. Kasus Gizi Buruk di Kota Jambi Meningkat 116 % Selama Pandemi Covid-19

Kasus Gizi Buruk di Kota Jambi Meningkat 116 % Selama Pandemi Covid-19

Pembekalan penanggulangan stunting atau kekurangan gizi kronis yang dilakukan Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi di Hotel Shang Ratu, Kota Jambi, Senin, 7 September 2020. (Foto: Matra/Ist)

(Matra, Jambi) – Pandemi Covid-19 yang terjadi selama satu tahun terakhir menyebabkan angka kasus gizi buruk di Kota Jambi meningkat. Peningkatan angka kasus gizi buruk tersebut nampak dari pertambahan kasus stunting (gagal tumbuh/tubuh pendek balita) di kota itu.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Jambi, Harnita di Jambi, Kamis (4/3/2021) menjelaskan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jambi, jumlah kasus stunting di Kota Jambi selama tahun 2020 mencapai 179 kasus. Jumlah kasus stunting tersebut meningkat  96 orang atau (116 %) dibandingkan kasus stunting tahun 2019 sebanyak 83  kasus.

“Meningkatnya kasus stunting tersebut dipengaruhi tertehentinya kegiatan pos pelayanan terbadu (posyandu) selama pandemi Covid-19 sejak akhir Maret 2020. Terhentinya penimbangan dan pemeriksaan gizi bayi di posyandu membuat kasus-kasus stunting dan gizi buruk tidak terpantau dan tidak tertangani sepenuhnya,”ujarnya.

Dikatakan, selama posyandu tutup akibat pandemi Covid-19  para orangtua melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan anak mereka ke Puskesmas.  Namun para ortangtua hanya membawa anak mereka yang tidak sehat untuik berobat ke Puskesmas. Sedangkan pemeriksaan kondisi gizi anak tidak dilakukan ke puskesmas.

“Namun mulai Senin (1/3/3021), seluruh posyandu di Kota Jambi sudah dibuka kembali. Karena itupara orangtua diharapkan membawa anaknya untuk pemeriksaan kondisi gizi dan kesehatan ke posyandu,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi, Irawati Sukandar mengaku prihatin atas meningkatnya kasus stunting di Kota Jambi selama pandemi.  Peningkatan kasus stunting tersebut tak terlepas dari tutupnya posyandu selama pandemi satu tahun terakhir.

Dijelaskan, selama tahun 2020, jumlah posyandu yang tutup di Kota Jambi sebanyak 450 unit. Posyandu tersebut tersebar di 11 kecamatan di kota itu. Tutupnya ratusan posyandu tersebut membuat kasus stunting kurang terpantau.  

Tutupnya posyandu, lanjutnya, membuat penimbangan bayi atau pengukuran berat badan bayi tidak bisa dilaksanakan. Kemudian penutupan posyandu di Kota Jambi selama satu tahun juga membuat pemberian makanan tambahan bergizi untuk bayi tidak bisa dilakukan.

“Kami sudah mengerahkan kader posyandu melakukan penimbangan bayi dan pemberian makanan tambahan bergizi ke rumah rumah warga. Namun sebagian besar warga menolak kehadiran kader posyandu karena khawatir penularan Covid-19. Mudah-mudahanlah pembukaan kembali posyandu di Kota Jambi saat ini dapat dimanfaatkan orangtua untuk segera memeriksakan kondisi gizi dan berat badan anak mereka,”katanya. (Matra/AdeSM)



Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama