. Desain Anyaman Bambu Jambi Semakin Menggeliat

Desain Anyaman Bambu Jambi Semakin Menggeliat

Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola saat melihat buah tangan para Pengrajin  Anyaman Bambu dari UKM se-Provinsi Jambi yang di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Rabu (24/05/2017). PJN-Lee



Dekranasda Berikan Pelatihan Bagi Pengrajin Desain Anyaman Bambu

(Matra, Jambi)-Buah tangan pengrajin Anyaman Bambu Jambi kini semakin menggeliat saja. Produk kerajinan Usaha Kecil dan Mengengah (UKM) di Jambi ini semakin menunjukkan hasil yang positif. Selain bentuk dan keragaman yang bervariasi, juga kualitasnya semakin ditingkatkan.

Guna meningkatkan kualitas, kuntitas Anyaman Bambu khas Jambi, Dewan Kerajinan nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi melakukan pelatihan bagi pengrajin Anyaman Bambu tersebut. Selain itu juga ikut mempromosikan dan mencari pasar buah tangan Anyaman Bambu Jambi ini.

Ketua Dekranasda Provinsi Jambi, Hj Sherrin Tharia Zola menutup kegiatan Pelatihan Desain Anyaman Bambu bagi UKM se-Provinsi Jambi yang diselenggarakan di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Rabu (24/05/2017).
Pemprov Jambi melalui Dekranasda Provinsi Jambi bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produk pengrajin melalui pelatihan-pelatihan seperti yang telah dilaksanakan sekarang ini. 

Selain itu, Dekranasda juga menyediakan sarana promosi bagi produk-produk UKM yang dihasilkan oleh para pengrajin seperti Galeri Dekranasda dan Pusat Promosi UKM (SMESCO Tower) di Jakarta serta melalui Pameran Produk UKM baik tingkat regional, nasional, maupun internasional.

 "Melalui kegiatan pelatihan Desain Anyaman Bambu bagi UKM ini, diharapkan para pengrajin anyaman bambu mampu mengubah pola pikir, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan kualitas produk yang dihasilkan yang bersaing di era digital ini," kata Sherrin.

Disebutkan, untuk pemasaran kedepannya, kami dari Dekranasda ingin melakukan penjualan secara online (e-commerce), karena keuntungan yang didapat dengan penjualan secara online ini akan sangat banyak dan tidak terbatas. 





"Namun, disisi lain, e-commerce juga harus dikaji secara baik dan benar karena penjualan secara online ini membutuhkan persiapan baik itu mental maupun juga keinginan yang kuat dari para pengrajin itu sendiri. Sekali kita membuka ranah pasar yang luas tidak ada kata untuk mundur, karena kita membawa nama Jambi, bukan pribadi,” ujar Sherrin.

Dijelaskan, kedepannya Dekranasda Provinsi Jambi akan selalu mengadakan pelatihan-pelatihan kepada para pengrajin seperti yang dlaksanakan ini, karena melalui pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan secara rutin tentunya  para pengrajin yang dilatih akan mendapatkan hasil karya yang lebih baik dan maksimal. 

“Insya Allah, kami dari Dekranasda kedepannya akan terus mengadakan pelatihan ini, karena tidak mungkin kalau hanya sekali atau dua kali, lalu hasilnya maksimal, tentu proses pelatihan seperti ini harus berulang-ulang," ucapnya. 

Dia juga mengharapkan adanya keinginan yang kuat dari pengrajin bahwa kita ini memang bisa disejajarkan dengan daerah-daerah lain yang saat ini sudah maju anyamannya, tinggal hanya kitanya saja, mau atau tidak. "Kami dari Dekranasda dan koperasi akan mendukung semua yang diperlukan oleh pengrajin,” ujar Sherrin.    

Sherrin menambahkan, seiring dengan keinginan yang kuat dari Gubernur Jambi dalam meningkatkan pariwisata di Provinsi Jambi, untuk itu diharapkan para UKM juga harus siap seperti menyiapkan batik baik dari segi produk maupun kualitas dan kuantitasnya. 

“Begitu juga dengan anyaman, tentunya para wisatawan inginnya membawa pulang buah tangan ke daerah atau negaranya. Untuk itu, saya mengharapkan ada keseriusan baik itu dari pengrajin (UKM) dan juga pemerintah secara berkesinambungan. Jadi ibarat kata gayung bersambut,” kata Sherrin.   

Dirinya selaku ketua Dekranasda menyampaikan terima kasih kepada narasumber yang telah sudi meluangkan waktu untuk hadir bersama dalam pelatihan ini guna membimbing, memberikan ilmu, dan pengalaman yang bermanfaat dalam mengelola bambu.

Dari yang kurang bermanfaat untuk dijadikan sesuatu dalam bentuk kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis yang akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan para pengrajin yang ada dalam Provinsi Jambi.

Sherrin mengharapkan agar para peserta pelatihan dapat menularkan pengetahuan dan pengalaman yang telah didapat selama mengikuti pelatihan kepada yang lain, khususnya di daerah tempat tinggal masing-masing. 

“Mudah-mudahan kedepannya setelah pelatihan ini dan nanti dapat dilatih kembali dapat semakin baik lagi serta menghasilkan produk yang memang layak jual, baik itu dikancah nasional maupun internasional,” katanya.

Ketua Panitia Pelakasana Pelatihan, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi, Irmawati, SE. MM menyampaikan bahwa pelatihan Desain Anyaman Bambu bagi UKM se Provinsi Jambi ini dilaksanakan dari tanggal 21 sampai dengan 24 Mei 2017 di Balai Latihan Koperasi dan UMKM Provinsi Jambi. 

"Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Tim Daya Saing Dekranasda Provinsi Jambi dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi. Selama kegiatan berlangsung panitia menyediakan akomodasi, konsumsi, uang saku, dan uang transport untuk peserta pelatihan," kata Irmawati.
Irmawati menambahkan, peserta yang ikut dalam pelatihan ini adalah pengrajin anyaman bambu yang tersebar di kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi sebanyak 50 orang yang terdiri dari Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 3 orang, Batanghari 5 orang, Tanjung Jabung Barat 3 orang, Bungo 6 orang, Sarolangun 7 orang, Merangin 11 orang, dan Kabupaten Kerinci sebanyak 5 orang.

Mirna, perwakilan peserta pelatihan yang berasal dari UKM Kabupaten Kerinci menyampaikan bahwa dirinya sangat berterima kasih sekali telah diberikan kesempatan untuk mendapatkan ilmu melalui pelatihan oleh instruktur yang berpengalaman. 

“Kami sangat berterima kasih sekali kepada Ibu Ketua Dekranasda dan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jambi, melalui pelatihan ilmu yang selama ini kami  miliki sedikit, jadi bertambah. Dan melalui pelatihan ini kami juga bisa saling berbagi pengalaman dan ilmu,” ujarnya.

Mirna berharap pelatihan ini tidak hanya sampai disini saja, semoga ada kelanjutannya, serta berharap adanya studi banding ke daerah lain yang memiliki kerajinan anyaman yang telah berpengalaman supaya dapat menambah wawasan kami. "Jadi, kami tidak seperti katak dalam tempurung,” sebutnya.

Pada kesempatan itu Sherrin Tharia Zola juga meninjau hasil kerajinan dari para pengrajin yang telah diberi pelatihan tersebut. (Asenk Lee)

Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama