(Matra, Jambi) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi menerjunkan Tim Pelacak Covid-19 untuk mempercepat deteksi pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG). Tim Pelacak Covid-19 (Tracer) yang beranggotakan Bhayangkara Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Lurah dan Rukun Tetangga (RT) tersebut bertugas melakukan tracking (pelacakan) dan tracing (penelusuran) kontak erat pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah.
“Pemkot Jambi bekerja sama dengan jajaran Polda Jambi, Komando Rayon Militer (Korem) 042/Garuda Putih (Gapu) Jambi terus berupaya mempercepat penanganan Covid-19 melalui pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Pada pelaksanaan PPKM tersebut, kami membentuk Tim Pelacak Covid-19. Tim ini akan melacak langsung kontak erat pasien Covid-19 yang isolasi di rumah di setiap RT,”kata Wali Kota Jambi, Syarif Fasha di Kota Jambi, Kamis (17/6/2021).
Menurut Syarif Fasha, selama melaksanakan tugas di lapangan, Tim Pelacak Covid-19 Kota Jambi bekerja sama dengan jajaran dinas kesehatan menggambarkan dan memetakan kondisi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 apakah layak diisolasi mandiri atau harus dirujuk ke rumah sakit. Kemudian tim tersebut juga bertugas memantau masyarakat yang terkonfirmasi positif yang saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah.
"Fokus pemantauan antara lain apa saja kegiatan mereka, apakah sudah melakukan jemur di pagi hari, sudah memakan suplemen dan obat-obatan. Petugas kesehatan akan memeriksa kondisi kesehatan pasien, khususnya kondisi oksigennya, tensinya, suhu tubuh dan apakah ada keluhan atau tidak. Jika kondisi kesehatan pasien kurang baik, maka pasien segera dirujuk ke rumah sakit,”paparnya.
Dikatakan, Tim Pelacak Covid-19 Kota Jambi dibekali aplikasi memudahkan mereka melaporkan kondisi pasien Covid-19 setiap saat dan memudahkan komunikasi dengan pasien lain. Selama ini komunikasi petugas kesehatan di Puskesmas dengan pasien umum sering kurang lancar terkait adanya tugas mereka menangani pasien isolasi mandiri Covid-19.
Menurut Syarif Fasha, petugas Puskesmas di Kota Jambi yang selama ini menangani pasien isolasi mandiri tidak bisa menangani pasien umum secara rutin. Hal tersebut disebabkan petugas kesehatan yang menangani pasien isolasi mandiri harus libur beberap hari. Kondisi demikian bisa membuat Puskesmas kosong dan pasien umum terganggu berobat.
“Nah, dengan adanya Tim Pelacak Covid-19 ini, petugas Puskesmas yang menangani pasien isolasi mandiri sudah dipisah dengan petugas Pusklesmas yang bertugas melayani pasien umum di Puskesmas. Jadwal kegiatan petugas Puskesmas pun dapat lebih mudah diketahui melalui aplikasi komunikasi Tim Pelacak Covid-19,”katanya.
Sementara itu, Kapolda Jambi, Irjen Pol A Rachmad Wibowo mengatakan, persamaan persepsi dan kerja sama penanganan Covid-19 di Jambi perlu diintensifkan menyusul terus terjadinya peningkatan kasus Covid-19 di daerah itu. Pentingnya kerja sama seluruh pihak menangani Covid-19 melalui PPKM skala mikro sudah berhasil dilakukan di Kelurahan Payoselincah, Kota Jambi, akhir April 2021.
“Kita sudah punya cara-cara terbaik menangani Covid-19. Seperti contoh di Kelurahan Payo Selincah yang berstatus zona merah akhir April lalu. Saat itu Pemkot Jambi menurunkan tim kesehatan ke Payoselincah menangani 28 orang warga yang diisolasi mandiri setiap hari selama dua minggu. Berkat penanganan serius tersebut seluruh pasien isolasi mandiri di kelurahan itu sembuh total,” jelasnya.
Membantah
Sementara itu terkait terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kota Jambi dan naiknya status Kota Jambi menjadi zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19, Syarif Fasha mengatakan, hal tersebut bukan disebabkan kegiatan kegiatan Car Free Day (hari bebas kendaaraan) dan Car Free Nigt (malam bebas kendaraan) di Tugu Keris Siginjai Kota Jambi.
Dikatakan, kegiatan Car Free Day dan Car Free Night di beberapa tempat rekrasi tak berbayar memang menimbulkan keramaian. Pedagangkecilpun dizinkan berjualan di lokasi rekreasi tersebut. Namun semua kegiatan tersebut digelar setelah dilakukan pemetaan dan batas berjualan pedagang kecil untuk menjaga jarak.
“Sebelum bulan Puasa pun kegiatan Car Free Day dan Car Free Night di Kota Jambi sudah diizinkan. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara terkoordinir dan diawasi petugas. Jarak antar pedagang pun sudah diatur dan petugas mengawasi pemakaian masker dan kerumunan orang. Jadi selama Puasa tidak ada lonjakan kasus Covid-19 di Kota Jambi,”katanya.
Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah mengatakan, kasus positif Covid-19 di Provinsi Jambi, Kamis (17/6/2021) terbanyak di Kota Jambi, yakni 3.446 kasus dengan kasus meninggal 61 kasus dan sembuh 2.758 kasus. Kemudian peringkat kedua di Kabupaten Muarojambi dengan total kasus positif Covid-19 mencapai 1.679 kasus, meninggal 10 kasus dan sembuh 1.356 kasus. Sedangkan peringkat ketiga, yakni Kabupaten Batanghari dengan total kasus positif Covid-19 mencapai 1.140 kasus, meninggal 33 kasus dan sembuh 912 kasus.
Secara keseluruhan di Provinsi Jambi, katanya, total kasus Covid-19 hingga Kamis (17/6/2021) malam sudah mencapai 11.503 kasus (bertambah 132 kasus). Kasus meninggal akibat Covid-19 di Provinsi Jambi bertambah dua kasus dari sehari sebelumnya menjadi total 216 kasus. Sementara pasien Covid-19 yang sudah sembuh di dearah itu bertambah 62 orang menjadi total menjadi 9.410 orang dan pasien dalam proses perawatan sebanyak 1.877 orang. (Matra/AdeSM)
Posting Komentar