PesonaJambi.net-Arab Saudi melirik potensi investasi bidang pariwisata di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Barat (Sumbar). Pertemuan untuk pembicaraan investasi akan dilakukan antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dengan pihak delegasi Arab Saudi.(Baca: Ini Agenda Raja Salman di Bali)
“Selain melihat langsung destinasi wisata Mandalika, akan
ada pertemuan bisnis antara Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)
dengan pihak delegasi Arab Saudi terkait pariwisata," ujar Ketua Pokja
Percepatan 10 Destinasi Prioritas, Hiramsyah S Thaib, yang didampingi Person In
Charge (PIC) Mandalika, T Rahmadi.
Hiramsyah mengatakan, kedatangan Raja Salman ke Bali ini
harus jadi penyemangat buat Lombok, supaya jadi destinasi yang sama dengan
Bali, baik infrastruktur dan keamanannya. Ia menyebut Lombok baru akan memiliki
hotel bintang lima plus setelah kawasan Mandalika rampung. “Karena hotel-hotel
yang akan dibangun di sana memang hotel berkelas dunia," jelas Hiramsyah.
Kepala Dinas Pariwisata NTB, H Lalu Muhammad Faozal
menjelaskan bahwa pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok
Tengah, sedang dikebut. Pemerintah telah memberikan kepastian sekaligus
memberikan daya tarik bagi penanam modal melalui penetapan PP Nomor 96 Tahun
2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK dan Perpres Nomor 3 Tahun 2015
tentang Proyek Strategis Nasional.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud membawa
rombongan besar saat berkunjung ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Sekretaris
Kabinet Pramono Anung menyampaikan bahwa rombongan yang ikut serta mencapai
1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Kedatangan Raja Salman ke Indonesia terkait pertemuan kedua
negara untuk membahas sejumlah topik. Topik yang akan dibahas dalam pertemuan
kenegaraan itu antara lain penambahan kuota jemaah haji, peningkatan wisatawan
Timur Tengah ke Indonesia, hingga perlindungan warga negara Indonesia yang
bermukim di Arab.
Raja Salman dan rombongan berlibur ke Bali dari tanggal 4
hingga 9 Maret 2017. Namun, status rombongan di Bali bukan lagi tamu negara,
melainkan wisatawan biasa.
Wisata Halal NTB
Sejumlah wisatawan lokal dan mancanegara menaiki kapal
cepat menuju Gili Trawangan di pelabuhan Senggigi, Kecamatan Batulayar, Gerung,
Lombok Barat, NTB. Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menemui Ketua
Investor Arab Saudi di Indonesia Dr Hassan Saeed Bugis di Pendopo Gubernur NTB.
“Beliau datang berkunjung untuk membicarakan lebih kongkret
kerjasama investasi para pengusaha Arab Saudi," ujar Kepala Biro Humas dan
Protokol Pemprov NTB Yusran Hadi.
Dr Hassan Saeed Bugis yang juga keturunan Indonesia, kata
Yusron, mengatakan tertarik berinvestasi di sejumlah bidang, salah satunya
dalam wisata halal yang sedang digencarkan Pemprov NTB.
“Mereka tertarik untuk investasi di halal tourism, kemudian
sektor pertanian khususnya jagung, perikanan dan juga pertambangan,"
lanjut dia.
Ia melanjutkan, dalam waktu dekat para investor Arab Saudi
akan berkunjung ke NTB untuk menindaklanjuti pertemuan ini. Usai pertemuan,
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengajak Dr Hassan Saeed Bugis
berkunjung ke kantor Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang
mengelola kawasawan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah.
“Bapak gubernur menyambut baik kunjungan ini dan
mengapresiasi langkah investor Arab Saudi yang ada di Indonesia untuk melihat
dari dekat potensi NTB di berbagai bidang," katanya.
Arab untuk
Pariwisata Sumbar
Kehadiran investor dapat mendongkrak nilai kunjungan
wisatan mancanegara (wisman) datang ke ranah minang. Untuk itu, kunjungan Raja
Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia menjadi potensi besar
untuk mengembangkan wisata. Terutama lokasi wisata andalan.
Praktisi pariwisata Sumbar, Zurizul Pemprov Sumbar perlu
mengejar keseriusan rencana investasi dari tanah Arab. Terutama di sektor
pariwisata, khususnya kawasan Mandeh.
Menurutnya, ada kesamaan karakter secara psikologis yang
dimiliki masyarakat Sumbar dengan Arab. “Pemerintah sudah saatnya proaktif
menangkap hal ini. Sebagaimana kita ketahui Arab yang bersifat kerajaan selama
ini mengembangkan daerah dengan sistem kerja sama bersama pemilik lahan. Dengan
sistem ulayat di Sumbar, ada kesamaan karakter dan kepercayaan secara
psikologis terhadap bangsa Arab itu bagi masyarakat dibanding investor dari
negara lain,” teranganya.
Owner Ikarsa Tour ini menambahkan, pemda mesti punya
kesepahaman di daerah dalam menangkap rencana investasi yang direncanakan
Kerajaan Arab.
Diharapkannya, tidak ada upaya-upaya yang dapat menghambat
kepentingan pengembangan investasi tersebut hingga rencana besar itu batal.
“Investasi yang direncanaklan itu tidak tanggung-tanggung
lebih dari 4 miliar USD. Ini bukti keseriusan mereka. Jadi, persoalan yang
selama ini bagi kita seperti birokrasi yang bertele-tele dan memperlambat
perencanakan harus dikikis habis karena menghambat investasi,” ucapnya.
Jika investasi Arab itu terwujud, maka akan meningkatkan
perekonomian masyarakat Sumbar. “Starting point-nya, investasi, dan muaranya
jelas perekonomian, kunjungan wisatawan meningkat. Oleh karena itu, pemerintah
harus proaktif menangkap rencana ini, apalagi Arab Saudi sinkron dengan
destinasi wisata halal dunia yang kita miliki,” ujarnya.
Sebelumnya utusan Kerajaan Arab Saudi berkunjung ke Sumbar
dan menyatakan ketertarikannya berinvestasi di sejumlah objek wisata yang ada,
salah satunya kawasan wisata Mandeh.
“Sumatera Barat menjadi perhatian kita untuk berinvestasi
terutama di sektor wisata,” sebut Kepala Bagian Pengembangan Wisata Saudi
Arabia, Osama Habes saat pembahasan rencana investasi untuk Sumbar, di Hotel
Mercure, Padang.
Pertemuan yang digagas Minang Development Incorporation
(MDI) itu, dihadiri sejumlah pejabat, termasuk Kepala Dinas Pariwisata Pessel
Zefnihan, sejumlah lurah dan camat di Padang serta pemerhati pariwisata.
Saat pemaparan dan menampilkan objek wisata Mandeh, utusan
raja tersebut terlihat terkagum-kagum dan antusias melihat keindahan alam
Mandeh meski hanya lewat video dan gambar.
Osama Habes mengatakan, Arab Saudi
sangat mengenal baik dan sudah sangat dekat dengan Indonesia. Alam Indonesia
sangat indah, salah satunya ada di Sumbar. Untuk itu, katanya, tidak tertutup
kemungkinan investasi besar-besaran akan dilakukan di Sumbar.
“Masyarakat Sumbar harus terus membenahi skill (keahlian)
di berbagai bidang, terutama di sektor wisata, kemudian menyediakan hotel-hotel
berkualitas dan membenahi sektor pendidikan,” ujar Osama. (Berbagai Sumber/ PesonaJambi.net/Lee)
Posting Komentar