. Fasilitas Google Perlu Dimanfaatkan Meningkatkan Kualitas Jurnalisme

Fasilitas Google Perlu Dimanfaatkan Meningkatkan Kualitas Jurnalisme


Instruktur Asian-American Journalists Association (AAJA) yang berbasis di Hongkong, Rebecca Isjwara. (Foto : Matra/Ist).

(Matra, Jambi) – Kelengkapan fasilitas Google di dunia digitalisasi perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia. Fasilitas Google yang memiliki manfaat besar mendukung jurnalisme di era digital saat ini antara lain kelengkapan data (data base), alih bahasa, penyuntingan (edit) berita, gambar dan bahkan suara. 

Hal tersebut mengemuka pada Workshop, Training Google Tools for Jurnalist (Diskusi dan Pelatihan Pemanfaatan Fasilitas Google untuk Peningkatan Jurnalisme) yang digelar secara virtual oleh Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) dengan Google News Initiative (GNI), Sabtu (18/5/2022). 

Tampil sebagai pembicara pada kesempatan tersebut, instruktur Asian-American Journalists Association (AAJA) yang berbasis di Hongkong, Rebecca Isjwara. Workshop tersebut diikuti puluhan jurnalis di tanah Air, terutama dari FJPI.

Menurut Rebecca Isjwara, banyak tools (fasilitas) di Google yang sangat penting untuk meningkatkan performa kerja (kualitas) jurnalis di era digital saat ini. Fsilitas yang dimiliki Google saat ini ternyata menjadi sarana yang sangat penting untuk mendukung media dalam memberikan liputan yang berkualitas bagi masyarakat luas. 

Melalui penggunaan fasilitas Google, jurnalis bisa mengubah data menjadi visual atau pun visual menjadi data, bahkan menjadi suara, sesuai dengan keperluan masing-masing. 

“Untuk memenfaatkan fasilitas Google tersebut kita tinggal membiasakan diri, rajin menggunakan, lama-lama akan familiar dan terbiasa serta bisa memanfaatkan semua fitur-fitur luar biasa yang ada di Google,”katanya. 
Peserta Workshop, Training Google Tools for Jurnalist yang digelar secara virtual oleh Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) dengan Google News Initiative (GNI), Sabtu (18/5/2022). (Foto : Matra/Ist).

Rebecca Isjwara mengingatkan, penggunaan fasilitas digital dalam dunia jurnalistik juga perlu hati-hati. Salah satu yang perlu diwaspadai, yakni  menyimpan data dan riwayat perjalanan pribadi di Google. Data pribadi tersebut saja disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan. Misalnya riwayat perjalanan, pin (nomor rahasia) bank dan lainnya.

Rebecca Isjwara menilai, pelatihan jurnalistik berbasis digital dan fasilitas Google tersebut memberikan manfaat sangat besat untuk meningkatkan kemampuan editorial jurnalis. Manfaat tersebut terutama dalam mengumpulkan dan mengolah data yang ada di Google sebagai data pendukung penting untuk penulisan-penulisan liputan yang dilakukan jurnalis.

“Pelatihan ini juga penting supaya jurnalis mengetahui bagaimana cara menggali data-data penting yang tersedia di Google. Kemudian mengambilnya sesuai kebutuhan dan mengubahnya (transfer) menjadi format sesuai kebutuhan laporan jurnalistik yang akan dibuat oleh masing-masing jurnalis,”katanya.

Sementara itu, Ketua Umum FJPI, Uni Lubis pada kesempatan tersebut mengatakan, pelatihan-pelatihan jurnalistik secara digital seperti Workshop, Training Google Tools for Jurnalist tersebut sudah sering digelar FJPI. Pelatihan tersebut juga akan dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas jurnalis di era digital. 

Dikatakan, pelatihan jurnalisme digital tersebut bukan hanya bertujuan mengasah kemampuan seluruh jurnalis-jurnalis perempuan yang tergabung di dalam FJPI saja. Pelatihan ini juga pemting bagi seluruh jurnalis yang berminat untuk menambah ilmu dan wawasan, meski tidak tergabung di dalam FJPI. 

“Ke depan kita akan mengadakan workshop kembali dengan Google dengan topik, narasumber dan ilmu yang berbeda. Tahun 2022 ini totalnya ada lima pelatihan, kerjasama FJPI dengan Google News Initiative,”ujarnya. 

Dijelaskan, AAJA sebelumnya juga telah melatih sejumlah wartawan di beberapa kota, di antaranya di Jakarta, HongKong, Singapura, Tokyo, Manila dan Bangkok. AAJA memiliki puluhan pelatih yang fasih berbahasa Inggris serta delapan bahasa Asia lainnya, yakni bahasa Indonesia, Malaysia, Kanton, Jepang, Korea, Mandarin, Tagalog dan Thailand. (Matra/AdeSM/PR)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama