untuk mau menyebutkan pencita lagu. Sebab hak cipta ini kan dilindungi undang-undang, jadi saya berharap para Senian bisa dihargai,” kata Pdt JP Tamsar SH yang juga piawai bernyanyi ini.
Kini setidaknya ada 33 judul lagu yang masih disimpan raih oleh Pdt JP Tamsar yang belum direkam secara professional. Diantaranya lagu itu yakni “Ijado Ham Sonari, Sedo Nalupa Au Bamu, Sayang Dimanakah Kau Kini, Naha Uhurmu Bakku, Diri Ini hanya Milikmu, Tading Ilobei, Dipimpin Oleh Yesus, Dosa Warisan, Glory Haleluya, Semoga Kau Lahir Dihatiku, Ranting Berduri Sebagai Mahkota, Hasrat Hati Kandungan Sanubari”.
Kemudian “Ahama Jambarhu Anak Hu, Malam Ini Malam Yang Indah, Mase Sonin, Tangkap Ham Tangan hu Botou, Sahei Do Sabou Do, Apala Hata Sangkababah, Urupi Ham Au, Rembulan Jadi Saksi, Katakan Sejujurnya, Soya Do Haganupan, Ingat Ma Amang, Selamat Tinggal Kawanku, Songon Bunga Na Italun, Seakan Tak Terasa, Odakhon Ma Da, Ulang Sai Inunut Tangis.
Menurut Pdt JP Tamsar, dirinya banyak mencipta lagu saat melayani di GKPS Merek Raya. Saat itu jemaat dan pemuda banyak meminta agar diciptakan lagu untuk dinyanyikan mereka. “Kemudian laguku dinyanyikan mereka dan kemudian dinyanyikan orang lain lagi. Begitulah seterusnya,” katanya.
Awal Mencipta Lagu
Pdt JP Tamsat berkisah, kalau niat awalnya muncul naluri mencita lagu karena musibah ditinggal kekasih yang meninggal di Pemandian Sabas Haranggaol saat dirinya kuliah di STT HKBP Pematang Siantar.
Saat itu dirinya ditinggal kekasihnya karena meninggal. Padahal sudah menjalin kasih selama beberapa tahun. Bahkan Pdt JP Tamsar sempat sampai tak selera makan di Asrama selama 3 hari karena musibah yang menimpa kekasihnya itu.
Namun karena dorongan dari teman kampus, Pdt JP Tamsar bangkit dari kesedihan. Dirinya menguraikan kesedihan itu dalam syair lagu yang berjudul “Sai Malungun Do Au”. Dari situlah awalnya Pdt JP Tamsar menuliskan syair-syair lagu yang kebanyakan lagu-lagunya adalah kisah nyata dalam kehidupan manusia.
Bahkan satu lagu yakni “Ipaikkan Bai Nadaoh” terinspirasi dari seorang pemuda GKPS yang sudah menjalin hubungan kasih sejak kelas 3 SMP hingga lulus SMA. Namun akibat status sosial antara laki-laki dan si perempuan, orang tua perempuan itu menyekolahkan putrinya ke Bandung untuk kuliah.
Sehingga kedua sejoli itu terpisah karena orang tua si perempuan tak senang kepada si pria yang dekat dengan putrinya itu.
“Awalnya saya lihat pemuda ini rajin ke gereja, partonggoan dan kegiatan pemuda lainnya. Namun tiba-tiba ada perubahan akibat dipisahkan keadaan dengan pacarnya. Lalu saya tanyakan kenapa pemuda itu berubah. Lalu pemuda itu bercerita, dan saya membuat kisahnya dalam sebuah lagu Pop Simalungun yang berjudul “Ipaikkan Bai Nadaoh” katanya.
Bagi Producer Profesional yang tertarik dengan lagu-lagu Ciptaan Pdt JP Tamsar STh ini bisa menghubungi di HP 081361339025.
Apresiasi Pencipta Doding (Lagu) Simalungun ini pada Jilid II Sabtu 29 Agustus 2020 akan diberikan kepada 25 nama yakni:
1. St AK Saragih (Alm)
2. Daruman Haloho (Alm)
3. Jasarsan Purba (Alm)
4. Jenneriaman Saragih (Alm)
5. Yahya Sinaga (Alm)
6.Pdt JP Tamsar STh
7. Mirpesta Haloho
8. Alpian Purba
9.Bahrum Purba
10. Davit K Damanik
11. Dearmalinson Silalahi
12.Dody Purba
13.Janampe Purba SS
14. Jayamin Sipayung
15. Lina Damanik
16. Johanes Purba
17.Martille Damanik
18. Meliater Sinaga
19.Nanni Purba
20.Pak Roy Purba
21.Pdt Robert J Saragih
22.Piktor Oloan Sipayung
23.Ranto Purba
24.Sondang Purba
25.Umar Purba.
Apresiasi Pencipta Doding (Lagu) Simalungun ini pada Jilid I Sabtu 18 Juli 2020 diberikan kepada 25 nama yakni :
1. Taralamsyah Saragih (Alm)
2. Sarudin Saragih (Alm)
3. Sabariman Sitopu (Alm)
4. Jonsyah Sinaga
5. Agus Erdiaman Purba
6.Jamanson Sipayung
7. Jales Saragih
8. Damma Silalahi
9.Jerry Benly Sigumonrong
10. Jamin Arab Purba
11. Elvika Silalahi
12.Kasmir Saragih
13.Lamser Girsang
14. Jan Ricardo Purba
15. Jhon Elyaman Saragih
16. Mahmudin Purba
17.Panca I Saragih
18. Lis AK Saragih
19. Noah Sumbayak
20.Sabar Tondang
21. Pastor Anjelo
22. Rajesh Saragih
23. Sapna Sitopu
24.St Herman Sitopu
25. Benjamin Girsang
LIST PENCIPTA DODING (LAGU) SIMALUNGUN VERSI GROUP SENANDUNG SIMALUNGUN:
1.Taralamsyah Saragih
2.Tuan J Kaduk
3.St. AK Saragih
4.Kashmir Saragih
5.Janampe Purba
6.Jonsyah Sinaga
7.Alpian Purba
8.Dermawan Purba
9.Darman Saragih
10.Mika Eliaman Purba
11.Kasbentur Saragih
12.Deruman Haloho
13.Meliater Sinaga
14.Jamin Arab Purba
15.Jenneriaman Saragih
16.Sarudin Saragih
17.Benjamin Girsang
18.Pak Roy Purba (Jhan Wilson Purba)
19.SN Sinaga
20.Bahrum Purba
21. Pdt Nantiaman Saragih
22. Jales Saragih
23. Erbinus Silalahi
24. Hotmaria Sitopu
25. Ranto Purba
26. Sapna Sitopu
27. Dhanny Saragih
28. Dear M Silalahi
29. Martille Damanik
30. Pdt JP Tamsar STh
31. Mirpesta Haloho
32. Eddy Haloho (Trio Mora)
33. Horaspian Purba (Ondoz Trio)
34. Jamanson Sipayung
35. Sondang Purba
36. Lesty Girsang
37. Rostina Saragih
38. Lamser Girsang
39. Gani Sipayung
40. Harun Simamora
41. Erdiaman Purba
42. Noah Sumbayak
43. Damma Silalahi
44. Jerry B Sigumonrong
45. Sabar Tondang
46. Oloan Sipayung
47. Panca I Saragih
48. Agus Erdiaman Purba
49. Jhon Ellyaman Saragih
50. Doddy Purba
51. Rajesh Saragih
52. Jhon Irwanto Sipayung
53. Supra Purba Tambak
54. David K Damanik
55. Jahara Girsang
56. Jon Putra T Tambak
57. Riandi Saragih
58. Parulian Purba
59. John Anjuna Purba
60. Mulia Sipayung
61. Jayamin Sipayung
62. Firlensius Sipayung
63. Umar Purba Tambak
64. Icon Purba
65. Janner Damanik
66. Maman Saragih
67. Hasbi Purba
68. Herman Sitopu
69. Dhani Saragih
70. Papa Marinsen Saragih
71. Karmidin Sipayung
72. Muliasman Saragih
73. Kongsi S Djawak
74. Jon Ricardo Purba
75. Alm. Nuel Purba
76. Pappe Purba
77. Darma Sitopu
78. Milda Siagian
79.Pdt Ito Belihar Purba
80. Rudi Saragih
81.Jonner Purba
82. Maria Saragih
83.Pdt Robert Saragih STh
84. Jhon Kariando Purba
85. St Yahya Sinaga
86. Lulu Damanik
87. St Jasarsan Purba
88. Thomas Saragih
89. Labancius Saragih
90. Fuji Dearman Manihuruk (Ondoz Trio).
91. St Radesman Saragih S Sos (Pangindoan, Pesta Kuria, Siholan Bani Inang, Malasma Uhur mu Inang)
(Asenk Lee Saragih)
Posting Komentar