. DPRD Kota Jambi Soroti Kesulitan Air Bersih di Pasar Talangbanjar

DPRD Kota Jambi Soroti Kesulitan Air Bersih di Pasar Talangbanjar

Komisi II DPRD Kota Jambi melakukan inspeksi mendadak ke Pasar Baru Talangbanjar, Kota Jambi, baru-baru ini. (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Komisi II (bidang    ekonomi dan keuangan) DPRD Kota Jambi menyoroti kesulitan air bersih yang dialami para pedagang di Pasar Baru Talangbanjar, Kota Jambi. Sulitnya air bersih di pasar tersebut menyebabkan para pedagang, khususnya pedagang ikan terkendala menjaga persediaan dan membersihkan ikan yang hendak mereka jual. 

Ketua Komisi II DPRD Kota Jambi, Junaedi Singarimbun ketika melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Baru Talangbanjar, Kota Jambi bersama anggota Komisi II DPRD, Joni Ismed, Sutiono, Suherman dan Fuad Safari, baru-baru ini melihat langsung kesulitan  air bersih yang dialami pedagang.

Dijelaskan, kesulitan air bersih yang dialami pedagang Pasar Baru Talangbanjar disebabkan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Kota Jambi yang tidak lancar. Hal tersebut membuat para pedagang ikan terpaksa membeli air untuk keperluan dagangan mereka. 

“Mengenai ketersediaan air bersih di pasar ini kami akan berkoordinasi lagi dengan pihak PDAM Tirta Mayang dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Jambi. Sebelumnya kami sudah meminta disiapkan anggaran pembuatan bak penampungan air di pasar ini. Nah, anggaran tersebut sudah dialokasikan tahun 2020, tetapi air masih macet,”ujarnya.

Junaedi Singarimbun mengatakan, bak penampungan airdi dibangun di Pasar Baru Talangbanjar sudah termasuk cukup besar. Bila bak tersebut penuh, pasokan air untuk pedagang di pasar tersebut sudah mencukupi. Namun saat ini pasokan air ke pasar itu tidak mencukupi, sehingga pedagang selalu kesulitan air bersih.

Menurut Junaedi Singarimbun, pihaknya menargetkan penanganan masalah air bersih di Pasar Baru Talangbanjar sudah bisa dituntaskan Juli nanti. PDAM Tirta Mayang dan Disperindag Kota Jambi harus menyelesaikan penanganan air bersih di pasar tersebut.

"Kami menargetkan, penyelesaian masalah air bersih di pasar ini sudah selesai bulan depan. Kami akan memanggil pihak PDAM Tirta  Mayang dan Disperindag Kota Jambi mencari solusi masalah air bersih di pasar ini,”katanya.

Sementara itu, Wati (35), seorang pedagang ikan di Pasar Baru Talang Banjar Kota Jambi kepada Komisi II DPRD Kota Jambi pada kesempatan tersebut mengatakan, kesulitan air bersih di pasar tersebut sudah lama mereka alami. Namun hingga kini tidak ada perbaikan. 

Wati mengaku sangat kecewa karena kesulitan air tersebut membuat usaha dagang ikan mereka terganggu. Kesulitan air membuat mereka sulit menjaga ketersediaan pasokan ikan air tawar agat tetap hidup sebelum terjual. Kemudian kesulitan air juga membuat mereka sulit membersihkan ikan yang dibeli konsumen.

"Kami membayar sewa untuk berjualan di pasar ini. Namun mulai buka pasar ini, pasokan air tidak pernah lancer. Tangan kami sering gatal-gatal karena air tidak ada. Selam ini kami terpaksa menggunakan air got untuk cuci tangan dan ikan, sehingga lama-lama langganan kami juga lari,”keluhnya.

Sementara itu pantauan di lapangan, para pedagang masih banyak berjualan di sepanjang jalan menuju lokasi Pasar Baru Talang Banjar. Kondisi tersebut membuat banyak kios di dalam pasar tersebut kosong. Para pedagang yang sudah membeli lapak di dalam pasar memilih berjualan di luar pasar karena pembeli sepi. 

“Pembeli sepi kalau kita jualan di kios yang ada di dalam pasar. Soalnya lokasi pasar terlalu jauh dan terpencil. Jadi kami terpaksa berjualan di pinggir jalan di luar pasar karena pembeli banyak,”kata seorang pedagang di pinggir jalan menuju Pasar Baru Talang Banjar.

Pasir Putih

Sementara itu menanggapi pengelolaan Pasar Pasir Putih, Kota Jambi yang dikunjungi Komisi II DPRD Kota Jambi, Jumat (17/6/2022), Junaedi Singarimbun menilai, pengelolaan pasar tersebut cukup baik. Namun beberapa fasilitas di pasar tersebut masih perlu ditambah. Misalnya penyediaan kios khusus daging, kios penggilingan bakso dan lokasi khusus usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Kami akan membusulkan agar kios daging, penggilingan bakso dan lokasi UMKM disediakan di pasar ini. Program pengembangan pasar ini akan kami sampaikan kepada Disperindag Kota Jambi,”paparnya.

Menurut Junaedi Singarimbun, pihaknya juga meminta Disperindag Kota Jambi menjamin keamanan pedagang. Hal itu penting agar pedagang tidak mengalami gangguan oknum-oknum tertentu yang sering meminta pungutan liar. Selain itu pengamanan pasar tersebut juga perlu menjamin keamanan barang-barang pedagang.

"Kami memionta Disperindag Kota Jambi menjamin keamanan pedagang Pasir Putih. Kalau pedagang kehilangan, segera lapor ke Disperindag Kota Jambi. Petugas keamanan juga harus ada yang berjaga di pasar ini. Kasihan pedagang kalua jualan mereka hilang setiap malam,”ujarnya. (Matra/AdeSM).

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama