(Matra, Jambi) - Provinsi Jambi yang memiliki luas wilayah sekitar 53.435 kilometer (km) persegi dan jumlah penduduk sekitar 3,5 juta jiwa (2016), termasuk salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang memiliki objek wisata yang sangat kaya. Provinsi Jambi yang berada di tengah Pulau Sumatera memiliki 223 objek wisata, terdiri dari objek wisata budaya, sejarah, religi, wisata alam dan lingkungan, wisata minat khusus dan wisata buatan.
Kekayaan objek wisata Provinsi Jambi tersebut tersebar di
dua kota dan sembilan kabupaten. Masing-masing, Kota Jambi sebagai ibukota
Provinsi Jambi, Kota Sungaipenuh di kawasan pegunungan Kerinci, Kabupaten
Kerinci, Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo, Batanghari, Muarojambi,
Tanjungjabung Barat dan Tanjungjabung Timur.
Sebagian objek wisata Jambi sudah mendunia. Misalnya objek
wisata alam dan lingkungan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang memiliki
kekayaan hutan alam dan tetap dijadikan paru-paru dunia.
TNKS yang berada
di wilayah empat provinsi, yakni Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera
Selatan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
No.901/Kpts-II/1999 luas TNKS mencapai 1.375.349,867 hektare (ha) atau 13.750
km².
Sekitar 422.190 ha (30,86 %) kawasan TNKS berada di wilayah
Jambi, yakni di Kabupaten Kerinci dan Merangin. Komite Badan Keajaiban Dunia (World
Heritage Committee) Badan Pendidikan dan Kebudayaan Dunia (UNESCO) telah
menetapkan TNKS sebagai salah satu Hutan Tropis Warisan Dunia (Tropical
Rainforest Heritage) dari Sumatera.
Kemudian objek wisata alam Danau Kerinci di Kabupaten
Kerinci yang sudah dikenal hingga mancanegara. Pesta Danau Kerinci (Festival
Masyarakat Peduli Danau Kerinci) yang sudah digelar sebanyak 15 kali hingga
2016 masuk agenda wisata nasional. Kementerian Pariwisata dan Budaya Republik
Indonesia juga tetap memasukkan Pesta Danau Kerinci dalam daftar agenda wisata
nasional April – Mei 2017.
Danau Kerinci yang berada di kaki Gunung Raya, Kabupaten
Kerinci memiliki luas sekitar 5.000 ha dan kedalaman sekitar 110 meter. Danau
Kerinci yang memiliki air bening dan merupakan salah satu sumber air Sungai
Batanghari berada pada ketinggian 783 meter di atas permukaan laut (dpl).
Kemudian Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 di
atas permukaan laut juga sudah cukup lama terkenal sebagai objek wisata alam
menarik di Kerinci, Jambi. Gunung Kerinci yang merupakan gunung apiaktif
tertinggi di Sumatera bahkan sudah menjadi idola para wisatawan pencinta alam
lokal, regional, nasional dan mancenegara. Hal tersebut nampak dari banyaknya
pendaki Gunung Kerinci setiap perayaan HUT RI dan pergantian tahun.
Besarnya potensi wisata di Kabupaten Kerinci membuat
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia menetapkan
Kerinci menjadi ikon wisata Jambi. Kawasan alam dan budaya Kerinci sudah
ditetapkan menjadi salah satu keajaiban dunia (world heritage). Status
keajaiban dunia yang disandang Kerinci menjadikan daerah tersebut memiliki
nilai jual wisata hingga ke tingkat internasional.
Kunjungan Presiden Ke 6 RI SBY ke Komplek Percandian Muarojambi, 22 September 2011.Foto Aslee.
Selain wisata alam dan lingkungan, Provinsi Jambi juga
memiliki objek wisata religi, sejarah dan budaya yang sudah tersohor hingga
mancanegara, yakni Situs Purbakala, Candi Muarojambi di tepian Sungai
Batanghari, Desa Muarojambi dan Danau Lamo, Kecamatan Marosebo Ulu, Kabupaten
Muarojambi.
Candi Muarojambi yang memiliki luasa areal sekitar 12
km persegi (260 ha) dan panjang lebih dari 7 km merupakan kompleks percandian
terbesar di Asia Tenggara. Candi Muarojambi yang berasal dari abad XI masehi
bekas pusat pengembangan Hindu-Buddha di Sumatera, peninggalan Kerajaan
Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Sejak diresmikan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono
menjadi Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST) yang terdapat di Sumatera tahun
2012, Candi Muarojambi selalu ramai dikunjungi wisatawan, termasuk wisatawan
mancanegara. Festival Candi Muarojambi juga tetap masuk agenda wisata nasional
hingga tahun 2017 ini.
Jambi juga memiliki objek wisata bahari, yakni Sungai
Batanghari yang membentang sepanang 800 km mulai dari daerah pegunungan Kerinci
dan Sumatera Barat hingga pesisir pantai timur Jambi. Kemudian Jambi juga memiliki
wisata bahari di pesisir pantai timur Provinsi Jambi, yakni Kabupaten
Tanjungjabung Barat dan Kabupaten Tanjungjabung TImur.
Berbagai kegiatan wisata rutin dilaksanakan di Sungai Batanghari, yakni lomba pacu perahu (dayung sampan) tradisional dan perahu naga. Lomba dilaksanakan di Sungai Batanghari Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun setiap perayaan hari ulang tahun (HUT) RI, HUT Kota Jambi, HUT Provinsi Jambi dan Lebaran.
Gubernur Jambi, Zumi Zola (kiri) ikut menari tarian Rangguk Kerinci pada Festival Danau Kerinci XV di anjungan Tanjung Hatta, Desa Sanggaran Agung, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, sekitar 419 km dari Kota Jambi, Sabtu (20/8/2016). (PesonaJambi.net/Rds)
Jambi juga tak kalah dalam hala daya tarik dan
kekayaan seni – budaya yang bisa dijualkepada wisatawan. Masyarakat Kerinci
memiliki seni budaya tarian khas tradisional, yakni tari rangguk yang selalu
dipertunjukkan setiap pelaksanaan Pesta Danau Kerinci. Kemudan masyarakat Jambi
juga memiliki kekayaan tari zapin Melayu yang sudah sering ditampilkan di even
– even atau pergelaran seni-budaya tingkat nasional.
Di bidang usaha ekonomi kreatif juga, Jambi tidak kalan
dibanding daerah lain di Indonesia. Jambi memiliki sentra kerajinan batik
tradisional di Seberang Kota Jambi, Kota Jambi dan di beberapa kabupaten.
Selain itu Jambi juga memiliki sentra kerajinan di berbagai kabupaten dan kota,
sentradodol nenas di Desa Tangkit, Kecamatan Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi,
sentra dodol kentang di Kota Sungaipenuh dan Kerinci dan sentra usaha
ekonomi kreatif lainnya
Sumber Pendapatan
Kekayaan potensi wisata dan usaha ekonomi kreatif Jambi
tersebut perlu dikelola lebih baik di masa mendatang dalam rangka
meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat Jambi. Jika dikelola lebih
profesional, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa menjadi penopang utama
ekonomi daerah dan masyarakat.
Hal tersebut dapat dilihat dari perbaikan pengelolaan
wisata dan usaha ekonomi kreatif Jambi selama ini. Salah satu contoh,
meningkatnya pendatapan asli daerah (PAD) Provinsi Jambi dari hasil usaha
pengelolaan wisata Taman Rimba atau Kebun Binatang Kota Jambi.
Sumbangan atau
kontribusi Taman Rimba terhadap PAD Provinsi Jambi tahun 2015 mencapai Rp 2,2
miliar atau meningkat dari PAD yang dihasilkan objek wisata lingkungan itu
tahun 2014 sekitar Rp 1,79 miliar dan tahun 2012 sekitar Rp 1,3 miliar. Tahun
2011 lalu, ketika Taman Rimba belum dikelola, PAD yang dihasilkan hanya Rp 600
juta. Sedangkan PAD yang dihasilkan Taman Rimba Januari – Mei 2016 atau satu
semester saja sudah mencapai Rp 929 juta.
Nah, bila seluruh objek wisata di Jambi dikelola secara
profesional, tentunya PAD Jambi dari sektor wisata dan ekonomi kreatif bisa
menghasilkan uang hingga ratusan miliar. Namun kenyataan belum seperti
yang diharapkan.
Pengelolaan wisata Jambi yang belum maksimal selama ini
membuat hasil yang diperoleh juga tidak maksimal. Sebagai contoh bisa dilihat
dari hasil sektor wisata Jambi tahun 2016. PAD Jambi dari retribusi dari sektor
wisata dan penginapan di Jambi hingga Juni 2016 hanya mencapai Rp 700 juta. (Dispenda
Provinsi Jambi, 2016).
Nenas Tangkit
Melihat masih rendahnya kontribusi sektor wisata dan usaha ekonomi kreatif terhadap PAD Jambi, maka pembangunan wisata dan ekonomi kreatif di Jambi perlu ditingkatkan. Kemajuan wisata dan usaha ekonomi kreatif di Jambi dapat dipercepat melalui pembenahan sarana dan prasarana objek wisata, infratruktur jalan dan pembinaan kesadaran wisata dan usaha ekonomo kreatif masyarakat.
Kemudian promosi wisata Jambi secara intensif dan luas juga
perlu dilakukan melalui media online seperti PesonaJambi.com untuk meningkatkan
kunjungan wisata ke Jambi, baik kunjungan wisata regional, nasional dan
mancanegara. Selama ini kunjungan wisatawan ke Jambi masih relatif rendah. Hal
itu dipengaruhi promosi wisata yang belum maksimal serta pembenaahan sarana dan
prasarana wisata yang masih kurang.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Jambi, kunjungan
wisatawan mancanegara nusantara ke Jambi tahun 2016 baru mencapai 11.000
orang. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Jambi tersebut masih bisa
ditingkatkan hingga mencapai ratusan ribu orang jika pengelolaan wisata Jambi
dilakukan secara maksimal.
Kunjungan wisata ke Jambi selama ini hanya didominasi
wisatawan nusantara. Selama 2016, kunjungan wisatawan nusantara ke Jambi
sekitar 2 juta orang. Kunjungan wisata ke Jambi tersebut masih rendah dibanding
kunjungan wisatawan ke daerah tetangga Jambi, yaitu Provinsi Sumatera Barat
(Sumbar).
Kunjungan wisatawan nusantara ke Sumbar hingga
September 2016 mencapai 5,2 juta orang dan kunjungan wisatawan mancanegara
sekitar 34.366 orang. (Portal Pemprov Sumbar, 2016). Nah, pariwisata dan usaha
ekonomi kreatif Jambi perlu terus berbenah untuk meningkatkan kunjungan wisata
ke Jambi sekaligu meningkatkan kontribusi sektor wisata dan ekonomi
kreatif terhadap perekonomian masyarakat dan daerah Jambi.***(Matra/R
Sar Manihuruk - Dari berbagai sumber)
Posting Komentar