Jakarta, S24-Petarung olahraga seni bela diri campuran asal Indonesia, Jeka Saragih, bercerita mengenai rasa prihatinnya terhadap tanah tempat kelahirannya, Simalungun, Sumatera Utara, yang masih sangat tertinggal.
Jeka Saragih tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi petarung asal Amerika Serikat, Westin Wilson, dalam UFC Fight Night 242 di Las Vegas, pada 16 Juni 2024.
Ini menjadi petarungan kedua Jeka Saragih di pentas utama UFC. Sebelumnya, petarung berumur 29 tahun itu menang atas Lucas Alexander dalam debut di UFC.
Kini, Jeka Saragih mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan dukungan penuh dari keluarga menjelang pertarungan melawan Westin Wilson.
“Dukungan keluarga, pasti mereka mendukung penuh,” kata Jeka Saragih dalam wawancara dengan awak media, termasuk Kompas.com pada Jumat (7/6/2024).
“Pasti apa pun yang saya lakukan, keluarga selalu mendukung dan mendoakan saya,” imbuh petarung berpostur 173 cm itu.
Tak sampai di situ, Jeka menjelaskan, masyarakat tempatnya dilahirkan, yakni Simalungun, juga memberikan sokongan doa untuk dirinya.
“Bahkan, orang-orang Simalungun pasti mendoakan saya semua,” ujar Jeka Saragih.
Kendati demikian, ada perasaan berat yang membebani Jeka Saragih seusai mencapai kesuksesan berkarier di UFC.
Pasalnya, Jeka Saragih merasa tidak mampu untuk memberikan dampak kepada masyarakat Simalungun seiring dengan kebangkitannya di UFC.
“Kesuksesan itu sebetulnya bukan hanya untuk saya, tetapi buat masyarakat Simalungun,” ujar Jeka Saragih.
Jeka mengatakan, mimpi besarnya adalah dapat meningkatkan kesejahteraan serta pembangunan infrastruktur untuk masyarakat lokal di komunitasnya.
Menurut Jeka Saragih, masyarakat Simalungun sejatinya masih berjuang untuk keluar dari ketertinggalan.
“Saya perjuangkan memang bagaimana infrastruktur jalan di Simalungun itu memang sangat memprihatinkan dan jaringan di sana sulit,” kata Jeka.
“Jadi, jika saya mengingat itu (ketertinggalan Simalungun), itu menjadi motivasi besar saya berlatih di sini,” tuturnya.(BS)
Sumber: KOMPAS.com
Posting Komentar