. Mutu Produk Kerajinan Jambi Perlu Ditingkatkan

Mutu Produk Kerajinan Jambi Perlu Ditingkatkan


Gubernur Jambi, Zumi Zola Zulkifli (kanan)menggunakan batik khas Tanjungjabung Timur ketika meninjau usaha kerajinan anyaman di Tanjungabung Timur, Jambi baru-baru ini. (Foto :S24/Ist)


Jakarta, S24  – Rendahnya daya saing produk berbagai kerajinan Provinsi Jambi di pasaran regional Sumatera dan nasional banyak dipengaruhi kurangnya kualitas atau mutu produk kerajinan daerah tersebut. Guna mengatasi persoalan tersebut Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi, terus berupaya meningkatkan mutu produk kerajinan Jambi.

“Perningkatan mutu sangat penting menentukan keberhasilan suatu produk kerajinan menembus pasar. Karena itu mutu atau kualitas produk kerajinan Jambi juga perlu terus ditingkatkan melalui pembinaan perajin. Kemudian promosi dan pemasaran juga sangat penting agar produk kerajinan Jambi semakin cepat dikenal dan diterima konsumen,”kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi, Sherrin Tharia Zola pada Inacraft 2017, the 19th Jakarta International Trade Fair (Pameran Perdagangan Kerajinan Internasional ke-19), di Assembly Hall/Balai Pertemuan Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (26/4/2017).

Dikatakan, Inacraft merupakan pameran dan perdagangan produk kerajinan dari seluruh daerah di Indonesia, baik yang dihasilkan oleh pengrajin binaan pemerintah dan Badan Usaha Milik negara/Badan Usaha Milik Daerah (BUMN/BUMD), maupun yang dihasilkan oleh perajin mandiri.

Batik, songket, busana daerah, mebel, assesoris dan aneka produk kerajinan lainnya dipamerkan dan diperdagangkan di Inacraft. Dekranasda Provinsi Jambi juga turut berpartisi dalam even pameran dan perdagangan kerajinan terbesar di Indonesia ini dengan menampilkan batik dan kain Jambi (termasuk lacak Jambi), perhiasan, dan berbagai asesoris.
Para peserta pelatikan tenun songket di Jambi beserta jajaran Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jambi baru-baru ini. (Foto :PJN/RSM)

Even pameran dan perdagangan kerajinan terbesar di Indonesia ini dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Perdagangan RI,  Enggartiasto Lukita.

Sherrin Tharia mengatakan, untuk menghasilkan produk kerajinan bermutu, maka para perajin harus terus gigih berusaha dan semakin jeli serta kreatif membaca kemauan pasar. Para perajin tidakboleh berhenti mengasah kemampuan untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan.

 “Kami memperjuangkan agar para perajin Jambi semakin dikenal dan mendapat dukungan. Karena itu mereka juga kami ikutkan pada pameran kerajinan di Jakarta ini. Pameran ini merupakan kesempatan bagi para perajin untuk muncul di hadapan public, sehingga mereka dikenal pelamggan,”katanya.

Selaku Ketua Dekranasda Jambi, ujar Sherrin Tharia, Dia terus mendukung perajin Jambi meningkatkan keterampilan Namun untuk jangka panjang, para perajin di Jambi diharapkan bisa mandiri, tidak ketergantungan terhadap pemerintah atau BUMN/BUMD.

“Kalau nempel terus dengan kita, lama-lama tidak mandiri dan kreativitasnya tidak berkembang dan luntur. Jadi, saya berharap, kita ini sebagai wadah, para perajin harus lebih bergeliat dan kita siap untuk mendukung mereka. Dukungan kita ini hendaknya mendapat sambutan para perajin,”katanya.

Lebih lanjut, Sherrin mengatakan, perajin harus mengetahui kemauan pasar masa kini. Misalnya perajin bisa membaca selera warna pasar. Jadi harus ada berbagai varian produknya supaya pengunjung dan calon pembeli punya banyak pilihan, tidak hanya terpaku dengan satu varian tertentu.

“Warna – warni batik Jambi haris terus dimodifikasi agar sesuai dengan selera pasar. Dengan demikian batik Jambi bisa bersaingd engan produk batik daerah lain,”tambahnya.

Sherrin mengharapkan perajin yang sudah bisa mandiri mulai dari keahlian, peralatan, pemasaran dan permodalan diharapkan menularkan keunggulan mereka kepada peajin lainnya.

“Para perajin yang belum memiliki kesempatan mendapat pembinaan dan bantuan modal perlu dibanti perajin yang sudah mapan. Dengan demikian usaha kerajinan di Jambi terus mengeliat dan para perajin semakin sejahtera.”katanya.

Sementara itu, Presiden Repubik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, indistri kreatif tumbuh dengan sangat meyakinkan dan dirinya meyakini bahwa masa depan ekonomi Indonesia ada di ekonomi kreatif.

“Saya pernah jadi pengrajin, dan pengusaha, jadi saya tahu masalahnya, promosi dan pemasaran. Jangan duduk menunggu, jemput bola,” ujar Jokowi.

Jokowi menyampaikan 4 pesan dalam pengembangan produk kerajinan, yaitu adanya harga yang on budget (sesuai kemampuan masyarakat), on time delivery, kemasan yang menarik dan memanfaatkan Kredit usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang sangat kompetitif, yaitu 9% untuk pengembangan permodalan usaha.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Derkranasda) Provinsi Jambi, Sherrin Tharia Zola (lima dari kiri) mengenakan batik khas Jambi dengan para desainer Jambi. (Foto : PJN/Humas Pemprov Jambi)

Sedangkan menurut Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Enggartiasto Lukito, ekonomi kreatif dari kerajinan meningkat Rp 48,6 miliar atau 11% tahun 2017. Kemudian ekspor kerajinan naik 1,35 % dan market share meningkat 1,14%.

“Kemendag bukan hanya fasilitator, namun juga sebagai akselerator dalam perdagangan produk kerajinan,” ujarnya.

Wakil Ketua I Badan Asosiasi Ekspor Impor Kerajinan Indonesia, Mukhsin Riza menjelaskan, jumlah peserta individu dalam Inacraft atau pameran kerajinan nasional tersebut terus meningkat. Pada pameran tahun ini, 65,9 % peserta pameran adalah perajin indivisu (mandiri), 24,5 % dari dinas pemerintahan, 8,7% dari BUMN/BUMD, dan 0,7% dari luar negeri (Myanmar, Jepang, Pakistan, Polandia, Filipina).

“Target penjualan tahun ini naik 10% menjadi 12 Juta US Dolar. Target tahun ini 200.000 buyers (pembeli), buyer teregistrasi 1.000 dari 70 negara,”ujarnya. (S24/RSM)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama