. Arab Saudi Lirik Investasi Pariwisata di Mandalika Lombok dan Sumbar

Arab Saudi Lirik Investasi Pariwisata di Mandalika Lombok dan Sumbar

Panorama Pantai Tanjung Aan, Kawasan Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat (17/6/2016). Potensi kawasan pesisir Mandalika akan menjadi salah satu kawasan keonomi khusus pariwisata yang dikembangkan untuk tujuan wisata unggulan Indonesia. Meski demikian, tantangan pembangunan sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat lokal serta penataan kelestarian lingkungan akan dampak pembangunan besar perlu diperhatikan. KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

PesonaJambi.net-Arab Saudi melirik potensi investasi bidang pariwisata di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Barat (Sumbar). Pertemuan untuk pembicaraan investasi akan dilakukan antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan pihak delegasi Arab Saudi.(Baca: Ini Agenda Raja Salman di Bali)

“Selain melihat langsung destinasi wisata Mandalika, akan ada pertemuan bisnis antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan pihak delegasi Arab Saudi terkait pariwisata," ujar Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah S Thaib, yang didampingi Person In Charge (PIC) Mandalika, T Rahmadi.

Hiramsyah mengatakan, kedatangan Raja Salman ke Bali ini harus jadi penyemangat buat Lombok, supaya jadi destinasi yang sama dengan Bali, baik infrastruktur dan keamanannya. Ia menyebut Lombok baru akan memiliki hotel bintang lima plus setelah kawasan Mandalika rampung. “Karena hotel-hotel yang akan dibangun di sana memang hotel berkelas dunia," jelas Hiramsyah.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Muhammad Faozal menjelaskan bahwa pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, sedang dikebut. Pemerintah telah memberikan kepastian sekaligus memberikan daya tarik bagi penanam modal melalui penetapan PP Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK dan Perpres Nomor 3 Tahun 2015 tentang Proyek Strategis Nasional.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud membawa rombongan besar saat berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan bahwa rombongan yang ikut serta mencapai 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.

Kedatangan Raja Salman ke Indonesia terkait pertemuan kedua negara untuk membahas sejumlah topik. Topik yang akan dibahas dalam pertemuan kenegaraan itu antara lain penambahan kuota jemaah haji, peningkatan wisatawan Timur Tengah ke Indonesia, hingga perlindungan warga negara Indonesia yang bermukim di Arab.

Raja Salman dan rombongan berlibur ke Bali dari tanggal 4 hingga 9 Maret 2017. Namun, status rombongan di Bali bukan lagi tamu negara, melainkan wisatawan biasa.

Wisata Halal NTB

Sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara menaiki kapal cepat menuju Gili Trawangan di pelabuhan Senggigi, Kecamatan Batulayar, Gerung, Lombok Barat, NTB. Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menemui Ketua Investor Arab Saudi di Indonesia Dr Hassan Saeed Bugis di Pendopo Gubernur NTB.

“Beliau datang berkunjung untuk membicarakan lebih kongkret kerjasama investasi para pengusaha Arab Saudi," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov NTB Yusran Hadi.

Dr Hassan Saeed Bugis yang juga keturunan Indonesia, kata Yusron, mengatakan tertarik berinvestasi di sejumlah bidang, salah satunya dalam wisata halal yang sedang digencarkan Pemprov NTB.

“Mereka tertarik untuk investasi di halal tourism, kemudian sektor pertanian khususnya jagung, perikanan dan juga pertambangan," lanjut dia.

Ia melanjutkan, dalam waktu dekat para investor Arab Saudi akan berkunjung ke NTB untuk menindaklanjuti pertemuan ini. Usai pertemuan, Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengajak Dr Hassan Saeed Bugis berkunjung ke kantor Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang mengelola kawasawan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah.

“Bapak gubernur menyambut baik kunjungan ini dan mengapresiasi langkah investor Arab Saudi yang ada di Indonesia untuk melihat dari dekat potensi NTB di berbagai bidang," katanya.

Arab untuk Pariwisata Sumbar

Kehadiran investor dapat mendongkrak nilai kunjungan wisatan mancanegara (wisman) datang ke ranah minang. Untuk itu, kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia menjadi potensi besar untuk mengembangkan wisata. Terutama lokasi wisata andalan.

Praktisi pariwisata Sumbar, Zurizul Pemprov Sumbar perlu mengejar keseriusan rencana investasi dari tanah Arab. Terutama di sektor pariwisata, khususnya kawasan Mandeh.

Menurutnya, ada kesamaan karakter secara psikologis yang dimiliki masyarakat Sumbar dengan Arab. “Pemerintah sudah saatnya proaktif menangkap hal ini. Sebagaimana kita ketahui Arab yang bersifat kerajaan selama ini mengembangkan daerah dengan sistem kerja sama bersama pemilik lahan. Dengan sistem ulayat di Sumbar, ada kesamaan karakter dan kepercayaan secara psikologis terhadap bangsa Arab itu bagi masyarakat dibanding investor dari negara lain,” teranganya.

Owner Ikarsa Tour ini menambahkan, pemda mesti punya kesepahaman di daerah dalam menangkap rencana investasi yang direncanakan Kerajaan Arab.

Diharapkannya, tidak ada upaya-upaya yang dapat menghambat kepentingan pengembangan investasi tersebut hingga rencana besar itu batal.

“Investasi yang direncanaklan itu tidak tanggung-tanggung lebih dari 4 miliar USD. Ini bukti keseriusan mereka. Jadi, persoalan yang selama ini bagi kita seperti birokrasi yang bertele-tele dan memperlambat perencanakan harus dikikis habis karena menghambat investasi,” ucapnya.

Jika investasi Arab itu terwujud, maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat Sumbar. “Starting point-nya, investasi, dan muaranya jelas perekonomian, kunjungan wisatawan meningkat. Oleh karena itu, pemerintah harus proaktif menangkap rencana ini, apalagi Arab Saudi sinkron dengan destinasi wisata halal dunia yang kita miliki,” ujarnya.

Sebelumnya utusan Kerajaan Arab Saudi berkunjung ke Sumbar dan menyatakan ketertarikannya berinvestasi di sejumlah objek wisata yang ada, salah satunya kawasan wisata Mandeh.

“Sumatera Barat menjadi perhatian kita untuk berinvestasi terutama di sektor wisata,” sebut Kepala Bagian Pengembangan Wisata Saudi Arabia, Osama Habes saat pembahasan rencana investasi untuk Sumbar, di Hotel Mercure, Padang.

Pertemuan yang digagas Minang Development Incorporation (MDI) itu, dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Kepala Dinas Pariwisata Pessel Zefnihan, sejumlah lurah dan camat di Padang serta pemerhati pariwisata.

Saat pemaparan dan menampilkan objek wisata Mandeh, utusan raja tersebut terlihat terkagum-kagum dan antusias melihat keindahan alam Mandeh meski hanya lewat video dan gambar. 

Osama Habes mengatakan, Arab Saudi sangat mengenal baik dan sudah sangat dekat dengan Indonesia. Alam Indonesia sangat indah, salah satunya ada di Sumbar. Untuk itu, katanya, tidak tertutup kemungkinan investasi besar-besaran akan dilakukan di Sumbar.

“Masyarakat Sumbar harus terus membenahi skill (keahlian) di berbagai bidang, terutama di sektor wisata, kemudian menyediakan hotel-hotel berkualitas dan membenahi sektor pendidikan,” ujar Osama. (Berbagai Sumber/ PesonaJambi.net/Lee)


Berita Lainya

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama