Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi Jambi, Hj Hesti Haris, SE pada seminar “Pelestarian Sejarah dan Budaya Jambi” yang digelar Dharma Wanita Persatuan Provinsi Jambi di Jambi, Kamis (12/8/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi)
(Matra, Jambi) – Berbagai kalangan masyarakat di Provinsi Jambi diharapkan semakin menghargai sejarah dan budaya daerah mencegah terjadinya kepunahan sejarah dan budaya di daerah tersebut. Untuk membangkitkan kembali pengetahuan dan kecintaan terhadap sejarah dan budaya daerah tersebut, pertemuan – pertemuan membahas sejarah dan budaya daerah perlu ditingkatkan.
Hal itulah yang dilakukan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jambi. Menyongsong peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pengurus DWP Provinsi Jambi menggelar seminar sejarah dan budaya Jambi di aula DWP Provinsi Jambi, Pasar, Kota Jambi, Kamis (12/8/2021).
Pertemuan bertajuk "Dengan Pengenalan Sejarah, Budaya dan Potensi Jambi" tersebut turut dihadiri Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jambi yang juga penasihat DWP Provinsi Jambi, Hj Hesti Haris, SE. Pelaksana Tugas (Plt) DR Sri Purnama Syam, SST, MSn tampil sebagai pembicara pada pertemuan yang dihadiri sekitar 50 orang anggota DWP Provinsi Jambi tersebut.
Hj Hesti Haris pada kesempatan tersebut mengatakan, wanita memiliki peran penting melestarikan sejarah dan budaya. Peran wanita dalam pelesatrian sejarah dan budaya bisa diwujudkan dalam pementasan sejarah dan seni – budaya, pengajaran sejarah dan seni-budaya kepada anak-anak.
“Untuk itu saya mengharapkan semua pengurus DWP di Jambi terus melakukan kegiatan pelestarian sejarah dan budaya melalui, seminar atau diskusi, pementasan seni – budaya dan edukasi sejarah dan budaya kepada anak-anak,”katanya.
Selain itu, lanjutnya para anggota dan pengurus DWP di Jambi perlu juga meningkatkan kegiatan sebagai mitra pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan, khususnya mendukung program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi, MANTAP ( Maju, Aman, Nyaman, Tertib, Amanah dan Profesional).
“Pertemuan wanita Jambi yang disertai dengan seminar sejarah ini sudah menjadi salah satu bentuk silahturahmi dan edukasi bagi kalangan wanita Jambi mengetahui dan melestarikan sejarah dan budaya daerah. Kegiatan ini juga merupakan pelayanan kepada komponen masyarakat dan bentuk dukungan terhadap pembangunan sosial budaya di daerah,”katanya.
"Jambi Tempo Doeloe" yang dipamerkan pada pameran sejarah Jambi di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Kota Jambi, Januari 2020. (Foto : Matra/Ist). |
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, DR Sri Purnama Syam, SST, MSn pada kesempatan tersebut mengatakan, wanita perlu meningkatkan perhatian, kepedulian, edukasi dan kegiatan pelestarian sejarah dan budaya daerah. Hal itu penting dalam rangka mencegah kepunahan sejarah dan budaya daerah.
Dijelaskan, Provinsi Jambi sendiri memiliki kekayaan khazanah sejarah dan budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik pariwisata. Kekayaan sejarah Jambi yang selama ini dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan Jambi, yakni, situs purbakala Candi Muarojambi di Kabupaten Muarojambi, Danau Kaco di Kabupaten Kerinci dan Geo Park di Kabupaten Merangin.
"Kekayaan sejarah, budaya dan potensi wisata Jambi ini tidak hanya penting bagi sejarawan dan budayawan atau akademisi saja, tetapi juga bagi semua masyarakat Provinsi Jambi, termasuk DWP. Kecintaan kalangan wanita terhadap sejarah dan budaya Jambi menjadi modal besar melestarikan sejarah dan budaya Jambi,”katanya.
Menurut Sri Purnama Syam, sejarah Jambi yang juga perlu diketahui dan dilestarikan kalangan wanita Jambi dan seluruh masyarakat Jambi, yaitu sejarah Raja Jambi Orang Kayo Hitam, Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi dan pahlawan nasional asal Jambi, Raden Mattaher. Kurangnya sosialisasi dan edukasi mengenai sejarah raha-raja Jambi tersebut membuat generasi muda Jambi, termasuk kalangan wanita di Jambi cenderung kurang mengetahui sejarah daerah mereka.
“Nah, memanfaatkan momentum peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI, segenap lapisan masyarakat Jambi, termasuk wanita Jambi perlu menggugah kembali kepedulian terhadap sejarah dan budaya daerah serta nasional,”ujarnya.
Pejuang kemerdekaan asal Jambi, Raden Mattaher yang menerima anugerah sebagai Pahlawan Nasional dari Pemerintah Pusat, 10 November 2021. (Foto : Matra/Ist) |
Sementara itu berdasarkan catatan medialintassumatera.com (Matra), Pemerintah Pusat tahun lalu menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada pejuang kemerdekaan dari Jambi, Raden Mattaher. Penghargaan itu diberikan dalam rangka Hari Pahlawan Nasional 10 November 2020. Presiden Jokowi memberikan penghargaan tersebut kepada ahli waris atau cucu Raden Mattaher, yaitu Ratumas Siti Aminah Ningrat.
Sementara itu, Pemerintah RI juga memberi gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Thaha Syaifuddin mendapat gelar pahlawan nasional pada 24 Oktober 1977. Nama pahlawan nasional Sultan Thaha Syaifuddin diabadikan menjadi nama Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin Jambi dan nama jalan di Jambi. Sedangkan nama pahlawan nasional Raden Mattaher selama ini sudah diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Provinsi Jambi dan nama jalan di Jambi. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar