. UMKM Perlu Diselamatkan Menghadapi Dampak Krisis Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

UMKM Perlu Diselamatkan Menghadapi Dampak Krisis Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari (kiri) dan Penggagas Pahlawan Digital UMKM pada dialog pemberdayaan UMKM secara virtual di Jakarta baru-baru ini. (Foto: Matra/Ist).

(Jakarta, Matra) – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peran besar mengatasi kesulitan ekonomi rakyat di setiap Indonesia dilanda krisis, termasuk pada krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 tahun ini. Di masa pandemi Covid-19 ini, UMKM di Indonesia tetap mampu menggeliat kendati banyak UMKM yang gulung tikar.

UMKM yang mampu bertahan di masa krisis pandemic Covid-19 ini, yaitu UMKM yang mampu melakukan transformasi (pengalihan) orientasi bisnis atau usaha ke bidang digital. Untuk itu Kementerian Koperasidan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengajak inovator muda untuk mendukung digitalisasi UMKM lewat program Pahlawan Digital UMKM.

“Awalnya, dalam situasi serba sulit seperti ini banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. Namun baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama sayamelihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu UMKM untuk go digital”,kata Putri Tanjung, Penggagas Pahlawan Digital UMKM di Jakarta baru-baru ini.

Menurut Putri Tanjung, Inovasi dan layanan digital yang dihadirkan para Pahlawan Digital UMKM ini, memang mampu menyelesaikan persoalan-persoalanl okal yang ada di lapangan. Berdasarkan data BPS per September 2020, kondisi yang dihadapi UMKM memang cukup menantang.

Sementara itu ujar, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari mengatakan, sekitar 45% pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi tahun ini. Data survey Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, 88% usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan.

Untuk menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi ini, lanjut Fiki Satari, UMKM harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini penting  agar kapasitas atau kemampuan usaha para pelaku UMKM bisa meningkat. Selain itu peru dilakukan intervensi perbaikan proses bisnis UMKM yang diturunkan ke dalam beberapa program.

“Selain itu perluasan akses pasar. Hal ini dilakukan melalui kerja sama Kemenkop UKM dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Tujuannya agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah. Kemudian mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM,”katanya.

Dijelaskan, pahlawan lokal pelaku UMKM ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punyabrand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha mikro dan kecil untuk berlabuh keplatform digital ataupun kepasar internasional (ekspor) nantinya”,tambahnya.

Sementar itu menurut Co-Founder dan CEO Credibook, Gabriel Frans, tantangan UMKM di Indonesia yang cukup beragam perlu mendapat solusi yang tepat. Hal ini penting karena rasio kewirausahaan di Indonesia ang baru mencapai 3,5%. Rendahnya rasio kewirausahaan tersebut bisa ditingkatkan melalui penciptaan kemudahan berusaha.

“UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15%”,ujarnya.

Gabriel Frans mengatakan, salah satu inovatorPahlawan Digital UMKM adalah Credibook, yakni layanan digital yang bergerak di bidang pencatatan keuangan. Credibook kini masuk melalui layanan pencatatankeuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon(hutang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha UMKM. Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan.

“Kita juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya”,katanya.

Menurut Gabriel Frans , melihat potensi UMKM Indonesia sangat besar, Dia tergugah terlibat lebih jauh mencarisolusi memajukan UMKM. Sementara digitalisasi UMKM masih sedikit pelakunya.

“Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan. Ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kami di Credibook,memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM”,katanya.

Dijelaskan, proyeksi ekonomi digital yang disusun Google danTemasek Holding termasuk sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara. Potensi ekonominya hingga 2025 diperkirakan mencapai Rp 2000 triliun. Melihat potensise besaritu, maka pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapa ititik optimal.

“Sebagai anakmuda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalahtersebut”,paparnya. (Matra/AdeSM)




Berita Lainya

There is no other posts in this category.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama