Gubernur Jambi, Zumi Zola (tiga dari
kanan) didampingi Bupati Kerinci, Adi Rozal (dua dari kanan) meninjau kondisi
bandara Depati Parbo, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi di sela-sela Festival
Danau Kerinci XV, Senin (22/8/2016). (PesonaJambi.net)
(Matra, Jambi) - Kemudahan dan kecepatan akses ke
suatu daerah menjadi salah satu kunci dalam meningkatkan kunjungan wisata.
Karena itu daerah-daerah wisata yang mudah dijangkau, baik melalui udara, darat
dan laut selalu ramai dikunjungi wisatawan. Kemudahan akses itulah yang
dibutuhkan agar wisata Kerinci bisa semakin ramai dikunjungi wisatawan.
Selama ini Kerinci yang memiliki
kekayaan wisata kelas duni masih sulit dikunjungi wisatawan karena akses jalan
darat dari Kota Jambi dan Padang, Sumatera Barat yang jauh dan sulit. Untuk
mengatasi hal tersebut, sudah ada sebenarnya bandara perintis di Kerinci, yakni
Bandara Depati Parbo. Namun hingga kini, penerbangan ke bandara di daerah
pegunungan tersebut masih belum lancar. Hal tersebut disebabkan sarana dan
prasarana bandara yang belum lengkap, serta infrastruktur bandara, khususnya
landasan pacu bandara yang masih kurang memadai untuk penerbangan komersial.
Untuk meningkatkan peran Bandara
Depati Purbo dalam percepatan kemajuan pariwisata Kerinci, tentunya Kementerian
Perhubungan perlu pemperhatikan kondisi bandara Depati Parbo. Bandara Depati
Parbo sudah bisa dibangun menjadi bandara representatif. Pengembangan bandara
Depati Parbo penting untuk mendukung upaya peningkatan kunjungan wisata ke
Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
“Saya akan menghadap Menteri
Perhubungan ke Jakarta untuk mengajukan proposal pengembangan bandara Depati
Parbo. Mudah-mudahan Menteri Perhubungan mendukung pengembangan bandara Depati
Parbo. Anggaran pembebasan lahan untuk pengembangan bandara Depati Parbo sudah
masuk pada rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBN) 2017,”kata
Gubernur Jambi, Zumi Zola ketika
meninjau kondisi bandara Depati Parbo, Kerinci, Jambi baru-baru ini.
Menurut Zumi Zola, kemiskinan
infrastruktur perhubungan menjadi penyebab utama rendahnya minat wisatawan
berkunjung ke objek-objek wisata di daerah pegunungan, Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jambi akan memperjuangkan peningkatan pembangunan infratruktur perhubungan
Kerinci, khusunya bandara Depati Parbo, Kabupaten Kerinci.
Dikatakan, bandara Depati Parbo belum
sepenuhnya mampu mendukung peningkatan kunjungan wisata ke Kabupaten Kerinci
dan Kota Sungaipenuh karena kondisi infatruktur perhubungan, khusunya bandara
yang kurang memadai. Karena itu sarana dan prasarana bandara Depati Parbo yang
sangat mendesak diperbaiki, yaitu landasan pacu (runway), fasilitas system
pengamanan pendaratan pesawat (instrument landing system) dan areal
perkantoran. Kemudian jumlah penerbangan
ke Kerinci juga perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
Jalan di perbukitan menuju Kerinci yang rawan longsor, rusak dan sempit mengurangi minat wisatawan berkunjung ke daerah pegunungan itu. (PesonaJambi.net/Ist)
Menurut Zumi Zola, bandara Depati Parbo saat ini hanya bisa
didarati pesawat kecil berpenumpang rata-rata 60 orang karena keteratasan
landasan pacu bandara tersebut. Landasan pacu bandara Depati Parbo kini hanya
memilikipanjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Landasan pacu bandara tersebut
perludiperpanjang minimal menjadi 2.600 meter dengan lebar 100 meter agar dapat
didarati pesawat jenis boeing.
"Nanti kami akan tunggu arahan
dari Menteri Perhubungan bagaiman cara agar bandara Depati Parbo cepat
dikembangkan. Kami tetap menginginkan bahwa pengembangan Bandara Depati Parbo
harus terus dilaksanakan. Sekarang gedung ruang tunggu penumpang bandara ini
sedang dalam proses rehabilitasi. Tinggal bagaimana fasilitas pendukungnya
segera ditambah agar bandara ini benar-benar representatif untuk memacu
kunjungan wisata,"katanya.
Sementara itu anggota Komisi V DPR RI
asal daerah pemilihan (Dapil) Jambi, H Bakri mengatakan, pihaknya juga akan
memperjuangkan peningkatan infrastruktur untuk peningkatan kunjungan wisata ke
Kerinci, terutama peningkatan pembangunan fasilitas bandara Depati Parbo.
"Runway harus ditingkatkan agar
pesawat ukuran besar bisa mendarat. Jika bandara Depati Parbo sudah bisa
didarati pesawat ukuran besar, saya yakin jumlah kunjungan wisatawan akan
meningkat,"katanya.
Menurut H Bakri, rendahnya kunjungan wisata ke
Kerinci disebabkan masalah sulitnya kan soal transportasi. Bila menggunakan
angkutan darat, jarak tempuh dari Kota Jambi ke Kerinci mencapai 10 hingga 12
jam. Karena itu wisatawan enggan berkunjung ke Kerinci. Padahal daya tarik
wisata Kerinci cukup komplit. Ada wisata alam, Danau Kerinci, Gunung Kerinci,
wisata lingkungan, wisata sejarah. wisata budaya dan berbagai hasil usaha ekonomi kreatif utuk oleh-oleh wisata.(Matra/Rds)
Posting Komentar