Suasana Vihara Sakyakirti, Jalan Pangeran Diponegoro, Pasar, Kota Jambi tampak sepi sehari menjelang Imlek 2572 Khongzili, Kamis (11/2/2021). Umat Buddha di Kota Jambi tak bisa melakukan banyak aktivitas di vihara itu pada perayaan Imlek yang jatuh pada hari Jumat (12/2/2021) akibat Covid-19. (Foto : Matra/AdeSM)
(Matra, Jambi) – Suasana perayaan Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili, Jumat (12/2/2021) di Kota Jambi, benar-benar tampak lesu. Kemeriahan warga Tionghoa di vihara-vihara dan kelenteng di kota itu tak tampak seperti Imlek tahun lalu. Tak ada aksi seni barongsai, tak ada jamuan makan bersama dan tak tampak pula antrean warga kurang mampu meminta sedekah di vihara dan kelenteng karena vihara dan kelenteng ditutup selama perayaan Imlek 2572/2021.
Kelesuan perayaan Imlek di Kota Jambi tersebut disebabkan pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pandemi Covid-19 yang menyebabkan seluruh aktivitas sosial, ekonomi dan kemasyarakatan di batasi serta meluluh-lantakkan ekonomi hingga ke sendi-sendi kehidupan keluarga membuat warga Tionghoa pun tampak kurang bergairah merayakan Imlek.
Johan (35), warga Tionghoa ketika melakukan sembahyang singkat Tahun Baru Imlek di Vihara Sakyakirti sebelum vihara tersebut ditutup, Kamis (11/2/2021) mengakui betapa lesunya kegiatan perayaan Imlek di Kota Jambi. Pembatasan kegiatan perayaan Imlek dan penutupan vihara pada pucak perayaan Tahun Baru Imlek, Jumat (12/2/2021) hingga Minggu (14/2/2021) membuat mereka kurang bersemangat.
“Beginilah situasinya pada perayaan Imlek di tengah pandemi ini. Semuanya serba dibatasi demi mencegah penularan Covid-19. Kondisi demikian membuat suasana semarak pada perayaan Imlek di Kota Jambi benar-benar tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya,”katanya.
Johan berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu, sehingga seluruh kegiatan ssosial, ekonomi dan kemasyarakatan (keagamaan) bisa pulih seperti sedia kala. Jika pandemi bisa diatasi dan kehidupan masyarakat normal kembali, ekonomi pasti bisa bangkit kembali.
“Itulah harapan kami di Tahun Baru Imlek ini, semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Masyarakat sudah susah semua akibat Covid-19 ini. Karena itu seluruh elemen masyarakat dan pemerintah perlu bersama-sama mengatasi pandemi ini melalui kepatuhan terhadap protokol kesehatan, khususnya 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) serta percepatan vaksinasi,”ujarnya.
(Matra, Jambi) – Suasana perayaan Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili, Jumat (12/2/2021) di Kota Jambi, benar-benar tampak lesu. Kemeriahan warga Tionghoa di vihara-vihara dan kelenteng di kota itu tak tampak seperti Imlek tahun lalu. Tak ada aksi seni barongsai, tak ada jamuan makan bersama dan tak tampak pula antrean warga kurang mampu meminta sedekah di vihara dan kelenteng karena vihara dan kelenteng ditutup selama perayaan Imlek 2572/2021.
Kelesuan perayaan Imlek di Kota Jambi tersebut disebabkan pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pandemi Covid-19 yang menyebabkan seluruh aktivitas sosial, ekonomi dan kemasyarakatan di batasi serta meluluh-lantakkan ekonomi hingga ke sendi-sendi kehidupan keluarga membuat warga Tionghoa pun tampak kurang bergairah merayakan Imlek.
Johan (35), warga Tionghoa ketika melakukan sembahyang singkat Tahun Baru Imlek di Vihara Sakyakirti sebelum vihara tersebut ditutup, Kamis (11/2/2021) mengakui betapa lesunya kegiatan perayaan Imlek di Kota Jambi. Pembatasan kegiatan perayaan Imlek dan penutupan vihara pada pucak perayaan Tahun Baru Imlek, Jumat (12/2/2021) hingga Minggu (14/2/2021) membuat mereka kurang bersemangat.
“Beginilah situasinya pada perayaan Imlek di tengah pandemi ini. Semuanya serba dibatasi demi mencegah penularan Covid-19. Kondisi demikian membuat suasana semarak pada perayaan Imlek di Kota Jambi benar-benar tidak semarak seperti tahun-tahun sebelumnya,”katanya.
Johan berharap pandemi Covid-19 ini segera berlalu, sehingga seluruh kegiatan ssosial, ekonomi dan kemasyarakatan (keagamaan) bisa pulih seperti sedia kala. Jika pandemi bisa diatasi dan kehidupan masyarakat normal kembali, ekonomi pasti bisa bangkit kembali.
“Itulah harapan kami di Tahun Baru Imlek ini, semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Masyarakat sudah susah semua akibat Covid-19 ini. Karena itu seluruh elemen masyarakat dan pemerintah perlu bersama-sama mengatasi pandemi ini melalui kepatuhan terhadap protokol kesehatan, khususnya 3 M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) serta percepatan vaksinasi,”ujarnya.
Kelenteng Siu San Theng Tua Pek Kong, Kampung Manggis, Pasar, Kota Jambi tampak sepi sehari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2572 Khongzizi, Kamis (11/2/2021). Biasanya kelenteng tersebut dipadati umat Khonghucu Kota Jambi sehari menjelang Imlek hingga beberapa hari pasca Imlek. (Foto : Matra/AdeSM)
Hal senada juga diakui warga Tionghoa beragama Khonghucu di Kelenteng Siu San Theng Tua Pek Kong, Kampung Manggis, Pasar, Kota Jambi, Alex (45). Menurut Alex, warga Khonghucu di Kota Jambi juga merasakan betapa lesunya perayaan Imlek tahun ini akibat pandemi Covid-19.
“Covid-19 tidak hanya memukul ekonomi kita, tetapi juga menimbulkan tekanan mental yang cukup berat. Pembatasan kegiatan sosial, kemasyarakatan dan keagamaan selama ini membuat warga masyarakat banyak yang stres. Warga bingung menghadapi situasi saat ini karena tanda-tanda berakhirnya pandemi belum tampak,”katanya.
Hal senada juga diakui warga Tionghoa beragama Khonghucu di Kelenteng Siu San Theng Tua Pek Kong, Kampung Manggis, Pasar, Kota Jambi, Alex (45). Menurut Alex, warga Khonghucu di Kota Jambi juga merasakan betapa lesunya perayaan Imlek tahun ini akibat pandemi Covid-19.
“Covid-19 tidak hanya memukul ekonomi kita, tetapi juga menimbulkan tekanan mental yang cukup berat. Pembatasan kegiatan sosial, kemasyarakatan dan keagamaan selama ini membuat warga masyarakat banyak yang stres. Warga bingung menghadapi situasi saat ini karena tanda-tanda berakhirnya pandemi belum tampak,”katanya.
Alex mengatakan, warga Khonghucu di Kota Jambi mendukung segala program pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19. Karena itu kendati kegiatan perayaan Imlek di kelenteng dibatasi, warga Khonghucu di kota tersebut tidak terlalu mempermasalahkannya.
“Kami juga mengimbau seluruh umat Khonghucu di Kota Jambi mengikuti ibadah dan perayaan Imlek secara online (virtual) di rumah masing-masing. Kalaupun ada yang sembahyang di kelenteng, jumlah umat yang boleh datang dan waktu sembahyang di kelenteng dibatasi,”ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Caka Maha Jaya Vihara Sakyakirti Kota Jambi, Erwan mengatakan, pihaknya juga mengharapkan seluruh umat Buddha di Kota Jambi tetap mematuhi protokol kesehatan selama perayaan Imlek dengan mencegah kerumunan, mengurangi mobilitas, disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjafa jarak.
Dijelaskan, guna mencegah terjadinya kerumunan di Vihara Sakyakirti Kota Jambi, pihaknya meniadakan kegiatan sembahyang perayaan Imlek di Vihara Sakyakirti. Vihara tersbesar di Jambi itu ditutup mulai Jumat (12/2/2021) hingga Minggu (14/2/2021). Kegiatan di Vihara Sakyakirti bisa normal kembali Senin (15/2/2021). (Matra/AdeSM)
“Kami juga mengimbau seluruh umat Khonghucu di Kota Jambi mengikuti ibadah dan perayaan Imlek secara online (virtual) di rumah masing-masing. Kalaupun ada yang sembahyang di kelenteng, jumlah umat yang boleh datang dan waktu sembahyang di kelenteng dibatasi,”ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Yayasan Caka Maha Jaya Vihara Sakyakirti Kota Jambi, Erwan mengatakan, pihaknya juga mengharapkan seluruh umat Buddha di Kota Jambi tetap mematuhi protokol kesehatan selama perayaan Imlek dengan mencegah kerumunan, mengurangi mobilitas, disiplin memakai masker, mencuci tangan dan menjafa jarak.
Dijelaskan, guna mencegah terjadinya kerumunan di Vihara Sakyakirti Kota Jambi, pihaknya meniadakan kegiatan sembahyang perayaan Imlek di Vihara Sakyakirti. Vihara tersbesar di Jambi itu ditutup mulai Jumat (12/2/2021) hingga Minggu (14/2/2021). Kegiatan di Vihara Sakyakirti bisa normal kembali Senin (15/2/2021). (Matra/AdeSM)
Posting Komentar