. Puncak Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Ambarita Samosir Terjadi Sabtu – Minggu

Puncak Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Ambarita Samosir Terjadi Sabtu – Minggu

Jumat, 6 Mei 2022

Arus balik Lebaran mulai padat di Pelabuhan Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumut, Jumat (6/5/2022). (Foto : Matra/FebP).
 
(Matra, Samosir) – Arus balik dari Pulau Samosir ke berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut) maupun di luar Sumut mulai terjadi Jumat (6/5/2022). Hal tersebut nampak dari padatnya kendaraan yang berangkat dari pelabuhan kapal feri di Jalan Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. 

Kendaraan yang menyebarang menggunakan kapal feri tersebut menuju pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba yang merupakan jalur kembali ke Kota Medan dan berbagai daerah di Sumut dan luar Sumut. 

Pantauan medialintassumatera.com (Matra) di pelabuhan Ambarita, Jumat (6/5/2022) pagi, jumlah kendaraan dan pemudik yang hendak menyebarang ke pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba dan Parapat, Kabupaten SiImalungun sangat padat. Mobil para pemudik terpaksa antre cukup lama untuk bisa masuk ke kapal feri. Antrean mobil pemudi di dermaga Ambarita sudah terjadi sejak pukul 06.00 WIB.

A Sembiring (40), pengemudi mobil travel Hotel Efata, Kota Medan mengatakan, kepadatan pemudik terjadi di dermaga Ambarita terjadi Jumat pagi karena para pemudik banyak yang hendak mempercepat kembali dari Samosir. Para pemudik lebih cepat balik menghindari kemacetan di pelabuhan dan jalan pada puncak arus balik Lebaran, Sabtu – Minggu (7 -8/5/2022). 

“Kepadatan artus balik ini sudah lazim karena pemudik dan pengunjung ke Samosir cukup padat menyusul libur panjang saat ini. Para pemudik dan pengunjung di Pulau Samosir juga mempercepat balik mencegah macet pada puncak arus balik Lebaran, Sabtu – Minggu,”katanya.

Sementara itu, untuk mengatasi macet di pelabuhan Ambarita, pihak pengelola membuat pintu keluar kapal feri dan pintu masuk secara terpisah. Pemisahan pintu masuk dan pintu keluar kendaraan ke kapal feri juga mempercepat mobil para pemudik masuk ke kapal feri.

Kendati sudah dibuat jalur berbeda untuk masuk dan keluar dari kapal feri, kemacetan masih tetap terjadi ketika mobil pemudik mau masuk ke kapal feri. Hal tersebut disebabkan padatnya kendaraan pemudik mulai dari jalan raya, gerbang pelabuhan hingga ke pintu masuk kapal feri. 

Untuk menunggu kendaraan mereka masuk ke kapa feri, para pemudik banyak yang menunggu nongkrong di kantin pelabuhan maupun berbelanja oleh-oleh di sekitar pelabuhan. 
Antrean panjang mobil pemudik menuju Pelabuhan Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumut, mulai padat, Jumat (6/5/2022). (Foto : Matra/FebP).

Keluhan Transaksi

Selain keluhan mengenai kemacetan dan lambatnya mobil masuk ke kapal feri, para pemudik di Samosir juga mengeluhkan pelayanan transkasi e-money (uang elektronik) di sekitar pelabuhan Ambarita, Samosir. Keluhan tersebut antara lain terkait kelambanan dan pembatasan transaksi.

Rizal (35), pemudik asal Kota Medan di pelabuhan Ambarita mengatakan, dia merasa kurang puas atas pelayanan pihak pengelola  BRI Link di kawasan pelabuhan Danau Toba tersebut. Masalahnya transaksinya dibatasi ketika melakukan Top Up E-Money (penambahan saldo) di BRI Link. 

"Saya tadi melakukan top up Rp 600.000. Namun tidak bisa sekali top up. Jadi saya harus melakukan dua kali transaksi to up. Padahal sekali transaksi biaya administrasinya  Rp 8.000. Jadi karena dua kali transaksi saya harus bayar biaya Rp 16.000. Kemudian biasanya biaya transaksi top up hanya Rp 5.000. Jadi transaksi e-money di Samosir ini merugikan,”katanya.

Selain biaya transaksi di luar standar, lanjutnya, transkasi  e-money di Samosir juga merugikan konsumen dan berbau pungutan liar. Masalahnya biaya transaksi tunainya tidak tercatat di struk pembayaran. Berarti itu kan tidak resmi atau diduga pungli terhadap masyarakat. 

"Kami sebagai pengunjung ke Samosir berharap pelayanan BRI Link di Samosir dibenahi lagi,”katanya. (Matra/FebP).

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama