Breaking News
Pelaksanaan Sidang MPL PGIW Provinsi Jambi Tahun 2025 di GKPS Jambi Berjalan Sukses | Petugas Lapas Narkotika Pematangsiantar Kontrol Area Branggang, KPLP Ucok P Sinabang: Meminimalisir Gangguan | Bersama Honda, Dapatkan Diskon dan Keuntungan Melimpah di Jambi | Ketum PGIW Provinsi Jambi Rapat Koordinasi Mantapkan Persiapan Panitia Sidang MPL PGIW Provinsi Jambi 2025 | Lagi, Dua Polisi Meregang Nyawa di Tempat Hiburan Malam, Pelakunya Kini Diamankan | Mudik Bersama AHM, 2.572 Konsumen Setia Honda Siap Lebaran di Kampung Halaman | Libur Lebaran, Objek Wisata Pasir Putih Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Mulai Ramai | Pindah Jadi Kapolres Rejang Lebong, AKBP Florentus Situngkir, SIK Dikenal Dekat Dengan Siapapun | Sinsen Gelar Uji Kompetensi Keahlian untuk SMK TUK Binaan Honda | PTPN IV Palmco Berangkatkan 1.020 Mudik Gratis Ke Kampung Halaman
Banjir di Parapat, Jalin Sumut: Pemerintah Harus Mencari Akar Penyebab

INFO TERKINI

10/recent/ticker-posts

Banjir di Parapat, Jalin Sumut: Pemerintah Harus Mencari Akar Penyebab

Kondisi Kota Parapat, Kabupaten Simalungun saat diterjang banjir bandang Kamis (13/5/2021). (Foto Juan Ambarita)

(Matra, Simalungun)
-Curah hujan yang tinggi sejak siang hari telah menyebabkan banjir di daerah wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Kamis (13/5/2021). Banjir yang begitu tiba-tiba terjadi membuat sebagian warga panik dan menyebabkan sebagian badan jalan di sekitar lokasi tersebut tertutup.

Ketua Bidang Kajian, Strategi dan Aksi Jaga Lingkungan (Jalin) Sumatera Utara (Sumut), Edis Galingging selaku menyampaikan, kejadian ini begitu mengejutkan kita semua, mengingat daerah Parapat merupakan salah satu daerah wisata yang cukup populer di Sumatera Utara. 

"Kejadian ini sedikit membuka mata kita semua, bahwasannya ada suatu hal yang tidak baik dengan kondisi kawasan hutan di daerah pinggiran Danau Toba itu,” ujar Edis.

“Kita menduga banjir yang terjadi di wilayah itu tidak hanya disebabkan curah hujan yang tinggi, akan tetapi dikarenakan kawasan hutan di sekitar wilayah tersebut telah berkurang, sehingga menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Hutan yang telah berubah fungsi tidak mampu lagi menampung curah hujan yang turun, atas hal tersebut mengakibatkan banjir di sekitarnya,” tambahnya.

Menurut Edis Galingging, kejadian banjir bandang Parapat harus menjadi perhatian semua pihak, terkhususnya kepada Pemerintah Kabupaten Simalungun agar serius menanggapi hal tersebut. 
Aktivis Jalin Sumut. (Foto Juan Ambarita)

"Betapa mirisnya kita bila hal ini terulang lagi, mengingat Parapat merupakan daerah wisata kebanggaan Kabupaten Simalungun, yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah kita. Bila perlu Pemkab Simalungun membentuk tim investigasi untuk mencari akar penyebab terjadinya banjir tersebut,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Kevin Lumban Gaol selaku Ketua Umum Jalin Sumut. Menurutnya, banjir ini adalah peringatan keras dari lingkungan untuk manusia. "Selayaknya manusia peka terhadap lingkungan, terutama hutan. Hutan merupakan daerah yang berfungsi menyerap air,” ucapnya.

“Sudah saatnya pemerintah mengkroscek kebijakan-kebijakan tentang hutan lindung di negara ini. Karena jika hal ini dibiarkan secara terus menerus akan terjadi musibah selanjutnya,” tutup Kevin.(Matra/Kontributor: Juan Ambarita)

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar