Pemeriksaan suhu tubuh dan kebersihan anak di sekolah dasar (SD) Kota Pematangsiantar, Sumut ditingkatkan mengantisipasi penularan hepatitis akut. Gambar diambil, Rabu (11/5/2022). (Foto : Matra/Ist).
(Matra, Jambi) – Kalangan orang tua di berbagai pelosok Tanah Air benar-benar semakin was-was mengenai kesehatan anak-anak mereka. Belum lagi pandemi Covid-19 yang belum usai, kini datang lagi ancaman penyakit lain, yakni hepatitis akut yang telah banyak memakan korban anak-anak.
Mengantisipasi penularan penyakit hepatitias akut yang disebut-sebut sebagai haptitis misterius tersebut, berbagai pihak, khususnya jajaran pemerintah daerah di Tanah Air mau tidak mau harus meningkatkan kewaspadaan. Antisipasi dini dan pencegahan haris dilakukan secara serius mencegah penyebaran penyakit menular tersebut di daerah masing-masing.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) juga menyikapi serius ancaman penyakit hepatitis akut tersebut. Salah satu antisipasi dini yang dilakukan Pemkot Pematangsiantar mencegah penularan penyakit hepatitis akut tersebut, yakni menginstruksikan peningkatan protokol kesehatan (prokes) di seluruh sekolah, termasuk masalah keehatan jajanan anak-anak di lingkungan sekolah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Kusdianto didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Rosmayana Marpaung di Kota Pematangsiantar, Rabu (11/5/2022) mengatakan, pihaknya meningkatkan kewaspadaan dan mengantisipasi penularan hepatitis akut tersebut secara dini.
Antisipasi dini itu dilakukan menyusul adanya laporan mengenai adanya anak usia tujuh tahun yang menjadi korban hepatitis akut tersebut di Rumah Sakit (RS) St Elisabeth, Medan, Sumut. Mencegah penularan hepatitias akut tersebut, pengawasan kesehatan anak-anak di sekolah harus dilakukan, khususnya melalui penerapan prokes.
”Saat ini kami mengimbau setiap sekolah – sekolah agar lebih konsisten menerapkan prokes. Kalau sebelumnya prokes dilakukan ketat mencegah Covid-19, kini prokes dilaksanakan lebih ketat mencegah hepatitias akut,”katanya.
Menurut Kusdianto, penyakit misterius, hepatititis akut tersebut disebut – sebut rawan penularan di lingkungan sekolah, khususnya tingkat sekolah dasar (SD). Karena itu penerapan prokes di seluruh SD di Kota Pematangsiantar harus ditingkatkan.
Dijelaskan, virus hepatitis akut misterius merebak di sejumlah negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Hingga kini, belum diketahui secara pasti penyebab penyakit hepatitis akut tersebut. Karena itu seluruh jajaran dinas kesehatan, dinas kesehatan dan kalangan orang tua harus benar-benar waspada dan menjaga benar kondisi kesehatan anak-anak.
“Penyakit ini kan masih misterius. Harus diwaspadai. Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA jajaran Dinas Pendidikan Pematangsiantar mengimbau seluruh sekolah menjaga kebersihan sekolah dan menganjurkan anak-anak rajin mencuci tangan,”katanya.
Menurut Kusdianto, salah satu antisipasi hepatitis akut misterius tersebut yang bisa dilakukan, yakni memberikan edukasi kepada perserta didik di sekolah agar tetap melakukan pola hidup sehat. (Matra/FebP).
Posting Komentar