. Rektor USU Jadi Korban, Ketika Virus Corona Tak Henti Menggempur Sumatera Utara

Rektor USU Jadi Korban, Ketika Virus Corona Tak Henti Menggempur Sumatera Utara

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Runtung Sitepu. (Ist) 
 
 (Matra, Sumut) – Pandemi virus corona (Covid – 19) yang mulai mereda di beberapa daerah di Sumatera ternyata masih terus menggempur wilayah Sumatera Utara (Sumut) hingga pertengahan Juli 2020 ini. Korban Covid-19 di Sumut juga menyasar ke kalangan dunia perguruan tinggi dan para pejabat Gugus Tugas Covid-19.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Sumut, Whiko Irwan di Medan, Sumut, Senin (13/7/2020) menjelaskan, total pasien positif Covid-19 di Sumut hingga Senin (13/7/2020) sudah mencapai 2.367 orang. Pasien Covid-19 yang meninggal di Sumut sebanyak 126 orang dan sembuh 577 orang. Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) di Sumut sebanyak 284 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) 2.212 orang.

"Jumlah ODP di Sumut ini cukup tinggi karena tracing (penelusuran) dari pasien positif Covid-19 dilakukan secara intesif. Selain tracing, kami juga melakukan melakukan penyemprotan disinfektan. Baik itu di Gedung Rektor USU, lingkungan kampus, tempat tinggal maupun lokasi lainnya. Upaya ini lebih efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona,"katanya.

Rektor USU

Keganasan Covid-19 di Sumut semakin mengkhawatirkan karena sudah menyasar ke kalangan pejabat. Salah satu di antaranya, jajaran Universitas Sumatera Utara (USU). Rektor USU, Runtung Sitepu, Wakil Rektor I USU, Rosmayati dan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) USU, Darma Bakti dinyatakan positif terpapar Covid-19. Saat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), Runtung bersama Rosmayati dilaporkan turun langsung memantau pelaksanaan ujian.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut, Aris Yudhariansyah di Medan, Sumut, Minggu (12/07/2020) mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit (RS)  USU, rektor, wakil rektor dan angggota MWA positif Covid-19. Ketiganya masuk dalam kategori orang tanpa gejala (OTG) dari pandemi Covid-19.

"Bila dilihat dari faktor usia, rektor USU, wakil rektor dan MWA USU masuk dalam kategori yang dianggap beresiko, sehingga wajib untuk mendapatkan penanganan yang cepat. Mereka sudah menjalani isolasi untuk mendapatkan penanganan mesia di rumah sakit. Sudah ada tim yang bekerja untuk melakukan tracing," ujarnya.

Menurut Aris, tim yang bekerja dalam melakukan tracing ini melibatkan pihak kesehatan di Universitas USU, tenaga medis dari RS USU, Dinas Kesehatan Kota Medan dan Provinsi. Bahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut juga akan menurunkan tim untuk mengantisipasi penularan virus corona tersebut. Padahal, USU termasuk ketat mengantisipasi pandemi.

"Salah satu upaya yang dilakukan guna mengantisipasi semakin meluasnya penularan virus corona ini adalah melakukan penyemprotan disinfektan di dalam lingkungan kampus dan tempat tinggal dari petinggi USU. Selain itu, sebagai langkah cepat juga dilakukan pemeriksaan test swab terhadap keluarganya. Kontak fisik juga harus ditelusuri lebih meluas," katanya.

Direktur Utama (Dirut) RS USU, Syah Mirsyah Warli menyampaikan, kondisi kesehatan Runtung Sitepu bersama Rosmayati dan Darma Bakti masih dalam kondisi baik dan terlihat masih sehat. Mereka disebutkan tidak menjalani perawatan di rumah sakit tersebut. Runtung dan Rosmayati disebutkan menjalani isolasi mandiri di sebuah tempat.

"Beliau juga memberikan arahan kepada kami supaya menyampaikan ke pihak kampus dan tenaga kesehatan, supaya segera melakukan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 setelah dinyatakan positif corona. Sehingga, siapa saja yang melakukan kontak fisik dengan beliau supaya dilakukan test swab. Rektor mengingatkan ini agar penularan tidak meluas," ungkapnya.

Isolasi Mandiri

Sementara itu, Rektor USU Runtung Sitepu mengharapkan, semua pihak yang memiliki riwayat dalam berinteraksi dengan dirinya selama dua minggu terakhir, supaya ikut diperiksa. Termasuk dengan kalangan wartawan dari berbagai media yang melakukan wawancara dengan dirinya menjelang dan saat pelaksanaan UTBK SBMPTN di Kampus USU.

"Saya tak ingin ini masalah positif Covid-19 ini untuk ditutup-tutupi. Makanya saya minta Dirut RS USU supaya segera menginformasikan masalah ini. Sehingga, aiapapun yang pernah memiliki riwayat kontak fisik dengan saya supaya langsung dilakukan test swab dan menjalani isolasi mandiri. Saya diwawancarai rekan-rekan media, 5 Juli kemarin," ungkapnya.

Runtung menambahkan, seluruh keluarganya juga langsung menjalani pemeriksaan setelah dirinya dinyatakan positif Covid-19. Runtung mengaku menjalani isolasi mandiri yang jauh dari rumahnya. Dia melakukan ini agar keluarga maupun cucu-cucunya tidak terpapar virus corona. Meski menjalani isolasi mandiri, Runtung juga menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker.

"Sampai saat ini, kondisi saya masih dalam keadaan baik - baik saja. Saya tidak ada merasakan sesuatu yang sakit di tubuh. Ketika dinyatakan positif, saya berusaha tetap tenang dan tidak panik. Saya serahkan masalah ini ke tangan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kejadian ini, saya mengingatkan masyarakat supaya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Sayangi diri sendiri, lindungi orangtua, keluarga tercinta dan orang sekitar, supaya tidak tertular," sebutnya.

Saat pelaksanaan UTBK SBMPTN di USU, ada sedikitnya 35.000 peserta yang mengikuti ujian. Sebagian dari jumlah itu mengikuti ujian di Kampus USU. Selebihnya, mengikuti ujian di luar gedung USU. Ketika ujian dilaksanakan, Runtung Sitepu juga turun langsung memantau pelaksanaan ujian.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Lidya Saragih. (Ist) 
 
Kasus Simalungun

Kabupaten Simalungun, Sumut termasuk juga salah satu daerah yang tak luput dari gempuran pandemi Covid-19. Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Simalungun, Akmal Harif Siregar bersama istri dan tiga orang anaknya dinyatakan positif Covid-19.

Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Simalungun, Mixnon Andreas Simamora mengatakan, Akmal Harif bersama keluarganya menjalani perawatan di rumah sakit khusus penananganan Covid-19.

"Beliau bersama keluarganya menjalani perawatan di rumah sakit di Batu 20 Panei. Kondisinya terlihat masih baik dan masuk kategori orang tanpa gejala," ujar Mixnon Simamora, Senin (13/7/2020).

Mixnon menyampaikan, GTPP bersama Dinas Kesehatan Simalungun langsung melakukan tracing setelah mendapatkan laporan resmi atas hasil pemeriksaan test swab terhadap Jubir GTPP Kabupaten Simalungun dinyatakan positif.

"Orang - orang yang pernah kontak fisik langsung diperiksa. Penyemprotan disinfektan di rumah dan seputaran tempat tinggal Akmal Harif juga dilakukan. Kita belum mengetahui dimana tertular virus corona," katanya.

Mixnon mengungkapkan, Akmal Harif sering turun langsung melaksanakan tugasnya sebagai juru bicara saat Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Haluan, Simalungun, yang diisolasi.

"Ada lebih dari 350 kepala keluarga di dalam desa itu, yang terpaksa diisolasi karena 34 orang warga desa, berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR), dinyatakan positif," jelasnya.

Saat itu, sambung Mixnon, selama satu bulan lebih Akmal Harif menjalankan tugasnya ke desa tersebut. Akmal melayani warga Desa Tanjung Hataran ketika melakukan aksi demo di RSUD Perdagangan, Simalungun.

Melihat masih tingginya gempuran pandemic Covid-19 di Sumut, segenap elemen masyarakat di daerah ini diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokoler kesehatan dan keamanan Covid-19 secara ketat. Warga masyarakat Sumut harus tetap taat memakai masker, melakukan physical distancing (jaga jarak fisik), mencuci tangan dan meningkatkan pola hidup sehat. (Matra/Ade SM)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama