. In Memoriam Dr Amin Sar Manihuruk, MSi, Putra Desa Terpencil Pesisir Danau Toba yang Jadi Sang Juru Penerang Handal Indonesia

In Memoriam Dr Amin Sar Manihuruk, MSi, Putra Desa Terpencil Pesisir Danau Toba yang Jadi Sang Juru Penerang Handal Indonesia

Dr Amin Sar Manihuruk, MSi ketika mempertahankan disertasi untuk meraih gelar Doktor (S3) di Fikom Unpad Bandung, Selasa, 12 Februari 2013. (Foto : Matra/AsenkLee/DokKeluarga).

(Matra, Jambi) - Cerdas dan tegas. Sorot matanya tajam, selalu menunjukkan kejelian dan ketelitian meyakinkan setiap orang yang diajaknya berbicara. Sifat dan gaya seperti itulah yang yang ditunjukkannnya sebagai pembina dan pelatih jajaran kehumasan pemerintah di berbagai daerah di Tanah Air selama menjadi tenaga ahli bidang penelitian dan pengembangan (litbang) Deperteman Penerangan (kini Kementerian Komunikasi dan Informasi). 

Itulah sosok  Dr Jasmani Murni Amin Saragih Simanihuruk, MSi yang lebih dikenal dengan panggilan Amin Sar Manihuruk. Panggilan tersebut sangat akrab di kalangan mahasiswa di Bandung dan Jakarta maupun jajaran Departeman Penerangan di tingkat pusat mupun jajaran hubungan masyarakat (humas) pemerintahan di berbagai daerah di Indonesia. 

Amin Sar Manihuruk tidak hanya dikenal sebagai seorang guru, tetapi seorang pendidik yang mampu pemberikan pencerahan dan membuka cakrawala berpikir lebih luas serta membangkitkan motivasi para anak didiknya. Baik anak didik di kampus, di dalam pembinaan jajaran kehumasan maupun dalam pergaulan sehari-hari. 

Sosok seorang yang lugas dalam pergaulan ini tak lagi bisa menyapa orang-orang yang dikasihinya, baik melalui media sosial maupun komunikasi langsung atau telepon. Dia sudah pergi untuk selamanya meninggalkan kita. Amin Sar Manihuruk wafat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, Minggu (1/5/2022) sekitar pukul 19.30 WIB dalam usia 72 tahun. 

Almarhum sempat dirawat dirawat intensif di rumah sakit tersebut sekitar dua bulan. Almarhum meninggalkan seorang isteri, yakni Dr Sally Astuty Boru Purba, tiga orang anak dan beberapa orang cucu.  Jenazah Amin Sar Manihuruk dimakamkan di Taman pemakaman Umum (TPU) Cikadut Bandung Timur, Senin (2/5/2022) siang. 

Amin Sar Manihuruk sendiri merupakan anak kelima dari 11 bersaudara dari pasangan St E Manihuruk (Alm)/RP Br Haloho (Alm). Amin Sar Manihuruk lahir di desa kecil di tepian Danau Toba, Desa Hutaimbaru, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Sumut, 15 November 1950. Setelah menamatkan sekolah menengah atas di Kota Pematangsiantar tahun 1970-an, Amin Sar Manihuruk melanjutkan studi ke Fakultas Publisistik (kini Fakultas Ilmu Komunikasi/Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. 
Dr Amin Sar Manihuruk, MSi (dua dari kiri) bersama isteri dan anak-anak seusai Promosi Doktor di Fikom Unpad Bandung, Selasa, 12 Februari 2013. (Foto : Matra/AsenkLee/DokKeluarga).

Guru Humas

Bagi jajaran pegawai humas pemerintah daerah di Indonesia, baik pemerintah kabupaten, kota dan provinsi,  nama Amin Sar Manihuruk memang tak asing lagi. Tak sedikit pegawai humas pemerintahan di berbagai pemerintahan di Indonesia menganggap Amin Sar Manihuruk sebagai guru humas. 

Medio 2012, Amin Sar Manihuruk berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia memberikan pencerahan mengenai pentingnya publikasi untuk menggugah respon masyarakat dan jajaran pemerintahan melancarkan Program Keluarga Harapan (PKH). Kemudian Amin Sar Manihuruk juga cukup banyak memberikan pembekalan kepada jajaran humas pemerintahan di Kementerian Penerangan maupun ke daerah – daerah. 

Berdasarkan catatan penulis ketika masih menjadi wartawan Harian Umum Suara Pembaruan dan BeritaSatu.Com Jakarta di Jambi, Amin Sar Manihuruk sudah tiga kali memberikan pembinaan mengenai pentingnya peran kehumasan dalam pembangunan selama kurun waktu 2008 – 2012. 

Pertama Dia tampil sebagai pembicara dalam pembekalan jajaran humas pemerintahan se-Provinsi Jambi di Hotel Abadi Kota Jambi. Kemudian tampil juga untuk tugas  yang sama di Hotel Grand Kota Jambi dan pembekalan mengenai publikasi Program Keluarga Harapan (PKH) di RRI Jambi, 10 Mei 2012. 

Seorang staf humas pemerintahan yang cukup terkesan dengan kecerdasan, ketegasan dan keramahan Amin Sar Manihuruk, yakni Ngadio, staf Humas Pemkab Batanghari. Ngadio yang pernah mendapat pembekalan dan pencerahan dalam pembinaan jajaran humas dari Amin Sar Manihuruk di Jakarta dan di Jambi mengakui Amin Sar Manihuruk seorang sosok yang ramah, penuh canda, namun cerdas dan komunikatif memberikan pembekalan mengenai tugas-tugas kehumasan. 

“Hebat Paman mu itu. Dia tegas, namun kita mudah mengerti berbagai pemaparannnya mengani kehumasan. Dia juga familiar. Dia berpesan agar saya menemui abang Radesman Saragih di Jambi. Katanya Abang keponakannya,”demikian kisah Ngadio dalam satu perbincangan dengan penulis yang memang keponakan Amin Sar Manihuruk.  
Dr Amin Sar Manihuruk, MSi (kanan) ketika menjadi narasumber utama Forum Komunikasi Program Keluarga Harapan (PKH) pada sosialisasi PKH di Kota Jambi, 10 Mei 2012. (Foto : Matra/Beritaku).
 
Juru Penerang Handal 

Setelah menamatkan studi Sarjana (S1) dari Fakultas Publisistik (kini Fikom) Unpad Bandung tahun 1980-an, Amin Sar Manihuruk langsung bekerja di Kementerian Penerangan sejak era Menteri Penerangan, Ali Murtopo (Orde Baru) hingga pensiun beberapa tahun lalu. 

Amin Sar Manihuruk meraih gelar megister (S2) dari Fikom Unpad Bandung tahun 1986 dan meraih gelar Doktor (S3) juga dari Fikom Unpad Bandung, Selasa, 12 Februari 2013. Amin Sar Manihuruk juga sempat menjadi dosen luar biasa di Fikom Universitas Moestopo Beragama Jakarta & Prodi Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara.

Amin Sar Manihuruk memiliki komitmen dan konsistensi yang sangat tinggi menerapkan konsep-konsep publikasi program-program pemerintahan yang bersifat efektif dan efisien. Konsep tersebut, yakni peningkatan terpaan komunikasi bagi masyarakat untuk menggugah masyarakat merespon program – program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

Terpaan komunikasi dimaksud, yaitu banyaknya media publikasi yang dibaca, dilihat dan didengar warga masyarakat. Semakin banyak media publikasi yang dibaca, dilihat dan didengar warga masyarakat (terpaan komunikasi tinggi) akan semakin besar pula kemungkinan masyarakat mengetahui, tertarik dan melaksanakan atau mendukung program pemerintah.

Pada sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) di RRI Jambi beberapa tahun lalu, Amin Sar Manihuruk menguraikan secara gamblang mengenai pentingnya peningkatan terpaan komunikasi di Indonesia untuk meningkatkan respon dan dukungan masyarakat menyukseskan PKH. 

Hipotesa atau kesimpulan Amin Sar Manihuruk, sang “Juru Penerang Handal” tersebut memang benar adanya. Melalui publikasi yang intensif di berbagai media massa dan maupun media publikasi lainnya,  PKH yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat kurang mampu bisa bergulir dengan sukses di Indonesia hingga saat ini. 

Amin Sar Manihuruk tidak hanya piawai dalam bidang komunikasi massa, melaunkan juga dalam komunikasi antar pribadi. Hal tersebut nampak dari cara-cara Amin Sar Manihuruk memberikan motivasi dan pencerahan kepada petugas humas peserta pembinaan, mahasiswa, kalangan jurnalis dan generasi muda. 

Nasehat – nasehat penting yang perlu direnungkan generasi muda dalam meniti karir di bidang kehumasan dan jurnalis antara lain, tidak boleh berhenti belajar memperdalam pengetahuan di bidang publikasi. Insan-insan kehumasan dan jurnalis senantiasa harus terus mengasah diri, menuntut ilmu tanpa mengenal batas usia. 

Bila ada kesempatan, Amin Sar Manihuruk mendorong para tenaga humas pemerintah daerah dan jurnalis yang belum mengenyam pendidikan setara sarjana segera kuliah. Hal itu penting untuk mengasah diri tenaga humas dan jurnalis agar selalu berpikir maju. 

“Adik mu itu sudah wartawan sekarang. Suruh dia kuliah,”itulah pesan Amin Sar Manihuruk kepada penulis mengenai pentingnya kuliah untuk meningkatkan kualitas. Hal serupa juga diharapkan Amin Sar Manihuruk kapada para pegawai humas pemerintahan daerah yang memiliki peluang kuliah. 

Amin Sar Manihuruk juga sering memberikan nasehat kepada para pegawai humas, jurnalis, para mahasiswa dan anak-anak dari keluarganya agar tidak pernah merasa minder (rendah diri) menghadapi apa pun. Rasa percaya diri sebagai insan-ionsan publikasi sangat penting agar tugas-tugas sebagai juru penerang bisa berhasil sukses. 

“Kamu juga, sebagai mahasiswa jangan tunduk terus. Jalan pun tunduk. Jalan tegap. Pecaya diri, yakin menghadapi masa depan yang penuh tantangan,”tegasnya kepada penulis ketika penulis masih kuliah di Kota Bandung era 1985-an. 

Pak Amin Sar Manihuruk, sang juru penerang Indonesia asal desa kecil di Tepian Danau Toba dan Sang Guru bagi insan-insan humas dan jurnalis muda sudah pergi untuk selamanya. Jasa-jasa mu “menjadi juru penerang” Indonesia akan tetap dikenang. Selamat jalan Tongah (Paman) dan beristirahtlah dengan tenang. (Matra/Radesman Saragih). 

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama