(Matra, Jambi) – Penempatan 234 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari pusat penyebaran wabah penyakit virus corona di Kota Wuhan, Tiongkok di Pulau Natuna, Provinsi Kepulauan Riau menimbulkan rasa waswas bagi penduduk setempat.
Meluasnya pemberitaan mengenai bahaya virus corona bahkan membuat warga Natuna sempat menolak kehadiran WNI dari Wuhan di daerah mereka karena khawatir penyebaran virus mematikan tersebut.
Seorang toko pemuda Pulau Natuna, Haryadi kepada wartawan di Pulau Natuna, Sabtu (1/2/2020) mengatakan, pihaknya menolak kebijakan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai tempat karantina WNI yang baru pulan dari Wuhan, Tiongkok.
"Kita menolak Natuan dijadikan sebagai tempat karantina WNI yang baru pulang dari Wuhan karena tidak ada sosialisasi dari pemerintah kepada warga Natuna. Kemudian wabah virus corona sudah sempat membuat warga masyarakat takut. Karena itu kami menolak Natuan menjadi tempat karantina warga WNI tang pulang dari Wuhan tersebut,”katanya.
Dikatakan, warga Natuna waswas terhadap kehadiran WNI dari Wuhan karena jarak antara Bandara TNI Angkatan Udara Lanud Raden Sadjad yang menjadi tempatkarantina bagi ratusan WNI yang baru pulang dari Natuna cukup dekat dengan permukiman masyarakat, khususnya Kampung Tua Penagih.
Karena itu warga sempat unjuk rasa ke DPRD setempat menolak kehadiran WNI yang baru pulang dari Wuhan, Jumat (31/1/2020).
"Jarak antara Kampung Tua Penagih dengan Lanud Raden Sadjad hanya sekitar dua kilometer. Karena itu kami waswas penyebaran virus corona menyebar dari WNI yang baru pulang dari Wuhan,”katanya.
Masih Sehat
Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Wiedra Woworuntu mengatakan, warga Natuna tidak perlu khawatir mengenai penempatan Lanud Raden Sadjad Natuna sebagai lokasi karantina ratusan WNI yang baru pulang dari Wuhan.
Masalahnya, WNI asal Wuhan yang dikarantina di Natuna dalam kondisi sehat, tidak ada yang terbukti terjangkit virus corona. Kemudian pengawasan medis terhadap seluruh WNI asal Wuhan selama di Natuna juga terus dilakukan.
"Saya mengimbau agar warga masyarakat Natuna terlalu bersikap berlebihan menanggapi penyebaran virus corona dan kehadiran WNI dari Wuhan. Kota harus melihat bahwa WNI yang datang dari Wuhan ini adalah warga negara yang sehat,"katanya.
Sementara itu Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, WNI yang baru pulang dari Wuhan dikarantina di Natuna, yakni di hanggar milik Lanud Raden Sadjad Natuna agar mereka bisa melakukan aktivitas dengan nyaman tanpa bersinggungan langsung dengan masyarakat.
"Bahkan lokasi karantina ini cukup jauh dari bandara sipil. Jadi tidak ada yang perlu dicemaskan. Para WNI tersebut bisa berolahraga dengan suasana alam yang masih alami di Natuna sebelum kembali ke kampung halaman mereka,"katanya.
Dijelaskan, ratusan WNI yang baru pulang dari Wuhan akan menjalani karantina di Natuna sekitar 16 hari. Setelah itu mereka dipulangkan ke kampung halamanmereka.
Tiba di Batam
Sebanyak 243 WNI yang selama ini bermukim di Wuhan, Tiongkok dievakuasi ke Indonesia akibat penyebaran wabah virus corona di Wuhan beberapa pekan terakhir. Mereka tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2/2020) pukul 08.40 WIB menggunakan pesawat Bati Air.
Mereka ke luar dari pesawat didampingi petugas mengenakan seragam alat pengaman diri (APD). Dari Bandara Hang Nadim Batam mereka melanjutkan perjalanan ke Pulau Natuna menggunakan 3 pesawat milik TNI AU jenis Hercules C130 dan Boeing 737-400 milik TNI AU.
Sebelum berangkat ke Natuna, WNI tersebut terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan. Ketika berada dalam pesawat Batik Air pun WNI tersebut sudah disemprot disinfektan antivirus.
Standar WHO
Sementara itu Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaa (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, proses karantina ratusan WNI yang dievakuasi dari Wuhan sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Sesuai standar WHO mereka harus menjalani observasi atau masa karantina minimal 14 hari sebelum dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Menurut Muhadjir Effendy, kedatangan WNI ke Natuna adalah sebuah bukti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mampu menjalankan amanat konstitusi UUD 1945 guna memastikan keamanan dan keselamatan bagi tiap warga negaranya. Hal ini pun dijalankan berdasarkan kepatuhan pada standar yang telah ditetapkan dunia.
Pulau Natuna, Kepulauan Riau, dipilih sebagai lokasi evakuasi dengan berbagai persiapan mulai ketersediaan kamar tidur beserta fasilitas pendukung seperti air conditioner (AC), televisi, hingga alat perlengkapan mandiri pribadi. Ini adalah salah satu tenda di Hanggar Lanud Raden Sadjad Natuna, Kepulauan Riau, yang nanti dijadikan tempat menampung, WNI dari Wuhan, Tiongkok.
"Saya sudah coba, ini (tempat tidurnya) lumayan empuk, nyaman, kemudian disediakan AC juga supaya mereka tidak kepanasan dan mereka juga bisa menonton tv," kata Menko PMK.
Menko PMK kembali menegaskan, WNI yang dievakuasi dari Wuhan adalah para mahasiswa dan dalam kondisi sehat. Karena itu warga masyarakat, baik di Natuna maupun seluruh Indonesia agar tidak khawatir terpapar virus korona atau Novel Coronavirus (2019-nCOV). Adapun WNI yang kurang sehat belum dipulangkan, dan masih dalam perawatan.
"Perlu saya sampaikan sekali lagi bahwa yang akan datang untuk dievakuasi ini dalam keadaan sehat wal'afiat. Kalau mereka yang tidak sehat atau yang sedang tidak sehat atau yang kurang sehat tidak boleh dievakuasi. Ia harus menjalani perawatan, pengobatan sampai sembuh baru nanti boleh dievakuasi," katanya. (Matra/Rds-dari Berbagai Sumber)
0 Komentar