(Matra, Jambi) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi dan aparat keamanan di daerah tersebut hingga kini belum mampu memberantas penambangan emas liar atau tanpa izin di Kabupaten Merangin dan Sarolangun. Padahal penambangan emas liar di kedua kabupaten itu sudah sering memakan korban jiwa.
Jumlah korban tewas akibat longsor di lokasi penambangan emas liar di kedua kabupaten tersebut tahun ini sudah ada 14 orang. Selama 2013 – 2019 penambangan emas liar di kedua kabupaten itu sudah memakan korban jiwa sebanyak 84 orang.
Kasus terbaru, lima orang penambang emas liar yang sebagian berasal dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah tewas tertimbun longsor ketika melakukan penggalian untuk mencari emas di lokasi penambangan emas liar, Desa Pulau Baru, Kecamatan Batangmasumai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Empat orang korban ditemukan sudah tidak bernyawa di lokasi kejadian Senin (23/12/2019). Sedangkan satu orang korban ditemukan di lokasi kejadian, Minggu (22/12/2019). Kelima korban tewas di lokasi penambangan emas liar tersebut, Yusuf, Wardoyo alias Doso, Surahman dan Dedy Susanto alias Dedok yang berasal dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Seorang korban lainnya, Danang, warga setempat.
Sementara itu, Kapolres Merangin, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M Lutfi, mengatakan, lima penambang emas liar tewas di lokasi penambangan Desa Pulau Baru, Merangin ketika melakukan penggalian mencari emas di lokasi penambangan, Sabtu (21/12/2019). Julah penambang yang melakukan penggalian tersebut diperkirakan mencapai 30 orang. Penggalian di lokasi penambangan emas liar tersebut dilakukan ketika curah hujan tinggi.
“Ketika beberapa orang para penambang berada di dalam lubang tambang, tiba-tiba tanah yang labil akibat hujan longsor. Lima orang penambang yang erada di dalam lubang tambang tertimbun longsor. Puluhan penambang emas liar yang berada di lokasi kejadian langsung kabur setelah kejadian itu,”katanya.
Satuan Buru Sergap (Buser) Polres Merangin, lanjut M Lutfi masih memburu seorang bernama Bagong yang diduga sebagai cukong atau pemodal yang mempekerjakan para penambang emas liar atau tanpa izin tersebut. Para penambang emas yang dipekerjakan Bagong, termasuk pekerja yang tertimbun longsor berasal dari Pati, Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merangin, Akmal Zen mengatakan, pihaknya mengerahkan satu alat berat untuk melakukan pencarian korban longsor penambangan emas liar tersebut. Penggunaan alat berat tersebut berhasil menemukan empat korban. Sebelumnya hanya satu korban yangditemukan melalui penggalian longsor menggunakan cangkul.
Dijelaskan, pencarian korban penambangan emas di Desa Pulau Baru, Merangin tersebut sulit dilakukan secara manual karena korban tertimbun hingga 15 meter di bawah tanah. Kemudian kondisi tanah di lokasi kejadian juga labil. Hanya alat berat yang bisa digunakan untuk mencari parta korban. (Matra/Ade SM)
Jumlah korban tewas akibat longsor di lokasi penambangan emas liar di kedua kabupaten tersebut tahun ini sudah ada 14 orang. Selama 2013 – 2019 penambangan emas liar di kedua kabupaten itu sudah memakan korban jiwa sebanyak 84 orang.
Kasus terbaru, lima orang penambang emas liar yang sebagian berasal dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah tewas tertimbun longsor ketika melakukan penggalian untuk mencari emas di lokasi penambangan emas liar, Desa Pulau Baru, Kecamatan Batangmasumai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Empat orang korban ditemukan sudah tidak bernyawa di lokasi kejadian Senin (23/12/2019). Sedangkan satu orang korban ditemukan di lokasi kejadian, Minggu (22/12/2019). Kelima korban tewas di lokasi penambangan emas liar tersebut, Yusuf, Wardoyo alias Doso, Surahman dan Dedy Susanto alias Dedok yang berasal dari Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Seorang korban lainnya, Danang, warga setempat.
Sementara itu, Kapolres Merangin, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M Lutfi, mengatakan, lima penambang emas liar tewas di lokasi penambangan Desa Pulau Baru, Merangin ketika melakukan penggalian mencari emas di lokasi penambangan, Sabtu (21/12/2019). Julah penambang yang melakukan penggalian tersebut diperkirakan mencapai 30 orang. Penggalian di lokasi penambangan emas liar tersebut dilakukan ketika curah hujan tinggi.
“Ketika beberapa orang para penambang berada di dalam lubang tambang, tiba-tiba tanah yang labil akibat hujan longsor. Lima orang penambang yang erada di dalam lubang tambang tertimbun longsor. Puluhan penambang emas liar yang berada di lokasi kejadian langsung kabur setelah kejadian itu,”katanya.
Satuan Buru Sergap (Buser) Polres Merangin, lanjut M Lutfi masih memburu seorang bernama Bagong yang diduga sebagai cukong atau pemodal yang mempekerjakan para penambang emas liar atau tanpa izin tersebut. Para penambang emas yang dipekerjakan Bagong, termasuk pekerja yang tertimbun longsor berasal dari Pati, Jawa Tengah.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Merangin, Akmal Zen mengatakan, pihaknya mengerahkan satu alat berat untuk melakukan pencarian korban longsor penambangan emas liar tersebut. Penggunaan alat berat tersebut berhasil menemukan empat korban. Sebelumnya hanya satu korban yangditemukan melalui penggalian longsor menggunakan cangkul.
Dijelaskan, pencarian korban penambangan emas di Desa Pulau Baru, Merangin tersebut sulit dilakukan secara manual karena korban tertimbun hingga 15 meter di bawah tanah. Kemudian kondisi tanah di lokasi kejadian juga labil. Hanya alat berat yang bisa digunakan untuk mencari parta korban. (Matra/Ade SM)
Posting Komentar