. Laporan Khusus : Ziarah Plt Wali Kota Pematangsiantar ke Makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis, Pererat Hubungan Budaya

Laporan Khusus : Ziarah Plt Wali Kota Pematangsiantar ke Makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis, Pererat Hubungan Budaya

Plt Wali Kota Pematangsiantar, Hj dr Susanti Dewayani, SpA (kanan) diampingi suami, H Erizal Kesuma  Ginting (dua dari kanan) dan Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso (dua dari kiri) doa bersama ketika ziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik di Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (19/4/2022). (Foto : Matra/KominfoPemkotSiantar).

(Matra, Bengkalis) – Sejarah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut) tak bisa terlepas dari Kebupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Kedua daerah tersebut memiliki keterikatan sejarah dan budaya karena Raja Siantar ke-14, yakni Raja Sang Naualuh Damanik yang dibuang Belanda ke Pulau Bengkalis wafat di pulau tersebut. 

Makam Raja Sang Naualuh Damanik pun hingga kini masih berada di Bengkalis dan tetap terawat dengan baik. Bangunan makam Raja Siantar di Bengkalis tersebut cukup antik dengan ornamen (corak khas) Simalungun. Sedangkan keturunan Raja Siantar Sang Naualuh Damanik juga hingga kini masih banyak yang tinggal dan menyebar di Bengkalis. 

Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke – 151 Kota Pematangsaintar, Minggu (24/4/2022), Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Pematangsiantar, Hj dr Susanti Dewayani, SpA dan para pejabat penting Pemerintah Kota (Pemkot) Pematangsaintar ziarah ke makam Raja Siantar, Sang Naualuh Damanik di Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (19/4/2022). 

Kehadiran Plt Wali Kota Pematangsiantar dan rombongan pada ziarah tersebut diambut Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso. Pada ziarah tersebut, rombongan Plt Wali Kota Pematangsiantar, Hj dr Susanti Dewayani, SpA melakukan doa bersama dan tabur bunga di makam Raja Sang Naualuh Damanik.

Dikatakan, menyimak begitu besarnya perjuangan dan pengorbanan Raja Sang Naualuh mengusir penjajah dari Pematangsiantar di masa penjajahan Belanda membuat kami juga menghargai dan menghormati perjuangan beliau. Karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tetap merawat makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis. Pemkab Bengkalis juga berharap Raja Sang Naualuh bisa mendapat gelar Pahlawan Nasional.

Menurut Bagus Santoso, keberadaan makam Raja Sang Naualuh Damanik di Bengkalis tidak hanya sebagai sebagai bukti sejarah. Keberadaan makam Raja Siantar tersebut juga menunjukkan bahwa Raja Sang Naualuh seorang raja yang sangat dicintai oleh rakyat Pematangsiantar. 

Selama di pengasingan, yakni di Bengkalis juga, Raja Sang Naualuh juga tetap memperjuangkan rakyat Pematangsiantar dan rakyat Pematangsiantar juga tetap mencintai dan menghormati Raja Sang Naualuh. 

"Karena itu Pemkab Bengkalis tentunya tetap siap mengemban amanah untuk senantiasa menjaga serta merawat makam Raja Sang Naualuh Damanik ini. Raja Sang Naualuh Damanik merupakan raja ke-14 di Kerajaan Pematangsiantar. Beliau mangkat di Bengkalis tahun 1914,"ujarnya.

Sementara itu, Plt Walikota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada jajaran Pemkab Bengkalis yang tetap merawat makam Raja Sang Naualuh tersebut. Selain itu, sambutan, layanan dan izin yang diberikan Pemkab Bengkalis melakukan ziarah ke makam Raja Siantar tersebut juga mendapat apresiasi Susanti Dewayani. 

“Berkaitan dengan HUT ke-151, 24 April 2022, kami melakukan ziarah ke makam Raja Sang Naualuh di sini. Kami berharap kehadiran kami di sini bisa menjalin persaudaraan dengan masyarakat dan jajaran Pemkab Bengkalis. Kota Pematangsiantar dan Pulau Bengkalis rasanya seperti saudara yang sama-sama tetap terus melanjutkan perjuangan orang-orang tua kita terdahulu,”katanya. 

Susanti Dewayani mengatakan, ziarah ke makam Raja Sang Naualuh tersebut juga memiliki nilai penting meningkakan hubungan budaya dan pariwisata Kota Pematangsiantar dengan Kabupaten Bengkalis. Keberadaan makam Raja Sang Naualuh di Bengkali bisa dijadikan sebagai objek wisata sejarah, budaya dan religi bagi wisatawan dari Kota Pematangsiantar. 

Pada kesempatan tersebut, Susanti Dewayani memberikan cindera mata atau kenang-kenangan kepada Bagus Santosos berupa plakat Becak Siantar (BSA). Sedangkan Bagus Santoso memberikan cenderamata kepada Susanti Dewayani berupa plakat  Ikan Terubuk. 
Plt Wali Kota Pematangsiantar, Hj dr Susanti Dewayani (kiri) bertukar cindera mata Sekda Pemkab Bengkalis, H Bustami HY (kanan) pada temu ramah di rumah dinas Sekda Bengkalis, Provinsi Riau, Senin (18/4/2022) sore. (Foto : Matra/KominfoPemkotSiantar).

Dialog Wisata

Sebelum ziarah ke makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis, Selasa (19/4/2022), Plt Wali Kota Pematangsiantar, Hj dr Susanti Dewayani dan rombongan pejabat Pemkot Pematangsiantar juga melakukan dialog budaya sekaligus temu ramah dengan jajaran Pemkab Bengkalis, Senin (18/4/2022) petang. 

Dialog budaya dan temu ramah tersebut dilaksanakan di rumah dinas Sekretrais Daerah (Sekda) Pemkab Bengkalis, H Bustami HY, Bengkalis. Bustami HY pada kesempatan tersebut mengatakan bangga adanya perhatian Pemkot Pematangsiantar terhadap keberadaan makam Raja Sang Naualuh di Bengkalis. Kemudian Bustami HY juga menyampaikan selamat HUT ke-151 Kota Pematangsiantar, 24 April 2022.
 
Bustami HY mengatakan, jika tidak karena jiwa patriotisme seorang raja yang bernama Sang Naualuh Damanik, yang tidak mau menjual harga diri rakyat dan bangsanya, sehingga ia pun dibuang di pulau ini oleh kolonial, tentu hubungan muhibbah antara kota Pematangsiantar dan Kabupaten Bengkalis tidak seerat dan seindah ini. 

"Kami Pemkab Bengkalis, tentunya siap mengemban amanah untuk menjaga serta merawat Makam Raja Sang Naualuh Damanik, sebagai raja ke-14 Kerajaan Pematangsiantar, yang telah mangkat di Bengkalis ini pada tahun 1914," katanya. 

Dikatakan, agar sejarah yang telah dicetak menjadi sebuah keberkahan, beliau juga mengajak, untuk menjadikan Makam Sang Raja sebagai sarana saling menguatkan sinergi dan kolaborasi disemua sektor, baik itu budaya, sosial, agama, ekonomi dan pembangunan.

Sementara Plt Walikota Pematangsiantar, dr Hj Susanti Dewayani, SpA pada temu ramah tersebut mengatakan, Tuanku Raja Sang Naualuh Damanik bukan hanya sebagai tokoh bagi warga dan Pemkot Pematangsiantar. Raja Sang Naualuh Damanik juga merupakan tokoh pendiri Kota Pematangsiantar sekaligus Raja Kota Pematangsiantar 

“Beliau adalah ulama besar bagi kami di Kota Pematangsiantar dan dimakamkan di Bengkalis. Karena itu Kota Pematangsiantar dengan Bengkalis mempunyai tali persaudraan dan hubungan emosiaonal yang erat,”katanya. 

Susanti Dewayani berharap silaturahmi Pemkot dan masyarakat Kota Pematangsiantar dengan masyarakat Bengkalis tetap terjalin erat dan berkelanjutan. Jajaran Pemkot dan masayarakat Kota Pematangsiantar juga berharap jajaran Pemkab Bengkalis bisa berkunjung ke Kota Pematangsiantar. 

“Kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas kepedulian Pemkab dan masyarakat Bengkali yang telah menjaga, merawat makam Raja kami Sang Naualuh Damanik. Makam Raja Siantar ini  begitu bagus sehingga kami bisa tetap berkunjung ke tempat ini di waktu-waktu yang akan datang,”katanya. 

Ziarah Plt Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani ke makam Raja Sang Naualuh ke Pulau Bengkalis turut diikuti suaminya, H Erizal Kesuma Ginting, Sekretaris Daerah Pemkot Pematangsiantar, Budi Utari, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kota Pematangsiantar, Kusdianto, Plt Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR ) Kota Pematangsiantar, Dedy Tunasto, Plt DPKAD, Masni, Kepala Bagian Kesbanglinmas, Soefie M Saragih, Plt Kepala Bappeda, Farhan Zamzamy, Dirut PDAM Tirtauli, Zulkifli Lubis dan Kabag Umum, Arri S Sembiring

Sedangkan pejabat Pemkab Bengkalis yang turut menyambut romobongan Plt Wali Kota Pematangsiantar, Wakil Bupati Bengkalis, H Bagus Santoso, Sekda Pemkab Bengkalis, H Bustami HY, Sekretaris Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga Bengkali, Reza Noverindra, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Bengkalis, Fadhlan Fuad Daulay, Camat Bengkalis, Ade Suwirman dan Kepala Desa Senggoro Basrah Hamid. 
Para pejabat Pemkot Pematangsiantar pada ziarah ke makam Raja Sang Naualuh Damanik di Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Selasa (19/4/2022). (Foto : Matra/KominfoPemkotSiantar).

Catatan Sejarah

Berdasarkan catatan sejarah Kota Pematangsiantar, Raja Sang Naualuh Damanik seorang Raja Siantar yang cukup terkenal gigih melawan penjajah Belanda. Raja Sang Naualuh yang lahir di Pematangsiantar tahun 1857 pernah memerintah Kerajaan Siantar dari tahun 1882–1904 dan tercatat sebagai Raja ke XIV (14) dari Dinasti Siantar (1350-1904).

Selama memimpin Kerajaan Siantar (1882-1904), Raja Sang Naualuh gigih berjuang menentang penjajahan Belanda, baik secara fisik maupun secara politis. Akibat perlawanan dan penolakannya menandatangani tanda takluk kepada Belanda yang dikenal dengan ‘Korte Verklaring’, akhirnya putra terbaik Simalungun tersebut ditangkap penjajah Belanda pada 1904. Pihak Belanda pun mengasingkan Raja Sang Naulauh untuk seumur hidup ke Pulau Bengkalis pada tahun 1906.

Selama memimpin Kerajaan Siantar, Raja Sang Naualuh sangat dicintai rakyatnya. Beliau juga dikenal sebagai pelopor, penganut dan pelindung agama Islam, khususnya di Kerajaan Siantar. Di samping itu, Raja Sang Naualuh sebagai perintis pembangunan kota Pematangsiantar-Simalungun.

Satu diantara begitu banyak peranan Raja Sang Naualuh, adalah merintis jalan dari Pematangsiantar menuju Asahan, yang panjangnya sekitar 50 kilometer (Km). Jalan tersebut hingga saat ini menjadi jalan yang sangat vital, yakni menghubungkan Kota Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Batubara dan Kabupaten Asahan.

Dulu nama jalan itu lebih dikenal dengan nama Jalan Asahan. Namun untuk mengenang jasa Raja Sang Naualuh, nama jalan tersebut telah ditetapkan sebagai Jalan Sang Naualuh. (Matra/Febriyan Purba/Radesman Saragih).

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama