Breaking News
Astra Honda Siap Bawa CBR series Pertahankan Dominasi di Mandalika Racing Series 2025 | PTPN IV Regional 4 Kebun Ophir Sumbang Ambal Untuk Fasilitas Ibadah Di Masjid Raya Baitul Hikmah | Ingat 5P, Kunci #Cari_aman Saat Berkendara Motor | Hotel Dainang Ditertibkan Pemerintah Kabupaten Samosir Tanpa Izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) | Debit Banjir Turun, Jalintim Palembang-Jambi yang Lumpuh Mulai Buka-Tutup | Wali Kota Pekanbaru Minta PUPR Segera Operasikan Mobil Penyedot Lumpur Untuk Mengatasi Banjir | Banjir Di Tungkal Jaya Muba Jalintim Jambi - Palembang Lumpuh Total Pengendara Disarankan Lewat Lintas Tengah | Pejabat Publik Wajib Tahu Penerapan UU NO 14 KIP | Pelaksanaan Sidang MPL PGIW Provinsi Jambi Tahun 2025 di GKPS Jambi Berjalan Sukses | Petugas Lapas Narkotika Pematangsiantar Kontrol Area Branggang, KPLP Ucok P Sinabang: Meminimalisir Gangguan
Setahun Saluran Irigasi Putus, Petani Madina Sengsara Tak Bisa Tanam Padi

INFO TERKINI

10/recent/ticker-posts

Setahun Saluran Irigasi Putus, Petani Madina Sengsara Tak Bisa Tanam Padi

Setahun Saluran Irigasi Putus, Petani Madina Sengsara Tak Bisa Tanam Padi.


Mandailing Natal, S24-Petani di berbagai desa di Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), mengeluhkan irigasi untuk mengairi sawah mereka tak mengalir dalam satu tahun terakhir. Irigasi kering itu membuat petani sengsara hingga tidak bisa menanam padi.

"Sudah satu tahun irigasi ini mati, sejak bulan enam (Juni) tahun lalu," kata salah satu petani, Ismail kepada detikSumut, Selasa (25/7/2023).

Irigasi tersebut membentang dari Jalan Lintas Timur hingga ke Jalan Irigasi ini memiliki panjang hingga belasan kilometer. Akibatnya, ratusan hektar sawah yang biasanya dialiri air dari irigasi tersebut tidak bisa lagi ditanami padi.

"Ratusan hektar juga sawah yang terdampak karena matinya irigasi ini, soalnya kan ada beberapa desa yang dilewati," ucapnya.

Ismail menjelaskan, bertani merupakan pekerjaan utama warga di wilayah itu. Warga biasanya menanam padi dan sesekali menggantinya dengan kolam ikan.

"Masalahnya, masyarakat sini kan pekerjaan utamanya bertani, kalau tidak ada air seperti ini sangat membuat masyarakat sengsara," jelasnya.

Salah satu warga lainya, Syaiful menyebutkan warga saat ini mengubah pola pertanian menjadi palawija. Meskipun demikian, keberadaan air tersebut sangat penting bagi petani di sana.

"Ya masyarakat jadinya berladang bukan padi lagi, ada yang menanam timun, ubi, kacang, tapi memang air ini penting," sebutnya.

Berdasarkan informasi yang beredar jika irigasi mati karena terputusnya aliran di dekat Jalan Lintas Timur. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian dan segera memperbaiki irigasi yang sudah mati setahun belakangan ini.

"Katanya sih ada yang terputus di dekat Lintas Timur sana, kami sebenarnya berharap agar pemerintah segera memperbaiki irigasi ini, kasihan petani," tutupnya. (Detik.com)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar