. Pembangunan 232 Km Tol Sumatera di Jambi Baru Dimulai Tahun 2022, Terhambat Pengerjaan 35 Km Jalan di Kawasan HTI WKS

Pembangunan 232 Km Tol Sumatera di Jambi Baru Dimulai Tahun 2022, Terhambat Pengerjaan 35 Km Jalan di Kawasan HTI WKS

Gubernur Jambi, Al Haris menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Kabupaten Tanjungjabung Barat di gedung DPRD Tanjabbarat, Provinsi Jambi, Senin (10/8/2021). (Foto : Matra/KominfoJambi)

(Matra, Jambi) – Pembangunan sekitar 232 kilometer (Km) ruas jalan Tol Sumatera di wilayah Provinsi Jambi baru dimulai tahun 2022. Saat ini proses pembangunan jalan Tol Sumatera di Jambi masih tahap menyiapkan jalur tol. Salah satu di antaranya persiapan jalur tol di kawasan hutan tanaman industri (HTI) PT Wirakarya Sakti (WKS) di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar).

"Progres (kemajuan) pembangunan jalan tol Sumatera yang melalui Kabupaten Tanjabbar kini masuk tahapan pembangunan jalan untuk jalur tol. Saat ini masih ada 35 Km ruas jalan yang belum tuntas dibangun di kawasan HTI PT WKS. Pemprov Jambi sudah meminta surat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk membangun jalur tol di Kawasan HTI tersebut,”kata Gubernur Jambi, Al Haris pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59 Kabupaten Tanjabbar di Gedung DPRD Kabupaten Tanjabbar, Provinsi Jambi, Senin (10/8/2021).

Menurut Al Haris Kabupaten Tanjabbar merupakan salah satu daerah di Jambi yang akan akan dilintasi jalan Tol Sumatera. Panjang jalan Tol Sumatera di Kabupaten Tanjabbar mencapai 198 Km. Jalan Tol Sumatera dari kabupaten tersebut akan terkoneksi dengan jalan Tol Sumatera di Rengat, Provinsi Riau. Sedangkan jalan Tol Sumatera Tempino – Jambi yang akan terkoneksi dengan jalan Tol Sumatera wilayah Betung, Provinsi Sumatera Selatan sekitar 34 Km.

"Beberapa waktu lalu saya sudah melakukan rapat dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Menteri Perhubungan pada rapat tersebut menyebutkan, Pemerintah Pusat menargetkan pembangunan jalan tol Sumatera di Jambi akan dimulai tahun depan dan diperkirakan rampung tahun 2024,”katanya.

Ilustrasi jalan tol. (Foto : Ist)

Dikatakan, sembari menunggu pembangunan jalan Tol Sumatera di Jambi, pembangunan jalan ke sentra-sentra produksi di Provinsi Jambi juga akan dipercepat. Salah satu di antaranya pembangunan jalan puluhan kilometre di wilayah Teluk Nilau – Senyerang, Kecamatan Pengabuan, Tanjabbar. Pembangunan jalan ke sentra produksi itu penting agar rua sjalan tersebut nantinya langsung terkoneksi dengan jalan Tol Sumatera.

"Saya telah memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi terkait pembangunan jalan Teluk Nilau – Senyerang. Saya meminta pembangunan jalan ke sentra produksi pertanian dan perkebunan sawit tersebut segera dilaksanakan,”ujarnya.

Al Haris mengatakan, Kabupaten Tanjabbar termasuk salah satu daerah di Jambi yang memiliki keyakaan sumber daya alam yang banyak. Daerah tersebut memiliki Kawasan HTI yang luas, industri bubur kertas, perkebunan kelapa sawit dan pengeboran minyak dan gas yang besar.

"Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini memiliki potensi yang lengkap, yaknji migas, hutan, kebun kelapa sawit dan perikanan laut. Daerah lain di Jambi ada yang hanya memiliki potensi perkebun sawit. Tinggal bagaimana mengelola potensi potensi yang ada ini secara bersama sama dari pihak eksekutif, legislatif dan seluruh masyarakat Tanjabbar agar terwujud Tanjabbar berkah 2024,"tambahnya.

Terkait pembangunan kawasan ekonomi baru terintegrasi di Kabupaten Tanjabbar, lanjut Al Haris, Pemprov Jambi kini sedang merancang pembangunan Kawasan ekomoni baru terintegrasi, Sentusa (Sengeti – Tungkal - Sabak). Kawasan Sentusa  akan menjadi penopang industri dan perdagangan Kota Jambi di masa mendatang.

"Kedepannya kita ingin membangun kampus maritim agar bisa mendukung anak anak – anak Tanjabbar dan Tajungjabung Timur (Tanjabtim) punya ciri khas keahlian di bidang kemaritiman. Kampus maritim ini juga nanti penting bagi anak-anak pantai timur Jambi,”tandasnya.

Komoditas perkebunan pinang menjadi salah satu sumber pengasilan petani di pantai timur Jambi, khususnya Kabupaten Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur. Gubernur Jambi, Al Haris menanam pinang di Desa Rimau Bako Tuo, Kecamatan Sadu, Tanjunjabung Timur baru-baru ini. (Foto : Matra/KominfoJambi)

IPM Rendah

Dijelaskan, pembangunan di Tanjabbar perlu dipercepat untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Saat ini, IPM di Tanjabbar masuk peringkat terakhir atau ke-11 dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi. Untuk meningkatkan IPM tersebut, pembangunan infrastruktur juga harus ditingkatkan.

“IPM tidak bisa naik tanpa infrastruktur yang baik. Saya juga sudah meminta Dewan Pendidikan Provinsi Jambi untuk bersama sama mencari solusi mengatasi rendahnya IPM di Tanjabbar. Kita harus berpikir bagaimana mendongkrak IPM yang rendah di kabupaten-kabupaten Provinsi Jambi ini. Jangan beban ini hanya dipikul sendiri oleh para bupati saja. Kita juga harus bersama - sama mencari solusi meningkatkan IPM ini,”ujarnya.

Menyinggung penanganan Covid - 19, Al Haris mengatakan, pembangunan di daerah saat ini masih tetap memprioritaskan penanganan Covid-19. Karena itu banyak anggaran pembangunan yang dialihkan (refocusing) untuk penanganan Covid-19. Kondisi tersebut membuat pembangunan di daerah terganggu.

"Namun kita tidak boleh terjebak dengan isu Covid - 19. Walaupun di masa pandemi ini, kita harus tetap membangun daerah. Program yang sudah dilakukan harus tetap dilaksanakan walaupun kegiatan tersebut tidak bisa dilakukan secara maksimal. Kita tidak boleh menyerah, kita harus optimis bisa melewati masa yang sulit ini,"tegasnya.

Di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemic Covid-19 ini, Al Haris meminta para bupati meningkatkan kegiatan budaya dan pariwisata daerah yang tidak melanggar protocol kesehetan (prokes). Untuk Kabupaten Tanjabbar misalnya, budaya dan wisata lokal yang bisa dikembangkan saat ini, yakni menjadikan kendaraan becak dayung sebagai daya Tarik wisata. Karena itu becak dayung Kualatungkal, Tanjabbar perlu dilestarikan menjadi salah satu daya tarik wisata di Kualatungkal ini.

"Dulu saya merantau ke Kualatungkal akhir tahun 1992. Waktu itu saya banyak melihat becak disini sebagai alat transportasi disini. Ke depannya saya minta kepada Bupati Tanjabbar, Anwar Sadat agar  becak ini bisa jadikan sebagai daya tarik wisata bagi daerah Kualatungkal ini. Kelestarian becak ini merupakan kearifan lokal Provinsi Jambi yang ada di Tanjabbar,”ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tanjabbar, H Anwar Sadat pada kesempatan tersebut mengatakan, Pemkab Tanjabbar kini mempercepat proyek-proyek pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan ekonomi dan perdagangan. Pembangunan infrastruktur yang mendesak dipercepat di Tanjabbar mendukung ekonomi dan perdagangan, yakni jalan dan sarana transportasi darat, sungaidan laut.

"Pemkab Tanjabbar terus berusaha mewujudkan harapan-harapan dan aspirasi masyarakat agar daerah ini bisa bersaing dan sejajar dengan kabupaten lainnya. Pembangunan jalan dan transportasi di daerah ini harus dipercepat agar kegiatan industri dan perdagangan semakin berkembang,”paparnya.

Dikatakan, Pemkab Tanjabbar memiliki lima program prioritas guna mempercepat pembangunan di daerah tersebut. Kelima program tersebut, pembelian beras lokal oleh apartur sipil negara (ASN) untuk menyerap produksi beras lokal. Kemudian ASN di Tanjabbar juga diwajibkan memakai batik lokal untuk membantu para perajin bati di daerah tersebut di tengah pandemi ini. 

“Program pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini terus kami tingkatkan untuk memulihkan ekonomi rakyat di Tanjabbar selama pandemi Covid-19. Selain itu penyaluran beras bantuan untuk warga terdampak Covid-19 juga sedang kami laksanakan,”katanya. (Matra/AdeSM)


Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama