TBS Sawit. (Istimewa) |
Periode 13 Desember 2019 – 19 Desember 2019
(Matra, Jambi)-Petani kelapa sawit di Provinsi Jambi boleh lega jelang akhir tahun 2019 ini. Pasalnya harga anjlok tandan buah segar (TBS) kepala sawit yang selama ini keluhkan petani, kina bisa tembus dikisaran Rp 1.411. 95 untuk TBS sawit umur 3 tahun, Rp 1. 495. 44 umur 4 tahun, Rp 1.565. 19 untuk TBS sawit umur 5 tahun, Rp1.631.31 untuk umur 6 tahun, Rp1.672. 61 untuk TBS sawit umur 7 tahun.
Kemudian harga TBS sawit umur 8 tahun Rp1.707.10, umur 9 tahun Rp1.741,41, umur 10-20 tahun Rp1.792,54, umur 21-24 tahun Rp1.736,80 umur 25 tahun Rp1.653.79. Harga tersebut, merupakan hasil rapat penetapan harga TBS kelapa sawit untuk periode 13 – 19 Desember 2019.
Naiknya harga TBS sait itu berdasarkan Rapat Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dengan perusahaan perkebunan sawit yang ada di Jambi dalam penentuan harga TBS sawit, Kamis (12/12/2019). Rapat yang diadakan di Aula Dinas Perkebunan itu menetapkan harga TBS sawit pekan ini.
Rapat dibuka dan dipimpin Kepala Bidang Pengolahan Standarisasi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Provinsi Jambi, Putri Rainun.
Kata Putri, kini harga rata-rata CPO berada pada angka Rp. 8.175.65/Kg. Harga rata-rata inti sawit Rp. 4.296.45/kg. “Harga rata-rata perusahaan untuk sawit umur 25 tahun Rp. 1.653. 79,” ucapnya.
Putri juga menyampaikan kepada pemerintah daerah di kabupaten/kota yang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berada di wilayahnya, untuk mengikut sertakan pihak perusahaan dalam rapat.
“Semakin banyak PKS yang ikut semakin mendekati real kenyataan dilapangan,” tambahnya.
Jaipura dari APKASINDO menyebutkan untuk sekarang harga cenderung naik. Namun Jaipura menyoroti tingginya perbedaan harga di daerah lain.
“Sebagai petani ya kita belum puas, karena kita masih jauh berbeda dengan daerah lain dalam penjualan CPO, contoh misalnya Sumatera Utara harga penjualan CPO bisa mencapai Rp. 9.000, Pekanbaru baru Rp 8. 800 begitupun medan. Ya kita selisih harga dari daerah lain Rp. 600-800,” katanya.
Jaipura juga menyampaikan kepada pemerintah, agar bisa melihat dan memperhatikan pasar, atau pelabuhan.
“Inikan ranahnya pemerintah, sebgai petani ya kita minta harga tidak jauh berbedalah, daerah lain bisa kenapa kita tidak,” katanya. (Aslee)
Posting Komentar