Rumah warga Desa Teluk Lancang, Kecamatan VII Koto, Tebo, Jambi yang terendam banjir Selasa (17/12/2019). (Matra/Ist) |
(Matra, Jambi) – Kekhawatiran warga masyarakat Jambi tentang terjadinya kembali banjir di penghujung tahun ini akhirnya terjadi juga. Beberapa daerah di Provinsi Jambi kini mulai diterjang banjir akibat terus meluapnya Sungai Batanghari.
Salah satu daerah di Jambi yang diterjang banjir tiga hari terakhir, yakni Desa Teluk Lancang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Sejak Minggu – Selasa (15 – 17/12/2019) sekitar 195 orang warga Desa Teluk Lancang masih mengungsi akibat 65 unit rumah mereka terendam banjir. Warga desa itu belum bisa kembali ke rumah mereka karena rumah mereka masih terendam banjir.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebo, Antoni Faksi di Muaratebo, Jambi, Selasa (17/12/2019), banjir yang sempat mencapai ketinggian tiga meter di Desa Teluklancang, Tebo, Senin (16/12/2019) pagi sudah mulai surut Senin malam hingga Selasa pagi. Ketinggian banjir yang rumah warga desa itu Selasa pagi sekitar 50 centimeter (Cm).
Antoni Faksi mengatakan, banjir yang melanda Desa Teluklancang, Tebo disebabkan banjir kiriman dari Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Sungai Batanghari diTebo dua hari terakhir meluap cepat akibat banjir kiriman dari perbatasan Jambi – Sumbar tersebut.
Sementara itu Camat VII Koto, Kabupaten Tebo, Alpian mengatakan, pihaknya masih tetap siaga banjir karena luapan Sungai Batanghari di desa mereka masih tinggi. Kemudian curah hujan di daerah tersebut dan di wilayah Dharmasraya, perbatasan Jambi – Sumbar, juga masih tinggi.
“Untuk itu kami mengharapkan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo untuk menambah pasokan tenda pengungsi, makanan, air bersih, obat-obatan dan perahu karet ke lokasi pengungsi. Perahu karet sangat penting untuk evakuasi pengungsi dan mengangkut kebutuhan pokok ke lokasi pengungsi,”katanya.
Salah satu daerah di Jambi yang diterjang banjir tiga hari terakhir, yakni Desa Teluk Lancang, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Sejak Minggu – Selasa (15 – 17/12/2019) sekitar 195 orang warga Desa Teluk Lancang masih mengungsi akibat 65 unit rumah mereka terendam banjir. Warga desa itu belum bisa kembali ke rumah mereka karena rumah mereka masih terendam banjir.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tebo, Antoni Faksi di Muaratebo, Jambi, Selasa (17/12/2019), banjir yang sempat mencapai ketinggian tiga meter di Desa Teluklancang, Tebo, Senin (16/12/2019) pagi sudah mulai surut Senin malam hingga Selasa pagi. Ketinggian banjir yang rumah warga desa itu Selasa pagi sekitar 50 centimeter (Cm).
Antoni Faksi mengatakan, banjir yang melanda Desa Teluklancang, Tebo disebabkan banjir kiriman dari Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Sungai Batanghari diTebo dua hari terakhir meluap cepat akibat banjir kiriman dari perbatasan Jambi – Sumbar tersebut.
Sementara itu Camat VII Koto, Kabupaten Tebo, Alpian mengatakan, pihaknya masih tetap siaga banjir karena luapan Sungai Batanghari di desa mereka masih tinggi. Kemudian curah hujan di daerah tersebut dan di wilayah Dharmasraya, perbatasan Jambi – Sumbar, juga masih tinggi.
“Untuk itu kami mengharapkan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo untuk menambah pasokan tenda pengungsi, makanan, air bersih, obat-obatan dan perahu karet ke lokasi pengungsi. Perahu karet sangat penting untuk evakuasi pengungsi dan mengangkut kebutuhan pokok ke lokasi pengungsi,”katanya.
Sebagian rumah warga Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi yang mulai terisolir akibat banjir. Foto diambil Selasa (17/12/2019) sore. (Matra/Ade SM) |
Terkepung Banjir
Sementara itu, meningkatnya luapan Sungai Batanghari di Kota Jambi membuat beberapa permukiman di kota itu mulai terkepung banjir. Salah satu permukiman warga yang mulai terkepung banjir, yakni di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin. Luapan banjir menggenangi halaman rumah dan jalan lingkungan warga Kelurahan Legok Selasa (17/12/2019) hingga ketinggian air mencapai 50 centimeter (Cm). Kondisi tersebut membuat warga terpaksa menggunakan sampan untuk ke luar rumah.
Fikri (35), warga Legok, Kota Jambi, Selasa (17/12/2019) sore mengatakan, permukiman warga Legok sudah tiga hari terkepung banjir. Jalan lingkungan juga terendam banjir, sehingga warga tidak bisa ke luar rumah kalau tidak menggunakan sampan.
Menurut Fikri, kenaikan luapan air di permukiman warga Legok tiga hari terakhir rata-rata 15 Cm setiap hari. Luapan air tersebut cepat naik akibat banjir kiriman dari daerah hulu Sungai Batanghari. Banjir di permukiman warga Legok tersebut diperkirakan masih terus naik sebab luapan Sungai Batanghari juga terus meningkat.
“Warga permukiman Legok kini waspada dan terus memantau perkembangan banjir. Kami mengantisipasi terus naiknya luapan sungai dan siap-siap evakuasi kendaraan dan barang elektronik bila banjir naik sampai menggenangirumah,”katanya.
Pantauan MediaLintasSumatera.Com (Matra) pada pemantau ketinggian permukaan Sungai Batanghari di Taman Ancol, Kota Jambi, Selasa (17/12/2019), ketinggian permukaan Sungai Batanghari sudah mencapai 12,50 m. Luapan Sungai Batanghari itu naik 35 Cm dari kondisi Minggu (15/12/2019) sore sekitar 12,15 m.
Fikri (35), warga Legok, Kota Jambi, Selasa (17/12/2019) sore mengatakan, permukiman warga Legok sudah tiga hari terkepung banjir. Jalan lingkungan juga terendam banjir, sehingga warga tidak bisa ke luar rumah kalau tidak menggunakan sampan.
Menurut Fikri, kenaikan luapan air di permukiman warga Legok tiga hari terakhir rata-rata 15 Cm setiap hari. Luapan air tersebut cepat naik akibat banjir kiriman dari daerah hulu Sungai Batanghari. Banjir di permukiman warga Legok tersebut diperkirakan masih terus naik sebab luapan Sungai Batanghari juga terus meningkat.
“Warga permukiman Legok kini waspada dan terus memantau perkembangan banjir. Kami mengantisipasi terus naiknya luapan sungai dan siap-siap evakuasi kendaraan dan barang elektronik bila banjir naik sampai menggenangirumah,”katanya.
Pantauan MediaLintasSumatera.Com (Matra) pada pemantau ketinggian permukaan Sungai Batanghari di Taman Ancol, Kota Jambi, Selasa (17/12/2019), ketinggian permukaan Sungai Batanghari sudah mencapai 12,50 m. Luapan Sungai Batanghari itu naik 35 Cm dari kondisi Minggu (15/12/2019) sore sekitar 12,15 m.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bachyuni Deliansyah mengatakan, saat ini banjir di Jambi masih status waspada. Namun BPBD Provinsi Jambi dan BPBD kota/kabupaten di daerah itu meningkatkan kesiap-siagaan sebab luapan Sungai Batanghari terus meningkat.
“Banjir di Jambi saat ini masih status waspada. Mengantisipasi terus naiknya luapan Sungai Batanghari, seluruh BPBD di Jambi melakukan kesiap-siagaan. Pemantauan banjir di daerah-daerah rawan banjir terus dilakukan. Jika ada tiga daerah kabupaten atau kota menyatakan status siaga banjir, maka status siaga banjir di Provinsi Jambi langsung diberlakukan,”katanya. (Matra/Ade SM)
“Banjir di Jambi saat ini masih status waspada. Mengantisipasi terus naiknya luapan Sungai Batanghari, seluruh BPBD di Jambi melakukan kesiap-siagaan. Pemantauan banjir di daerah-daerah rawan banjir terus dilakukan. Jika ada tiga daerah kabupaten atau kota menyatakan status siaga banjir, maka status siaga banjir di Provinsi Jambi langsung diberlakukan,”katanya. (Matra/Ade SM)
Posting Komentar