Presiden RI Joko Widodo Saat Peresmian Penggunaan Terminal Baru Bandara Sultahn Thaha Jambi 21 Juli 2016. Dok Pesonajambi.net.
Jambi, S24-Sebagai upaya peningkatan perekonomian di Provinsi Jambi dari sektor Parawisata dan Ekonomi Kreatif, keberadaan tiga bandar udara (Bandara) di Provinsi Jambi merupakan suatu pintu atau gerbang akses yang harus memadai. Selain pengembangan Kawasan Strategis Pantai (KSP) Timur Jambi, sebagai pendukung pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pemprov Jambi juga akan fokus mengembangkan tiga bandar udara (airport) pada 2017 dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah dan pariwisata.
Jambi, S24-Sebagai upaya peningkatan perekonomian di Provinsi Jambi dari sektor Parawisata dan Ekonomi Kreatif, keberadaan tiga bandar udara (Bandara) di Provinsi Jambi merupakan suatu pintu atau gerbang akses yang harus memadai. Selain pengembangan Kawasan Strategis Pantai (KSP) Timur Jambi, sebagai pendukung pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Pemprov Jambi juga akan fokus mengembangkan tiga bandar udara (airport) pada 2017 dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah dan pariwisata.
Tiga bandara di Provinsi Jambi yang akan dikembangkan itu
yakni Bandara Sultan Thaha di Kota Jambi, Bandara Depati Parbo di Kabupaten
Kerinci dan Bandara Bungo di Kabupaten Bungo. Bandara Sultan Thaha Jambi akan
diupayakan bertaraf internasional sedangkan Bandara Bungo akan ditingkatkan
fasilitas pendukungnya.
Sementara Bandara Depati Parbo Kerinci dikembangkan dalam
upaya menunjang kabupaten itu sebagai pencitraan pariwisata Jambi.
"Presiden sangat peduli sekali dengan pariwisata, apalagi Kerinci sudah
menjadi `branding` pariwisata Jambi. Tentu untuk meningkatkan pariwisata
Kerinci pengembangan infrastruktur yang paling tepat adalah bandara," kata
Zumi Zola dalam suatu kesempatan.
Gubernur Jambi mengatakan bahwa dirinya sudah menghadap
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, guna berkoordinasi terkait pengembangan
Sektor Perhubungan Jambi ke depan.
Dari pertemuan itu Zola mengatakan Jambi dipandang sangat
potensial sekali untuk pengembangan perekonomian secara khusus pada sektor
Perhubungan.
“Pertemuan dengan Menteri Perhubungan itu menindaklanjuti
pembicaraan dengan bapak Presiden beberapa waktu lalu terkait keingginannya
mengembangkan bandara-bandara kecil, khususnya di Jambi," kata Zola.
Zola menjelaskan, untuk Bandara Sultan Thaha Jambi
diupayakan bertaraf internasional. Itu terlihat dari rencana pembangunan dua
terminal di Bandara Sulthan Thaha yang seharusnya dilakukan pada 2019,
dimajukan pembangunannya tahun 2017 dan 2018 kembali dibangun lagi dua
terminal. Landasan pacu (runway) dari 2.220 meter juga akan diperpanjang
menjadi 2.600 meter.
“Ini langkah awal untuk menunjang Bandara Sultan Thaha
Jambi menjadi bandara internasional, kita harus lengkapi persyaratannya. Di
samping itu Jambi harus ada tujuan yang diinginkan para wisatawan yaitu wisata
Kerinci. Dan untuk menunjang itu fasilitas bandara di sana harus dibenahi,"
ujarnya.
Di samping itu, sudah banyak maskapai yang bersedia terbang
dari dan ke Jambi via Bandara Sultan Thaha jika semua fasilitas disiapkan.
“Kita rencananya buka penerbangan Jambi-Solo, Jambi-Bandung dan Jambi-Padang.
Sebab itu ini perlu dikembangkan," tegasnya.
Selain itu diupayakan adanya frekuensi penerbangan
internasional, mengingat banyaknya penduduk provinsi itu berpergian ke luar
negeri. Yakni ke Singapura dan Malaysia, namun selama ini melalui Bandara Batam
atau Bandara Soekarno Hatta.
Zumi Zola mengatakan transportasi udara sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dan kemajuan perekonomian daerah. Sebab itu dirinya
berharap agar penerbangan dari dan ke Jambi semakin meningkat, baik dari sisi
penambahan rute maupun dari sisi penambahan frekuensi penerbangan dari yang
tersedia saat ini.
Presiden RI Joko Widodo Saat Peresmian Penggunaan Terminal Baru Bandara Sultahn Thaha Jambi 21 Juli 2016. Dok Pesonajambi.net.
GM Angkasa Pura II Jambi Achmad Syahir, mengatakan saat ini pihaknya masih terus mengkaji untuk menjadikan Bandara Jambi sebagai Bandara Internasional. Namun jika untuk penambahan rute, saat ini Sultan Thaha-Surabaya dan Kualanamu-Sultan Thaha sangat potensial.
GM Angkasa Pura II Jambi Achmad Syahir, mengatakan saat ini pihaknya masih terus mengkaji untuk menjadikan Bandara Jambi sebagai Bandara Internasional. Namun jika untuk penambahan rute, saat ini Sultan Thaha-Surabaya dan Kualanamu-Sultan Thaha sangat potensial.
Dijelaskan, saat ini secara fasilitas dan regulasi, Bandara
Sultan Thaha belum memenuhi untuk menjadi Bandara Internasional. Salah satunya
belum adanya area khusus ruang tunggu internasional, dan area untuk perangkat
imigrasi dan Bea Cukai.
“Rencananya 2017 ada pengembangan terminal. Kalau
terminalnya sekarang hanya 12.000 m2 dan akan ada tambahan 10.000 m2 lagi.
Dengan pengembangan terminal tersebut memungkinkan akan dibuka untuk
penerbangan internasional," katanya.
Setelah dibangun tambahan terminal baru nanti, tinggal
pihak maskapai menyampaikan pangsa pasarnya dan membuka rute serta poses
lainnya. Angkasa Pura yang mengurus segala perizinan dan regulasinya.
Terkait lonjakan penumpang, Achmad mengatakan Jambi sangat
bagus, dengan asumsi pada akhir 2016 ini mencapai 1,6 juta penumpang.
Dukung 'Branding' Pariwisata Gubernur Jambi Zumi Zola
mengatakan bahwa pengembangan Bandara Depati Parbo di Kabupaten Kerinci harus
segera dilaksanakan untuk meningkatkan akses disektor pariwisata karena Kerinci
sudah ditetapkan sebagai 'branding' pariwisata Jambi.
“Pengembangan bandara tersebut harus segera dilakukan dalam
mendukung pariwisata dan ekonomi Kabupaten Kerinci," katanya saat
berkunjung ke Kerinci, belum lama ini. Dalam kunjungan kerjanya ke Kerinci itu,
Gubernur Jambi meninjau langsung kondisi Bandara Depati Parbo yang
kewenangannya di bawah Kementerian Perhubungan.
Bandara Depati Parbo Kerinci itu tinggal proses di daerah
untuk perluasan landasan pacu (runway). Selanjutnya sudah jadi komitmen
Kementerian Perhubungan untuk fasilitas pendukungnya. Bahkan Presiden Jokowi,
kata Zola, sudah menyampaikan bahwa dirinya akan siap berkunjung ke Kerinci dan
meresmikan Bandara Depati Parbo.
“Kita lihat kondisi riil dan waktu pengembangannya ke mana
dan kapan, mengingat waktu dan kondisi saat ini anggaran perubahan sudah masuk.
Kita inginkan pengembangan bandara ini tetap diproses, diantaranya terminal
penumpang dan fasiilitas penunjang lainnya. Karena keberadaan bandara ini
sangat representatif," katanya.
Bandara Depati Parbo yang saat ini memiliki landasan pacu
sepanjang 1.800 meter itu sudah bisa didarati pesawat jenis ATR 72. Menurut
Zumi Zola, landasan pacu dengan panjang tersebut sudah cukup, hanya saja yang
perlu ditambah yakni maskapai yang membuka frekuensi penerbangan ke daerah itu.
“Tinggal maskapainya yang perlu ditambah, kalau bisa harus
ada dua atau sampai tiga maskapai yang membuka rute penerbangan ke Kerinci. Ke
depan Pemprov Jambi akan mencari maskapai penerbangan agar mau mengembangkan
bisnisnya dengan membuka rute penerbangan ke Kabupaten Kerinci,” sebutnya.
Karena daerah Kerinci itu mempunyai potensi wisata yang
luar biasa dan juga sudah ditetapkan sebagai ikonnya pariwisata Jambi, nanti
saya akan mencari maskapai supaya melayani penerbangan ke Kerinci.
Bupati Kerinci Adirozal mengatakan, Pemkab Kerinci siap
melakukan upaya pembebasan lahan jika Kementerian Perhubungan komitmen dalam
pengembangan bandara tersebut. “Jajaran kami siap dalam pembebasan lahan untuk
pengembangan bandara, jika memang itu diminta kita akan duduk bersama. Artinya
dalam pembebasan lahan itu nantinya jangan sampai ada yang dirugikan,"
kata Adirozal.
Bandara Depati Parbo saat ini kata Bupati menjelaskan, baru
ada satu maskapai penerbangan yakni Susi Air yang membuka rute penerbangan
Jambi-Kerinci dan sebaliknya, dalam satu pekan hanya ada dua jadwal penerbangan
yakni Selasa dan Kamis.
Karena daerah itu mempunyai potensi pariwisata dan ditambah
lagi dengan kondisi yang hanya ada satu maskapai itu membuat penumpang yang
akan menggunakan moda transportasi udara belum terlayani dengan baik.
“Sebelumnya memang ada maskapai Lion Group yang akan
membuka rute penerbangan, namun saat ini belum terealisasi karena masih ada
kajian yang belum selesai. Saat ini misalnya ada penumpang yang mau menggunakan
jalur udara harus memesan jauh-jauh hari, karena itu kami berharap ada maskapai
lagi yang mau membuka rute penerbangan ke Kerinci," katanya.
Sementara bandara di Kabupaten Bungo sebagai bandara
perintis dengan panjang runwat 1.800 meter itu, juga diupayakan ada penambahan
frekuensi penerbangan dari empat kali menjadi tujuh kali penerbangan dalam satu
minggu atau setiap hari.
Penambahan frekuensi penerbangan Bandara Bungo-Jakarta
didasarkan laporan bupati Bungo tentang potensi penumpang dari Bungo ke Jakarta
dan sebaliknya.
Wakil Bupati Bungo, Apri mengatakan, respon masyarakat
sangat positif sekali untuk dilakukan penambahan penerbangan Muara
Bungo-Jakarta yang saat ini hanya empat kali dalam seminggu melalui maskapai
Sriwijaya.
Disebutkannya, pertumbuhan penumpang pada bulan Agustus
2016, rata-rata jumlah penumpang datang adalah 102 orang atau 87,50 persen dari
jumlah seat maksimum, dan rata-rata jumlah penumpang berangkat adalah 104 orang
atau 86,67 persen dari jumlah maksimum seat.
Dengan dikembangkannya pengembangan Kawasan Strategis
Pantai (KSP) Timur Jambi, sebagai pendukung pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) serta tiga bandara di Jambi pada 2017 diharapkan ke depan sektor
perekonomian dan pariwisata Jambi dapat meningkat sehingga berdampak pada
kesejahteraan masyarakat.
Secara terpisah, Anggota Komisi V DPR RI Dapil Provinsi
Jambi H Bakri, Anggota Komisi XI DPR RI Dra Hj Elviana Msi dan Anggota DPD RI
Hj Uteng mengatakan, kalau pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan
mengembangkan tiga bandar udara (airport) di Provinsi Jambi sangat penting
sebagai upaya meningkatkan perekonomian daerah dan pariwisata.
Mereka juga mengupayakan agar anggaran APBN bisa mengucur
ke Provinsi Jambi guna mendukung pembangunan infrastruktur dan program
prioritas Pemerintah Provinsi Jambi. Ketiga Senator Jambi itu juga tetap
konsisten di Senayan untuk memperjuangkan Pembangunan Provinsi Jambi lebih
baik. Tentunya itu harus didukung dengan koordinasi yang intens dengan Kepala
Daerah Provinsi Jambi. Semoga. (S24/Asenk Lee Saragih)
Posting Komentar