Sosialisasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Tunas Mekar di Balai Desa Desa Simpang Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, Kamis (18/11/2021). (Foto : Matra/KominfoMerangin)
(Matra, Jambi) – Peningkatan penguasaan informasi bagi masyarakat desa saat ini semakin dibutuhkan mencegah ketertinggalan penguasaan informasi di daerah-daerah pedesaan. Penguasaan informasi bagi masyarakat desa penting dalam rangka memberdayakan mereka mengatasi berbagai masalah kehidupan maupun peningkatan kesejahteraan. Peningkatan penguasaan informasi di pedesaan saat ini lebih mudah dilakukan menyusul pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi.
Guna mengoptimalkan peran kemajuan teknologi komunikasi dan informasi bagi percepatan kemajuan masyarakat desa, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi terus mengembangkan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di desa-desa dan kelurahan.
Sosialisasi KIM yang mirip Kelompok Pembaca dan Pemirsa (Kelompencapir) di era Orde Baru tersebut diintensifkan di setiap desa dan kelurahan untuk menggugah perhatian masyarakat desa mengenai program tersebut.
Salah satu kegiatan sosialisasi KIM dilaksanakan di KIM Tunas Mekar, di Balai Desa Desa Simpang Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, Kamis (18/11/2021). Sosialisasi dihadiri Sekretaris Dinas Kominfo Merangin, H Abdul Azis.
H Abdul Azis pada kesempatan tersebut mengatakan, KIM merupakan kelompok yang sifatnya mandiri dan kreatif. Aktivitasnya mengelola informasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengelola dan mendiseminasikan informasi kepada masayarakat. KIM menjadi mitra pemerintah menyebarluaskan sosialisasi dan desiminasi informasi pembangunan kepada masyarakat.
“KIM mengedukasi insan informasi agar memiliki kecerdasan dalam menerima terpaan arus informasi. KIM berkedudukan di tingkat desa maupun kelurahan secara mendiri dan non partisan sebagai wujud partisispasi masyarakat,”katanya.
Dijelaskan, di tingkat dusun, Rukun Warga (RW) atau komunitas lainnya, KIM juga dapat dibentuk kelompok-kelompok diseminasi yang kelembagaannya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiaran KIM desa dan kelurahan.
‘’KIM mewujudkan masyarakat yang dinamis, perduli dan peka terhadap arus informasi. Selanjutnya masyarakat dapat menjadikan KIM sebagai katalisator dan dinamisator dalam memelihara, meningkatkan semangat kegotong royongan dalam bemasyarakat,”ujarnya.
Menurut Abdul Azis, KIM di Merangin diupayakan bisa dibentuk di 205 desa dan 10 kelurahan yang ada di 24 kecamatan se-Kabupaten Merangin. Hingga saat ini baru belasan desa yang memiliki KIM, khusunya desa-desa yang sudah terjangkau jaringan internet.
Atasi "Blank Spot"
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Merangin, M Arief mengatakan, untuk meningkatkan partisipasi KIM dalam pembangunan masyarakat desa di Meangin, pihaknya terus mengupayakan pengurangan desa blank spot (susah sinyal telekomunikasi).
Dijelaskan, untuk tahun ini, jumlah desa di Merangin yang masih blank spot tersisa sebanyak 53 desa. Jumlah desa blank spot tersebut berkurang dibandingkan tahun lalu sebanyak 65 desa. Melalui penambahan desa yang bisa dijangkau jaringan telekomunikasi di Merangin, kegiatan KIM di daerah tersbeut juga dapat ditingkatkan.
“Tahun ini sudah ada penambahan menara telekomunikasi di 12 desa di Merangin. Pembangunan Menara telekomunikasi ini diusulkan Diskominfo Merangin melalui operator selluler maupun melalui Bhakti Kementerian Kominfo,”katanya.
Secara terpisah, Bupati Merangin, H Mashuri baru-baru ini mengatakan, KIM sangat dibutuhkan untuk menyebarkan informasi positif bagi masyarakat desa. Karena itu warga masyarakat, khususnya generasi muda dan anak-anak di Merangin memanfaatkan teknologi informasi dengan baik dan benar.
Melalui kehadiran KIM dan peningkatan jaringan telekomunikasi, generasi muda di Merangin sudah dapat mendapatkan dan memanfaatkan informasi-informasi positif melalui dari telepon genggam (handphone/HP) android mereka.
‘’Saya minta para orang tua di Merangin terus mengawasi anak-anaknya ketika menggunakan handphone android agar tidak menyalahgunaannya untuk hal-hal negatif. Jika tidak diawasi, pengaruh kecanggihan teknologi informasi saat ini bisa merusak mental anak-anak,”katanya. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar